chapter 09

5K 369 2
                                    

"Haha, kau sangat bodoh Hide!, Tetsuya mendekatimu hanya kasihan padamu!,"

"Tidak.. Dia mencintaiku. Tidak mungkin dia bohong."

"Mencintaimu?, kalau dia mencintaimu pasti dia lebih memilihmu ketimbang aku yang hanya temannya."

**

"Argghh..!,"

Aku terbangun dari mimpiku. Ya, itu adalah mimpi yang mengangetkanku dan membangunkanku dari tidur.

Keringat dingin mengalir mulus melewati lekuk tubuhku.

Mimpi seperti itu membuat aku kepanasan berada di sofa depan televisi.

Padahal, semalam aku merasakan dingin.

"Cuma mimpi, hanya mimpi." ucapku sedikit mengatur nafas.

Aku bangun dari sofa dan berjalan ke arah dapur untuk mengambil minum.

"Terlalu memikirkan Tetsuya-senpai aku sampai mimpi seperti itu."

Aku melihat jam dinding yang menempel.

"Baru jam 3. Tapi aku tidak bisa tidur lagi."

Aku berjalan kembali ke sofa dan duduk disana.

Aku melihat handphoneku yang berada di meja, aku mengambilnya dan mengeceknya.

"Ada 3 pesan."

Aku membuka pesan yang pertama.

Dari: Ryuu

'Aku sudah sampai. Maaf kalau membuatmu bingung. Sekarang aku mau sendiri dulu untuk beberapa hari. Terimakasih.'

Aku mengerti betul bagaimana perasaannya sekarang.

Selanjutnya, aku membuka pesan kedua.

Dari: Futoji-oniichan

'Hide, bagaimana kabarmu disana?, Tetsuya menjagamu kan?, oiya, papah ingin menemuimu.'

Aku terdiam tidak membalas pesan Futoji, aku melihat lagi kata-kata 'papah ingin menemuimu.' untuk apa dia mau menemuiku?, bukankah sudah tidak ada urusan lagi setelah aku ke Jerman?,

Setelah itu, aku membuka pesan yang ketiga.

Dari: Nomor Tidak Dikenal.

'Hideaki. Ini papah, papah ingin bertemu denganmu.'

Entah kenapa saat aku melihat pesan terakhir hatiku merasa sesak.

"Untuk apa dia ingin menemuiku?,"

Aku kembali terdiam dan menaruh lagi handphoneku ke meja yang berada dihadapanku.

"Disaat seperti ini, Tetsuya-senpai tidak ada dan lagi Ryuu-san sedang tidak mau diganggu, aku juga tidak mungkin bicarakan ini pada Futoji-oniichan. Pasti dia akan bilang pada papah jika aku membicarakan papah."

Aku kembali terdiam, melihat jam yang berjalan begitu lambat.

Banyak masalah yang aku fikirkan, jika saja papah tidak menghubungiku pasti aku akan baik-baik saja sekarang dan hanya memikirkan Tetsuya yang sampai sekarang belum pulang.

----

'Ckreekk..'

Suara pintu terbuka terdengar olehku. Aku yang berada di sofa depan televisi hanya diam dan tidak mau menoleh ke arah pintu.

"Aku pulang.."

Aku mengenal suara itu.

"Selamat datang." ucapku singkat tanpa melihat.

aggressive and possessive! (END)Where stories live. Discover now