Chapter 4

5.9K 501 17
                                    

Tiga hari belakangan ini adalah hari dimana kesibukan seorang Kim Taehyung. Ia harus berangkat ke perusahaan, dimana ia akan memantau semua karyawannya. Hari pertama sebagai seorang sajang, tak membuat seorang Kim Taehyung bisa bersantai-santai di ruangannya. Ia menggunakan hari pertamanya untuk mempelajari perusahaan appanya itu dengan benar.

Kesibukan yang menderanya tiba-tiba ini, membuat Taehyung tenggelam dalam pekerjaanya. Bahkan ia melupakan sosok namja manis yang biasanya diikutinya kemanapun ia pergi.
.
.
.
"Silahkan pesanan anda!" Seru seorang namja manis dengan meletakkan sebuah ekpreso di meja pelanggan.

"Jungkook, antar ini ke meja dua puluh empat." Teriak seorang namja di balik meja kasir.

"Ne." Jawab Jungkook. Ia segera mengambil nampan itu dan membawanya ke meja dua puluh empat.

"Silahkan wafel dan lattenya, agassi." Ucap Jungkook sembari meletakkan pesanan itu di atas meja. Ia membungkuk sekilas lalu pergi masuk ke dapur.

"Hah.. lelahnya. Rasanya pinggangku mau lepas." Ucap Jungkook sembari melemaskan otot-otot badannya.

"Minum ini." Vernon datang dengan menyerahkan sekaleng soda. Jungkook menerimanya dengan senang hati.

"Gomawo, hyung." Ucap Jungkook. Ia membuka dan meminumnya. Hawa dingin merambati tubuh Jungkook ketika minuman itu masuk kedalam tenggorokannya.

"Hari ini orang itu tak mencarimu lagi. Sudah terhitung tiga hari lamanya." Ucap Vernon.

"Nugu?" Tanya Jungkook. Ia sedikit bingung dengan apa yang dibicarakan Vernon.

"Ahjussi gila." Ucap Vernon. Jungkook mengangguk mengerti.

"Biarkan saja. Dia pasti lelah menjadi stalker diriku." Ucap Jungkook asal.

"Jinjjayo?" Tanya Vernon tak percaya.

"Mungkin." Ucap Jungkook. Sebenarnya ia juga tak yakin dengan perkataannya sendiri.

Sebenarnya, Jungkook bingung. Ketika Taehyung selalu mengikutinya, itu membuat dirinya sedikit risih. Tapi setelah tiga hari ini, ia tak melihat namja itu membuat Jungkook merasa kesepian lagi. Entahlah, Jungkook bingung dengan dirinya. Ketika bertemu dengan Taehyung, hidup Jungkook sedikit lebih berwarna. Ada yang bisa diajak bicara. Dan Jungkook tak merasa kesepian lagi. Ia merasa seperti memiliki seorang keluarga. Tapi, ketika Taehyung tak ada, Jungkook merasa ada yang hilang. Ia merasa tak ada yang memperhatikannya lagi. Hah.. entahlah, perasaan Jungkook memang seperti itu. Berputar tak menentu.

"Hah.. aku harus kembali bekerja lagi, hyung." Ucap Jungkook. Ia beranjak dari duduknya dan hendak mengambil nampannya.

"Kau bekerja sangat giat akhir-akhir ini. Ada apa? Apa ada yang terjadi?" Tanya Vernon, merasa ada yang aneh dengan Jungkook.

"Bukankah, aku selalu giat kalau bekerja. Sudahlah, hyung, aku harus kembali mengantarkan pesanan pelanggan." Ucap Jungkook. Ia berjalan keluar dengan membawa nampan berisi pesanan pelanggan. Ia mengantarkannya ke meja dimana pelanggan itu memesan makanannya.

Vernon hanya menatap tak mengerti dengan namja manis itu. Ia menghela nafas pelan lalu kembali duduk di kasir dimana ia seharusnya bekerja.
.
.
.
Kini sudah terhitung seminggu, Taehyung di sibukkan dengan berbagai macam urusan perusahaan. Untung saja Namjoon dengan sabar membantunya. Taehyung menjadi sedikit tertolong dengan adanya Namjoon.

"Hah.. lelahnya. Kalau tau seperti ini, bagaimana dengan appa dulu? Appa pasti sangat kelelahan." Ucap Taehyung sembari menyandarkan dirinya di kursi ruangannya. Melepas lelah yang sudah menempel di dirinya sedari tadi.

"Kau baru menyadari kalau appamu bekerja sekeras ini? Cih, kemana saja dirimu waktu itu? Kau tidur?" Cebik Namjoon. Ia duduk di sofa ruangan Taehyung.

Please Call Me Hyung [END]Where stories live. Discover now