Bab 2 - Baper sebelah hati

4.1K 412 122
                                    

Hening.

Peraturan yang ada di perpustakaan adalah tidak boleh ada yang berisik, bahkan membawa makanan atau minuman pun dilarang. Tapi kalau bawa ponsel, boleh kali ya?

Zuri ceritanya duduk nyaman di sini, dengan dua buku tebal yang dia ambil dari rak khusus buku-buku Biologi. Dia menunduk, dia tampak fokus sekali membaca, dan sesekali dia memang tersenyum menyudut.

"Yawlaah ... senyumnya...."

Bukan hanya satu atau dua orang saja yang mengagumi bagaimana bersinarnya wajah Zuri saat ini, apalagi dengan rambutnya yang terurai-terurai apik. Berasa kayak minta disisihkan ke belakang telinga, biar manisnya tambah bikin diabetes.

"Yah!" Mendadak Zuri mendengus kecewa. "Kok adegan ciumannya enggak jadi!"

Dengusan Zuri, sukses membuat lima cowok yang duduk bergerombol; yang memata-matainya dari kejauhan sedikit terkejut melihat bagaimana ekspresi Zuri saat ini.

Untung saja, mereka itu duduknya berjauhan dari tempat Zuri berada. Kalau tidak, mereka pasti bisa melihat, benda apakah yang sebenarnya jadi fokus Zuri sedari tadi. Benda itu adalah ponselnya, dan dia sedang membaca Wattpad. Bukan mempelajari bagaimana sistem fotosintesis terjadi. Dia lebih tertarik untuk membaca kisah tentang sepasang kekasih yang gagal berciuman karena diinterupsi oleh sebuah blitz kamera.
Zuri mengerucutkan bibirnya kesal. Dia kecewa dengan authornya, sudah dia tunggu-tunggu update cerita dari kapan tahun, dan pas ada pembaharuan, adegan kissingnya tidak ada! Cuma nyerempet dikit, kan enggak asyik. Kurang nista ini namanya!

"Hai," sapa seseorang tiba-tiba, dan membuat Zuri sontak menutup bukunya, dengan ponsel miliknya berada di balik sana.

"Ha ... hai," balas Zuri rada gagap.

Gimana dia enggak guguplah, orang-orang taunya dia lagi belajar, bukannya baca novel online.

"Sendirian aja nih?" Cowok itu duduk dengan nyamannya.

Zuri mengangguk, padahal di dalam hatinya, dia ngoceh; udah tau sendiri, ngapain nih cowok pake nanya!

Mata Zuri berkedip dua kali, saat menyadari kalau manusia di depannya adalah seorang cowok.

"Hai," ulang Zuri sambil menata rambutnya, centil-centil pe'a.

Zuri kembali menatap lebih cowok jangkung yang duduk di depannya dari atas ke bawah. Menurut deskprisi yang ada di otak Zuri, cowok di depannya berpakaian cukup rapi, jam tangan yang kelihatan mahal, giginya putih saat tersenyum, dan dia pakai parfum ala cowok-cowok cool.

Mulailah.... Otak Wattpad mode-on milik Zuri; untuk beraksi!

Jangan-jangan dia itu anak konglomerat yang lagi nyamar buat nyari calon istri yang enggak gila harta; pikir Zuri setelah dia agak cukup lama memperhatikan penampilan cowok itu lebih saksama.

"Zuri?" Si cowok melambaikan tangannya di depan wajah Zuri, karena ternyata sedari tadi tuh cowok ngajak Zuri ngobrol, cuma Zuri tidak kunjung menyahut.

"Eh? Apa?" Zuri baru balik ke dalam kesadarannya.

Cowok itu tersenyum manis. "Dari tadi gue ajak ngomong, lo diem aja. Lo lagi mikirin apa sih?"

Why I'm Single Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang