CHAPTER 2

7.9K 488 16
                                    

'Oneday, you'll  just be a memory to some people. Do your best to be a good one' - unknown.

***

Kuliah dihari pertama entah terasa berlalu begitu cepat, mungkin ini dikarenakan hari pertama.

Semua mahasiswa kemudian bergegas merapikan meja lalu meletakkan peralatan di loker masing-masing, begitupun juga RaeHee.

Selepas keluar dari tempat laci penyimpanan, ia hanya terus berjalan sambil memandangi ubin bercorak abstrak. Entah apa yang sedang dipikirkannya, namun dari sekilas melihat, gadis ini ternyata tidak sedang berpikir, melainkan melamunkan hal entah apa itu.

Sampailah ia pada gerbang universitas, hal yang dilakukannya adalah merutuki kebodohannya sendiri.

'Apa yang kulakukan? Harusnya aku menghubungi DongHae oppa untuk menjemputku. Kalau begini caranya, aku akan merepotkan saja. Lebih baik aku menaiki bus umum.' Tukas gadis itu dalam hati.

Setelah mengetahui apa yang akan dilakukan, RaeHee pun mulai melangkahkan kakinya bergegas meninggalkan gedung Universitas bergaya klasik ini.

Dia tidak ingin langsung pulang sebenarnya,
'mungkin berjalan-jalan sebentar di taman? Ah, iya!'
Lagi, ia bermonolog dalam hati.

Melangkahkan kaki menuju taman, saat melewati pedestrian, sedikit terkagum akan beberapa toko fashion serta accessories sejenisnya berjajar disepanjang jalan. Kaca putih nan tebal yang menjadi pelapis, seakan menyadarkan RaeHee bahwa selamanya dia tidak akan memiliki barang yang terpajang dibalik kaca itu. 'Ya, tidak mungkin'.

RaeHee bukan gadis miskin yang tidak mampu membeli beberapa potong pakaian yang bertengger di mannequin, hanya saja ia cukup tahu diri untuk tidak merepotkan eomma -DongHae- yang sudah membesarkannya selama sepuluh tahun ini.

Ya, ia tidak ingin merepotkan. Diberi makanan sehari tiga kali itu saja sudah sangat disyukuri. Bahkan RaeHee tak bisa membayangkan, bila tidak ada eomma asuhnya, mungkin ia akan berakhir menyedihkan di dalam panti asuhan —rumah tempat orang-orang yang tidak mendapatkan kasih sayang orang tua.

Setelah dirasa berjalan beberapa menit, sebentar lagi ia akan sampai di taman yang dituju. Bahkan bau pepohonan sudah sangat terasa menyegarkan hidung dan pikiran.

Dari jarak seratus meter didepannya, RaeHee dapat melihat bunga berwarna-warni bermekaran. Sangat indah dipandang. Banyak para lansia yang melakukan gerakan pemanasan, atau hanya sekedar duduk santai di dekat pohon rindang.

Semakin memasuki area taman, banyak sekali terlihat anak kecil berlarian, bermain, bergurau, tentunya dengan orang tua mereka. Ahh, orang tua... RaeHee tidak punya lagi sekarang, jadi jangan salahkan bila is sedikit iri melihat pemandangan keluarga itu.

Taman kota ini sangatlah luas, bahkan dengan luasnya, sampai dibangun sebuah danau buatan yang juga tidak kecil. Benar-benar mencerminkan suasana pegunungan. Tak lupa, beberapa pondok yang biasa disebut gazebo dibangun disekeliling area danau. Untuk bersantai dan melihat pemandangan jika sudah lelah berkeliling -mungkin-.

RaeHee mulai mengedarkan pandangan guna mencari tempat yang nyaman untuk sekedar duduk santai. Kemudian pilihannya tertuju pada pohon maple yang mulai berguguran, karena ini mendekati musim gugur. Ia langsung mendudukan diri dan meluruskan kaki yang mulai terasa pegal setelah berjalan dan berkeliling taman.

Melihat jam tangan, ternyata sudah masuk waktu makan siang. Teringat akan bekal yang dibawa sedari pagi, gadis berambut coklat semu itu mulai membuka tas dan mencari kotak makan. Kemudian ia mulai memakannya dengan penuh keheningan. Menikmati rasa masakan eomma DongHae mungkin.

FIEND (Cho Kyuhyun)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang