Pengorbanan

257 16 3
                                    

"Kyyaa!"

Cipratan air berceceran di wajah putih sang merah. Ia menyekanya, dan kembali menyibak air sungai. 

"Kyaa! Mito chan. Hentikan!" Caramel menunduk merendahkan kemungkinan ia terkena cipratan kembali. Tangannya bergerak kedepan meminta temannya menyudahi kegiatannya.

"Tidak bisa. Kau yang pertama melakukannya!" Tubuhnya maju satu langkah. Kedua tangannya kembali memukul mukul permukaan sungai  disusul cipratan air yang menyebar.

"Lah, kalian mulai lagi ya?" Hashirama datang tanpa diundang. Begitu juga dengan Madara di belakangnya.

Semenjak kejadian itu, mereka berempat memang jadi sering kumpul bersama di tepi sungai. Entah kenapa, tapi rasanya tidak lengkap jika sehari tidak bersama.

"Uh, Madara dan Hashirama. Sejak kapan kalian disana? Kemarilah." Bujuk Mito.

"Mm, begini. Aku sudah mandi tadi. Jadi,..."

"Sudahlah jangan malu malu"

Byuur!!

Hashirama kaget. Bagaimana tidak? Madara kembali jahil dengan mendorong tubuhnya jatuh bergabung dengan satu temannya di sungai. Sementara Sasaki memilih menepi karna tak mau terlibat.

Perlahan kepalanya muncul di permukaan. "Madara teme! Kenapa kau selalu menggangguku? Baka!"

"Aku tidak menggangumu Dobe. Aku mencoba membant-..."

Byuur!!

Belum selesai si Raven berbicara, Hashirama langsung menyerobot dengan menarik tangan Madara hingga ikut terjatuh ke sungai.

"Baka! Kau membuat kimonomu kembali basah. Lihatlah!" Madara merebah tubuhnya. Dan berjalan kembali ketepian tanpa memperdulikan kedua temannya yang masih tertawa.

Sesampainya disana, ia melihat Sasaki yang sedang siaga lengkap dengan byakugan yang aktif. Madara yang sedikit penasaran, mencoba mendekati dan menegurnya. Tapi niatnya urung saat mengerti apa sebabnya ia melakukannya. Dirinyapun ikut terdiam.

"Hahaha... yang tadi itu benar lucu. Itu akan dikenang." Hashirama tertawa penuh kemenangan setelah berhasil mempermalukan sahabatnya di depan umum. Umum?

"Apa perlakuanmu juga akan dikenang pada anak cucumu?" sahut balik Mito.

"Ah! Itu...."

Donngg....

"Ma, maaf"

Hashirama tak berubah. Ia tetap pundung pada siapa saja. "Memang tidak berubah. Eh?"

Akhirnya perhatian gadis maroon teralihkan oleh kedua temanya yang dari tadi terus menerus bungkam. Ia pun menepi dan mendekati Sasaki yang masih aktif dengan byakugannya. Jangan lupakan ia menoleh beberapa kali.

"Saki? Apa.."

"Kau tidak merasakannya Mito? Ini terlalu jelas." Saki membuka suaranya. Juga menarik minat sang mangkok untuk mendekat.

"Apa? Aku tidak merasakannya?"

"SHINOBI!!"

Mereka bertiga langsung terkejut begitu Madara tiba tiba teriak setelah begitu lama terdiam. Semak semak dari hutan bergoyang keras. Langkah kaki cepat langsung terdengar disana.

"Well, kau pintar mendeteksi bocah landak." Tanpa aba aba tubuh Sasaki dan Mito langsung terbentengi tubuh kedua teman lelakinya. Madara pada Sasaki, dan Hashirama pada Mito.

"Apa yang kalian mau?" Hahsirama bertanya. Meskipun ia agak ragu.

Pemimpin dari clan Hongorumo tersebut semakin dekat pada keempat bocah yang belum apa apa jika berbanding dengan jumlah pasukan yang dikawalnya.

"Kami ingin informasi. Informasi dari  masing masing clan kalian."

Gawat!!

Hanya kata itu yang muncul di benak mereka berempat. Ini sungguh gawat. Bagaimana jika masing masing dari mereka tahu nama clan dari temannya? Jika tak segera di tangani, pihak musuh akan lebih dulu tahu akan rahasia mereka berempat, dan membeberkannya langsung di hadapan teman temannya.

"Kyyaa!!"

Ketiga orang itu menoleh bersamaan pada sumber suara, dan mendapati sang caramel yang sedang di bekap dari belakang.

"Saki!"

"Apa yang kau lakukan?! Lepaskan dia!" Madara membela

"Tentu saja tidak. Kami akan membawanya"

"Dasar..!"

Akkhh!!

Iris onyx itu kembali memutar mengikuti tubuhnya yang berbalik. 'Kuso!'

Tanpa sepengetahuan dirinya, kedua temannya yang lain jadi ikut korban gara gara perhatian mereka teralih oleh Sasaki yang sudah jatuh duluan.

"Jangan tegang begitu, bocah Uchiha"

Di, dia...!! Darimana ia tahu?!

"Tentu saja kami tahu bahwa kau dari clan terkutuk itu."

Berterimakasihlah pada Kami Sama yang sudah membuat ketiga temannya tak sadarkan diri sehingga informasi tetap aman. Madara menggigit bibir bawahnya karna kesal.

"Apa yang akan kau lakukan padaku?" Ucapnya lagi saat dirinya mulai kembali tenang. "

"Membawamu dan gadis Hyuuga menghadap seseorang."

Madara adalah shinobi. Bukan shinobi bertalenta jika ia tak bisa memprediksi gerakan lawan langsung. Merasa terancam, raven langsung menyerang balik dan mengerahkan seluruh kekuatannya untuk bertahan dari serangan.

Tapi bisakah seorang bocah sendirian melawan puluhan orang dewasa dari clan yang berbakat?

"Uhuk! Akh!"

Titik buta Madara diserang hingga lumpuh. Sebuah tangan besar berhasil mencekik kuat leher sang bocah Uchiha. Mencoba melepaskan tapi tetap tak bisa. Tenaganya masih jauh ketimbang orang dewasa di dekatnya.

'Minna' satu kata lolos begitu saja dari mulutnya dengan mudah. Ia tak bisa berbuat jauh lagi. Lehernya tercekat. Terasa sakit jika bergerak.

Team 1Where stories live. Discover now