Aku terdiam dan mengambil sumpit yang berada di samping mangkuk berisikan nasi putih.

"Jadi.. Kenapa matamu memerah saat melihat Tetsuya dan Tanaka masuk kedalam?," tanyanya lagi.

Aku tidak menjawab, aku hanya diam menahan kesalku.

Reiyou bangun dari duduknya dan berjalan kearahku.

Tiba-tiba dia mendorong tubuhku hingga terjatuh kelantai, sumpit yang aku pegang terbuang begitu saja.

"Reiyou-san. Apa yang kau lakukan!," ucapku kesal.

Dia berada diatasku sekarang memandang wajahku dengan pandangan yang tidak aku mengerti.

Wajahnya mendekati wajahku, tubuhku meronta namun kekuatannya sama besar dengan Tetsuya.

"Siapapun, tolong aku!,"

Tokk..tok..tok..

Suara ketukan pintu terdengar jelas membuat Reiyou menghentikan aksinya.

Aku dengan sekuat tenaga mendorongnya hingga terjatuh.

Aku segera memgambil mantel dan tas kerjaku.

Aku segera berjalan ke arah pintu.

"Hide-san!," panggil Reiyou namun aku tidak mau melihatnya dan tidak mau menjawab panggilannya.

Aku membuka pintu dan menatap seseorang yang sudah berada di hadapanku.

"Tetsuya-senpai.." Panggilku.

Reiyou berhenti mengejarku saat Tetsuya sudah berdiri menatapnya dingin.

"Reiyou-san. Maafkan aku." Ucapku pada Reiyou dan meninggalkannya melewati Tetsuya yang masih di depan pintu apartemen Reiyou.

Tanpa menoleh aku langsung menekan tombol lift yang langsung terbuka.

Terlihat Tetsuya berusaha mengejar namun terlambat. Pintu lift sudah tertutup rapat.

----

Aku sudah berada di luar apartemen, aku berjalan ke arah danau yang tidak jauh dari apartemen.

Dengan udara yang cukup dingin aku duduk di pinggir danau di atas bangku yang berada disana.

Angin melewati sekujur tubuhku yang tidak tertutupi pakaian, sambil terdiam memandang lurus kedepan.

"Apa yang aku lakukan?,"

Aku cukup menyesal atas kejadian yang menimpaku hari ini. Suara bunyi handphone berdering terus berbunyi.

Aku malas untuk mengangkatnya, aku tau pasti itu Tetsuya atau keluargaku yang mau tau dimana keberadaanku sekarang.

Aku masih memandang lurus kedepan, memikirkan masalah yang terua menerus menimpaku.

"Bagaimana sekarang?," ucapku pelan.

Tiba-tiba tanpa suara, 2 tangan yang cukup besar melingkar di bahuku dari belakang.

"Jangan tinggalkan aku." Ucap seseorang yang suaranya tepat di telinga kananku, terasa sekali hembusan nafasnya yang meyakinkan kalau dia adalah seseorang yang sangat aku cintai.

"Tetsuya-senpai.." Ucapku pelan.

Dia mengeratkan pelukannya, kepalanya dijatuhkan dibahuku.

"A..ada apa denganmu?," tanyaku bingung.

Dia hanya terdiam.

"Maafkan aku, maafkan aku yang membuatmu seperti ini." Ucapku lagi.

Dia mengangkat kepalanya dan melepaskan pelukannya, Tetsuya berjalan memutari setengah dari bangku yang aku duduki.

aggressive and possessive! (END)Where stories live. Discover now