chapter 11

4.8K 336 4
                                    

Aku dan Tetsuya sampai di apartemen. Benar saja, seorang laki-laki yang berumur 47 tahun sedang menunggu di depan pintu.

"Papah.." panggilku nada tidak suka.

"Hideaki. Anak papah, aahh.. Papah merindukanmu." ucapnya sambil berjalan ingin memelukku.

Dengan segera aku menepis tangannya yang hampir memegang tubuhku.

"Tidak usah banyak basa-basi." ucapku kesal.

Tetsuya melihatku bingung. Aku berjalan mendekati pinti dan membukanya.

Tanpa aku suruh, mereka mengikutiku berjalan masuk ke dalam apartemen.

"Wah, Futoji sangat menjaga apartemen ini." ucap papah tiba-tiba.

Aku hanya diam sambil membuka mantel yang aku kenakan.

"Hide, aku akan membuatkan makan dan minum." ucap Tetsuya berbisik padaku.

Tetsuya pun berjalan ke arah dapur meninggalkanku dan papah. Sepertinya Tetsuya mengerti kalau aku dan papah butuh privasi saat ini.

"Duduklah sini Hide." ucap papah menyuruhku duduk disampingnya.

Aku berjalan kedepan dan duduk di hadapannya diantara meja yang cukup besar.

"Langsung saja. Kenapa papah kesini?," tanyaku dingin.

"Hide, jangan terlalu dingin pada papah, papah kesini punya tujuan untuk masa depanmu." ucapnya tiba-tiba.

"Apa?, tujuan papah?," ucapku makin dingin.

"Apa yang mau dibicarakan?,"

Tidak lama Tetsuya datang membawa minum untuk papah dan berdiri menghadapnya.

"Ini teman Futoji ya?," tanya papah mengalihkan pertanyaanku dan bertanya pada Tetsuya.

"Iya, saya teman Futoji." ucap Tetsuya dengan wajah dingin namun sopan.

"Oh, duduklah disini." ucap papah menawari Tetsuya.

Tetsuya berjalan ke arahku dan duduk disampingku. Mau tau apa yang aku rasa saat itu?, jantung berdegup cepat.

"Hide." panggil papah yang membuatku kembali menatapnya dingin.

"Hmm."

"Papah ingin kau menikah dengan Akira." ucapnya tiba-tiba yang membuatku terkejut.

"A..apa maksud papah?,"

Papah tersenyum kecil melihatku.

"Menikah," ucapnya.

Aku menatap Tetsuya yang berada di sampingku. Terlihat raut wajah kesal dan lemah di wajahnya.

"Tidak!," ucapku menentang.

"Kenapa tidak?, Akira temanmu sejak kecil. Dia juga selalu bersamamu dirumah saat itu." ucap papah.

"Ah.. Begini ya pah, aku tau Akira baik. Tapi aku tidak bisa dia sudah aku anggap sebagai adikku sendiri." ucapku menolak.

"Tidak... Papah sudah membicarakan ini pada mamahmu dan kedua orang tua Akira." ucap papah bersihkeras.

"Papah jangan seenaknya memutuskan. Akira belum tentu mau menerima perjodohan ini." ucapku.

"Akira tidak harus berkata iya atau tidak. Kalian kan pasangan yang serasi." ucap papah.

Aku terdiam tidak berani lagi menjawab, aku juga tidak mau melihat wajah Tetsuya saat ini.

"Baiklah, papah pulang dulu. Jaga dirimu baik-baik ya Hide, dan kau jaga Hide baik-baik." ucap papah pamit.

"Baik." jawab Tetsuya dan berjalan mengantar papah keluar.

aggressive and possessive! (END)Where stories live. Discover now