CHAPTER 6

5.8K 476 23
                                    

"Please don't make me remember something that I don't want to" - Redsqueen

***

Hingga waktu makan malam tiba, aku masih terus memikirkan kejadian tadi siang. Sungguh-sungguh menyita semua waktu untuk terus memikirkannya.
Apa yang telah terjadi? Bagaimana mungkin aku melakukan hal yang tidak pantas, terlebih dengan seorang Professor.

Semangkuk kecil nasi ini tidak mampu menggugah selera makanku yang telah menguap entah kemana. Kupandangi makanan dihadapanku sambil memegang sumpit yang serasa kehilangan nilai fungsinya.

Mungkin tindakanku membuat bingung penghuni rumah ini. Bagaimana tidak, ekspresi wajahku seperti seseorang yang telah kehilangan sesuatu. Ya, sesuatu yang sangat berharga. Aku kehilangan ciuman pertamaku.

Apakah itu adalah hal yang buruk?

Setelah sekian lama terdiam, kudengar suara Oppa mencoba mencairkan suasana.

"RaeHee, makanlah. Itu tidak akan habis hanya dengan dipandangi saja" katanya sambil sedikit menuangkan gurauan.

"Arrasseo" kataku patuh, tanpa ada perlawanan. Terdengar dingin dan serius.

Memakan suap demi suap, terasa berat ketika yang kulihat makanan itu mencoba menerobos mulut dan melalui bibirku. Bibir yang telah ....

Astaga, aku benar-benar sudah mulai gila.

"Tidak biasanya kau terlihat tidak menghargai makanan yang disajikan, ada apa RaeHee???" interupsi DongHae Oppa dengan nada sedikit kecewa.

Aku langsung menegadahkan wajahku dan menatap kedua orang dihadapanku. Kulihat wajah Eomma yang terlihat khawatir. Sedikit merasa bersalah jika ditatap seperti itu oleh mereka.

"Nan gwenchana. Jeongmal" jawabku sedikit membubuhi kebohongan.

Tidak butuh waktu lama untukku segera menyelesaikan makan malam. Kuletakkan mangkuk dan gelas kotor kedalam bak pencuci piring lalu kutinggalkan begitu saja. Aku sedang tidak dalam mood untuk membersihkannya.

Kulangkahkan kaki menuju kamar dengan dominan warna merah, yang tidak lain adalah kamarku. Entah mengapa, aku suka sekali warna merah. Warna merah bagiku adalah sesuatu yang indah namun memancarkan power bagaikan magnet, yang terus menerus terpancing untuk menatapnya.

Kulihat jam dinding diatas tempat tidur queen size ku masih menunjukkan pukul 8 malam. Terlalu dini untuk memejamkan mata, dan terlalu malam bila harus berjalan-jalan keluar hanya sekedar untuk mencari udara segar.

Akhirnya kuputuskan untuk membuka jendela yang menjadi pembatas menuju balkon. Balkon ini adalah tempat favoritku untuk menenangkan pikiran.

Pemandangan Seoul dimalam hari sangat indah bila dilihat dari atas ketinggian. Lampu-lampu yang gemerlap, menandakan aktivitas manusianya yang tak pernah padam. Lalu dihiasi bintang-bintang sebagai penghias langit malam yang gelap. Sungguh, pemandangan yang sempurna.

Belum lama menikmati suasana, kudengar pintu kamar ku mulai terbuka. Seiring dengan itu, sebuah langkah kaki terdengar mendekat.

Kutolehkan kepalaku menuju suara berasal, "Oppa! Kau mengagetkanku" kataku ketika yang kulihat adalah DongHae Oppa berjalan sambil mengendap-ngendap.

"Mianhae, aku hanya ingin mengagetimu. Tapi sepertinya gagal" katanya sembari menggaruk kepala yang kurasa tidak gatal dan disusul dengan senyuman. Itu hanyalah ekspresi jika ia merasa bersalah.

"Apa yang kaulakukan malam-malam diluar ruangan? Tidakkah kau tau, udara malam hari sangat dingin dan tidak baik untuk kesehatan" tanyanya penuh keigintahuan.

FIEND (Cho Kyuhyun)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang