Prolog

535 35 3
                                    

Byuuurr....

Suara benda atau lebih tepatnya sesuatu yang jatuh tenggelam masuk dan hanyut terseret arus sungai yang cukup deras.

"Hah, teme! Kau bodoh!" Ocehan seorang anak di sela sela kesempatannya untuk melawan arus. Tak lama, seorang anak lainnya muncul dari balik derasnya air.

"Apa maksudmu?! Tidakkah kau yang pertama kali mencari masalah denganku? Dasar baka!" Tak mau kalah dari temannya, lelaki landak merutuki temannya yang tak jauh darinya.

Si mangkok hanya bisa ber-oh-ria dikarenakan sahabat rivalnya. "Baiklah aku salah. Setidaknya kita harus menepi sekarang"

Hanya anggukan kecil yang ia peroleh dari temannya. Maka, mereka berdua menepi dan terduduk lelah di tepian sungai lengkap basah kuyup.

"Teme bagaimana ini? Kimonoku akan susah mengering" keluh si raven seraya menatap awan cerah diatas. Pria berponi rata itu memalingkan kepalanya memandang sedikit demi sedikit penjuru hutan yang tak mulai dikenalnya.

"Bukan hanya kimonomu yang mendapat masalah. Kita juga mendapat masalah. Entah dimana kita sekarang."

Pandangan sang raven teralihkan. Netra onyx itu menjurui setiap celah hutan yang berhembus, memutuskan hawa ringan lewat suasana redup sunset mencekam. "Hn"

"Kalian siapa?" Semua perhatian tertuju pada sumber suara yang mengagetkan mereka berdua. Tubuh lelaki itu sontak berbalik.

Seorang gadis yang tampaknya sebaya dengan mereka datang tiba tiba dengan membawa sebaliknya keranjang kecil disikunya. Seorang anak dari clan Hyuuga.

"Ah aku Hashirama. Dan ini temanku Madara." Tunjuk Hashi saat memperkenalkan sahabatnya yang masih duduk di belakangnya.

"Namaku Sasaki. Salam kenal"
Sapa gadis caramel itu dengan  lembutnya membuat Hashi dan Mada terdiam. "Ke, kenapa kalian basah seperti itu?" Tatapnya heran.

"Kami tidak sengaja terbawa arus sungai hingga kemari, Hyuuga-san" kini Madara mengangkat suaranya seraya membuka kimononya hingga menyisakan celana panjang putih semampai lutut.

Manik bulat lavender itu membesar. Poni rata dengan model gaya rambut bob membuat siapapun mudah mengenali Saki. Tampaknya hanya dengan melihat luarnya, menjadikan kedua lelaki itu beranggapan bahwa Sasaki adalah seorang yang pasif.

"Ka, kalian bisa tau ya?"

"Tentu saja kami tau, Sasaki san. Matamu mencerminkan dari mana kau terlahir"

Hyuuga.

"Uh, uh... be, benar. Oh ya, tu, tunggu sebentar ya." Terdengar sedikit penekanan di akhir kalimatnya, dan ia meninggalkan tempat itu dengan tiba tiba membuat heran kedua orang didekatnya.

"Dia aneh ya Madara?" Pria remaja berusia 14 tahun itu membuat jeda di kalimatnya lalu membuka satu persatu pakaian atasnya. "Nada bicaranya yang gugup, dan tampak terlalu pasif. Tidakkah ia tampak sedikit aneh?"

"Hei teme. Apa kau membicarakan kelemahanmu sendiri?" Madara membalas cemberut. Sontak membuat Hahshirama kembali lindung di pojokan.

"Maaf." Madara terkekeh geli melihat kepribadian temanya yang sama sekali belum berubah. Tapi tanpa diketahui Hashirama, Madara terlihat menunjukkan senyuman kecil. Senyuman kecil yang menawan.

Menurutku, ia tidak terlalu buruk.



































"Ah ini pakaiannya. A, aku meminjam pakaian adik laki lakiku" ucapnya malu malu.

'Punya keberanian juga dia!!!" Batin Hahsirama Madara serempak.

Team 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang