Langit yang cerah membuat tubuh ku peka dengan sejuk nya angin yang berhembus. Aku melangkah keluar rumah dan meregangkan otot-otot ku yang sedari tadi malam tidur pulas karena kelelahan. Suara sepeda motor yang berlalu lalang membuat semangatku tumbuh ingin cepat-cepat ke sekolah di hari pertama ku masuk kelas XI. Seketika pikiranku terganggu melihat seseorang yang memarkir mobilnya tepat di depan gerbangku. Karena penasaran,aku terpaksa menyudahi kenikmatan melihat langit yang cerah dan turun ke parkiran bawah menghampiri seseorang itu.
Mobil berwarna silver itu terasa tak asing bagiku,aku sering melihatnya dan kupikir aku mengenali sang pemilik mobil.
"Hei lo jam segini belum siap-siap? Lo ga niat sekolah?",ucapnya terdengar akrab.
Setelahnya aku baru mengingat siapa pria ini. Oh dia,untuk apa dia datang sepagi ini? Apakah dia datang untuk menjemputku?
"Astaga,gue kira siapa. Lagian ini masih pagi juga. Lah lo ngapain di depan pager rumah gue? Udah rapi aja lo",kata ku sambil tertawa kecil.
"Yaelah,ya ngapain lagi. Gue di sini ya untuk nge-jemput lo lah. Kan ini hari pertama sekolah. Lo ga inget apa kalau sekarang juga ada pemilihan ketos-waketos baru, masa iya kita yang ngedaftar datengnya kelamaan?"ucapnya mengingatkan.
Aku baru mengingat hari ini adalah kali kedua aku mencalonkan diri untuk menjadi wakil ketua osis. Setelah di SMP aku juga menjadi wakil ketua osis bersama partnerku yang juga sekarang insyaAllah 'akan' menjadi partnerku lagi.
Benar,orang yang menjemputku ini adalah partner ku selama 3 tahun,kami bertanggung jawab di tugas yang sama dan menjalani susah dan senang bersama. Dan entah bagaimana takdir kami di pertemukan lagi di SMA ini dan melanjutkan hubungan sekedar 'partner' ini dan berjuang lagi bersama.
"Astaga,gue hampir lupa. Yaudah lo masuk aja ke dalem sekalian sarapan bareng keluarga gue,gue mandi bentar aja kok",kataku meyakinkan setiap kata-kata ku agar dia mau masuk kedalam.
Ia tak segan-segan masuk. Mungkin karena ia sudah terbiasa dengan keluargaku karena ia telah mengenal keluarga ku sejak 3 tahun yang lalu. Dan karena aku memiliki seorang kakak lelaki yang hanya beda satu tahun denganku yang membuatnya semakin akrab berbincang-bincang dengan keluarga ku.
●●●●
Setelah menghabiskan waktu lama dirumahku, akhirnya kami sampai di sekolah,SMA Negeri 1 Jakarta Pusat. Sekolah terlihat ramai dipenuhi dengan siswa yang sudah bersiap untuk mendengar para calon ketos-waketos baru yang akan berkampanye dan sekaligus pemilihan.
"Gugup?",ia menatapku,sang partner.
"Hmm,lumayan..",kata ku sambil menarik nafas panjang.
"Ini bukan pertama kalinya,jangan gugup. Kita cukup membuktikan bahwa kita sudah berpengalaman dan lakukan yang terbaik",ucapnya menenangkanku.
Aku hanya mengangguk.
Tibalah saatnya,nomor urut kami dipanggil. Dan rasa itu datang lagi,perasaan gugup yang tak karuan seperti pertama kali aku berdiri di depan umum seperti ini saat aku SMP dulu.
Tapi ia menatapku dan menarik tanganku ke atas panggung. Kami berdua memulai membuka perkenalan kami.
"Perkenalkan,Kami berdua Aldy Viktanel dan Evelyn Anindya..."
Kami mengucapkan dengan lantangnya dan melupakan kegugupan yang pernah terbesit.
YOU ARE READING
Don't Worry,I'm Fine!
Teen FictionAku melakukannya, Mencintai dalam diam. Mencintaimu adalah salah satu alasan aku menunggumu selama ini. Memang bukan hak ku untuk meminta mu membalas rasa yang menggebu-gebu di hatiku ini, Tapi setidaknya mengertilah, walau hanya 25% dari 100% Wala...
