Chapter Twenty

1.8K 138 36
                                    

aku rasa kalian terbawa suasana dan jadi lupa kalau Sungmin cuman bocah SMA disini :D jadi emosi dan pikiran dia masih labil. Dia pengen bersikap dewasa tapi masih ngambek kalo marah. Yah sama lah kaya remaja lainnya. Apalagi disini karakter Sungmin butuh kasih sayang banget jadinya dia ingin bermanja ke Kyuhyun, tentu kalau lagi kecewa juga ngambek. Bisa-bisa ambil jalan pintas buat 'putus'. Oops!

===========

Chapter 20 : Please Don't

Sungmin tidak mau mengangkat telpon dariku selama beberapa hari ini. Aku tidak bisa mendatanginya ke Ilsan karena aku bekerja.

Aku menghubungi Changmin barangkali Sungmin mengadu padanya tapi ternyata Sungmin tidak menelponnya sama sekali. Biasanya jika Sungmin sedang marah padaku dia akan mengadu pada Changmin baru kemudian Changmin bicara padaku. Jika kali ini dia tidak mengadu berarti ini serius. Apa dia akan benar-benar minta putus karena masalah ini??

Ahh... bagaimana caranya agar bisa meyakinkan dia dengan jalan pikiran dia yang masih belum dewasa? Apa aku harus mengalah dan membebaskan dia bergaul tanpa syarat? Itu tidak mungkin, kalau ternyata anak itu berbahaya aku akan sangat merasa bersalah sudah membiarkannya bebas tanpa perduli keselamatannya. Kenapa Sungmin tidak bisa memahami kesibukanku dan bisa menjaga diri untukku?

Apa ini karena perbedaan umur kami dan cara berpikir kami? Aku jadi tidak bisa mengerti jalan pikiran Sungmin dan dia juga tidak bisa memahami jalan pikiranku. Selama ini jarak tidak mempengaruhi hubungan kami dan semua berjalan lancar, tapi ketika duniaku beralih ke dunia kerja sementara Sungmin masih dunia sekolah semuanya jadi berubah.

Aku menunduk di meja kerjaku merasa frustrasi.

"kau masih belum menyelesaikan masalahmu?"

"aku kerja lebih dari 12 jam, kapan aku bisa menemui pacarku untuk menyelesaikan masalah?" aku bangun dan melihat Gura sunbae berdiri di dekat mejaku.

"apapun itu kau tetap harus bekerja, prototype mengalami masalah, menurutmu dimana letak masalahnya?" aku menoleh melihat robot yang berputar kanan kiri tak bisa berjalan.

"bukannya sunbae lebih profesional dariku?"

"kenapa aku merasa sekarang kau bukan hubae yang sopan?"

"ye.. jwesonghamnida" aku segera bangun dan mendekati si robot.

Weekend tiba, sudah seminggu aku tidak ada komunikasi dengan Sungmin, setiap hari aku coba menelpon tapi dia tidak pernah mau mengangkatnya. Hubunganku sepertinya akan berakhir. Aku tidak bisa berdiam diri menunggu dia memutuskanku. Aku harus pergi besok, kalau.... tidak ada pekerjaan. Sore ini ketua tim proyek akan rapat, semoga tidak ada pekerjaan tambahan akhir pekan. Aku sudah 1 bulan tidak bertemu Sungmin.

Akhirnya pekerjaan selesai dan aku bisa pulang, sekarang sudah jam 9, besok hari Sabtu dan hasil rapat tadi sore memutuskan tidak ada pekerjaan tambahan weekend besok. Aku bisa pergi menemui Sungmin dan aku harus mengatasi semuanya. Aku tidak mau kalau sampai dia ambil keputusan pendek.

***

Pagi hari begitu aku bangun tidur aku langsung mandi, semalaman aku tidak bisa tidur memikirkan apa yang harus kukatakan dan apa yang harus kulakukan. Aku buru-buru gosok gigi agar bisa cepat pergi. Tapi saat aku gosok gigi bel pintuku berbunyi. Sial. Kenapa harus ada tamu! Aissh... aku segera berkumur dan keluar. Aku hanya memakai celana pendek tanpa baju, semoga itu bukan sunbae atau bos kantor.

Aku buka pintu dan ternyata itu Sungmin! Bukankah.. bukankah dia tidak ingin bicara padaku?

"ha..hai.." aku berucap dengan kaku, berdiri memandangnya.

POISONWhere stories live. Discover now