CHAPTER 4

5.8K 465 19
                                    

"The day I lost you, that's exactly the day to realized that I loved you" - Redsqueen

***
RaeHee's POV

Saat terbangun dari tidur itu adalah moment dimana kau akan merasa seperti orang yang hilang dan tersesat, percayalah. Karena itu yang aku rasakan saat ini.

Mencoba mengingat apa terjadi, kemudian terlintas dalam pikiranku ketika hujan itu tiba dan semua begitu menyesakkan. Dan selanjutnya, aku bisa melihat bahwa apa yang ada disekelilingku, bukanlah properti yang ada di kamarku.

Ya Tuhan, ini kamar DongHae oppa.

Segera aku beranjak dari tempat tidur untuk keluar dari sini. Namun tiba-tiba pintu kamar mandi terbuka dengan lebar. Menampakkan sosok menawan yang hanya mengenakan handuk sebatas pinggang. Ini benar-benar cobaan indah di pagi hari.

Astaga RaeHee apa yang sedang kau pikirkan.

Kugelengkan kepalaku untuk menghilangkan pikiran mesum sembari memulai percakapan ringan.

"Op-oppa, aku ke kamar dulu" berkata tergagap dan menatap lantai.

Kubalikkan badan lalu berjalan ke arah pintu, saat kuputar gagang pintu dengan tangan kanan tiba-tiba kurasakan sebuah sentuhan hangat di lengan kiriku.

"Are you okay?"

"Huh?" fokus RaeHee!

"Neo, gwenchana?" dengan ekspresi serius dan khawatir terlihat di wajahnya.

"Nan gwenchana" kujawab tanpa berani menatap matanya, sungguh mengapa saat ini jantungku berdebar begitu kencang.

Tanpa kata, aku segera menuju kamar untuk bersiap-siap berangkat kuliah.

Ya Tuhan, perasaan apa ini.

---

Setelah tiba di kampus, aku segera keluar dari mobil DongHae oppa, tentu saja yg tidak lupa mengingatkan untuk menjaga diri dan menelpon jika jam kuliah sudah selesai. Tipikal guardian angel, as always.

Melewati koridor kampus, segera aku menuju kelas literature, dan bahasa inggris adalah subjek bahasa utama yang kupilih untuk dipelajari. Entah mengapa aku justru mengambil bahasa yang tidak biasa dipakai sehari-hari.

Aku mulai menyukai bahasa inggris sejak aku menemukan salah satu novel klasik dari Jane Austen, mungkin banyak yang sudah membacanya. Sejak itu pula aku menjadi terobsesi untuk mempelajari literature inggris, karena aku bercita-cita untuk menjadi penulis, walaupun konsentrasi studiku dibidang manajemen.

Bukankah jika kau ingin menjadi penulis, hal pertama yang harus kau lakukan adalah membaca. Mmm..... mungkin.

Lupakan itu hanya penilaianku.

Setelah sampai di depan pintu kelas, aku langsung memasuki kelas mengambil duduk di sebelah dinding pojok kiri. Menegok ke sebelah kanan, aku bisa melihat ke segala arah mulai dari ujung hingga ke ujung. Aku baru sadar jika ruangan ini sunguh-sungguh besar dan luas. Namun sayang, hanya baru beberapa siswa yang hadir.

Aku memilih mengeluarkan iPod usang untuk mendengarkan lagu favorit yang bahkan sudah kuputar berkali-kali namun tidak membuat bosan. Lagu Love Me Like You Do dari Ellie Goulding, aku sangat menyukainya. Bahkan aku berani bertaruh jika banyak orang juga menyukai soundtrack dari Fifty Shades of Grey.

Bergumam mengikuti irama, tak lama bell berbunyi, pertanda kelas pertama dimulai. Semua siswa dengan terburu memasuki kelas dan mencari tempat duduk dimanapun yang mereka inginkan, selagi bangku masih kosong. Tiba-tiba muncul seseorang berpawakan lima puluh tahunan yang dapat kuasumsikan sebagai pejabat humas fakuktas literature melihat dari jas yang dikenakan.

"Ladies and Gentlemen in class, anttention please" katanya dengan aksen Inggris yang fasih.

"Seperti yang diketahui bahwa Mr. Johnson merupakan profesor yang mengajar di kelas English literature, sudah dipindah tugaskan ke negara asalnya Inggris. Sebagai gantinya, akan ada profesor pengganti yang baru. That's all, Thankyou guys" dan seluruh siswa tidak tahu harus merespon seperti apa, maklum ini baru hari kedua berkuliah.

Setelah pejabat humas universitas meninggalkan kelas, disusul masuklah seseorang yang kuasumsikan adalah profesor baru.

Figur yang tinggi, dengan jaket panjang selutut yang membalut tubuhnya indah. Aku tidak begitu memperhatikan, hanya meletakkan headphones dan iPod kedalam tas. Kemudian aku mendengar geraman dari siswa putri, seperti terkagum atau terpesona. Entahlah......

"Profesor, neomu neomu handsome" gumam sebagian siswa itu.

Setelah meletakkan iPod, aku membalikkan badan ke arah depan. Yang kudapati adalah profesor yang sudah melepas jaket penghangat, sekarang hanya terlihat mengenakan celana kain dan kemeja putih dengan lengan tergulung hingga ke siku. Terlintas dalam pikiranku, sepertinya aku pernah melihat.

"Sorry for late class, my name is Cho Kyuhyun. You can call me Professor Cho or Seosangnim" tukasnya.

Professor, Cho...

Ya, lelaki di taman waktu itu. Mungkinkah? Tapi aku yakin!

"Ok, sedikit informasi. Saya warga negara Korea. Hanya saja, sudah sejak lama tinggal di US. Baru dua hari lalu saya kembali ke negara ini" katanya sambil melirik kearah.... ku?

"Mungkin ada beberapa siswa disini yang bukan berasal dari fakultas literature. Tapi saya yakin kalian termasuk kelas bilingual. So I would like to use both English and Korean. Be ready for your first assignment" berkata sambil menunjukkan smirk, yang entah itu pertanda baik atau justru buruk.

Setelah sesi perkenalan, Professor Cho menyuruh kami untuk mengeluarkan selembar kertas dan alat tulis. Dalam hal ini, tugas pertama kami adalah menulis apa yang sedang dipikirkan saat bertemu seseorang untuk pertama kali. Tapi, dalam pertemuan tersebut justru kita menganggap orang itu adalah takdir kita.

When you met your destiny for the first time adalah judul utama yang harus dikerjakan. Setelah sekian lama berpikir, aku mulai memiliki ide untuk menungkannya dalam tulisan.

When you met your destiny for the first time. Kau akan merasa jantungmu berdebar tidak menentu terhadap orang tersebut. Seakan-akan kau sedang mengalami serangan jantung secara tiba-tiba.

Ketika kau ingin mencoba menghentikan debaran tersebut, namun hatimu justru berkata sebaliknya.

Saat kau menatap matanya, adalah saat dimana kau akan terjatuh kedalam sesuatu yang dalam dan tidak bisa untuk bangkit ketempat semula kau berasal.

Ingin rasanya kau berteriak bahwa ia adalah milikmu, but... you have no right to do that. Cause he/she is not belong to you for that time.

Setelah menuliskan beberapa paragraf, tidak terasa waktu untuk mengerjakan sudah berakhir.

"Kumpulkan tugas kalian di ruangan saya" perintahnya.

"Dan, kau Ms." katanya lagi sambil menunjuk ke arahku.

"Kumpulkan jadi satu tugas teman sekelas, then give it to me....." berhenti sejenak untuk mengeluarkan smirk di bibirnya.

"in my private room"

-------------------------------------------------------------
Hayoloh, disuruh keruangan privatnya KYUHYUN!!!! Kira-kira mau diapain ya.... :p

Anyway, thankyou buat 11 votes di chapter 3. Semakin cepat kalian vote, semakin semangat aku buat nulis.
Untuk yang sudah komen, terimakasih. Saya baca kok ^^~

SALAM KENAL DARI SAYA, SEORANG READER YANG INGIN MENULIS.

MOHON KASIH VOTE, KOMENTAR, ATAU APAPUN. SAYA MASIH AWAM, JADI BUTUH SEKALI YANG NAMANYA KOMENTAR UNTUK MENGETAHUI LETAK KEKURANGAN.

MOHON BIMBINGANNYA ^~^

>>>>> 15 VOTES UNTUK NEXT???

FIEND (Cho Kyuhyun)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang