"Lalu apa maumu Nagisa?"
"Kau saja yang memutuskan apa yang harus aku masak." Nagisa tidak mengatakanya sambil memohon, melainkan dengan nada memerintah.
"Kau yang lapar dan aku yang memutuskan apa yang ingin kau makan?" Lagi-lagi Satoru di kagetkan oleh keinginan aneh Nagisa.
Nagisa hanya mengagguk malu pada Satoru.
Satoru baru menyadari. Teryata keinginan aneh dan konyol yang selama ini ia terima dari Nagisa adalah dampak dari kehamilanya. Ia ingin tertawa sendiri bila mengingat-ingat hal tersebut.
"Baiklah. Aku pesan dua Omuraisu* dan dua Jus Jeruk."Kata Satoru yang telah duduk di kursi meja makan di sebrang dapur (*Nasi goreng berbalut telur).
"Hai, kashikomarimashita. Chotto mattekudasai (Baik, tunggu sebentar)."Nagisa meninggalkan Satoru yang tersenyum menaggapi respon Nagisanya.
"Kau sangat pantas menjadi pelayan restoran Nagisa."Kata Satoru sambil mengenyahkan pantatnya kursi di depan meja makan.
"Untuk apa aku bekerja selama 8 bulan di restoran, bila hal seperti ini saja tidak bisa Nobi-chan?" Nagisa mulai menggambil bahan-bahan yang ia perlukan untuk memasak.
"Akan aku pertimbangakan untuk meminjamimu salah satu seragam Maid di sini. Itu akan sangat cocok denganmu." Celetuk Satoru membuat Nagisa melotot seketika.
Nagisa langsung memicingkan mata dengan ganas. Pipinya memerah saat membayangkan dirinya melakukan apa yang baru saja Satoru katakan.
"Nobi-chan, kau tau bahwa dapur ini memiliki banyak pisau. Kau tidak akan tahu kapan salah satunya akan terbang ke arahmu!" Nagisa memamerkan salah satu pisaunya pada Satoru.
"Sabar Nagisa. Ingat kau sedang hamil. Nanti anakmu jadi yatim." Mencoba membujuk Nagisa menurunkan pisau.
"Anakku tidak butuh Tousan yang mesum sepertimu!" kemudian meneruskan memasak.
++++Dilarang mengcopy fic ini: Cup Chocochip++++
7. 4 Adegan Ranjang
"Itadakimasu~" Kata mereka bersama-sama.
Nasi goreng yang berbalutkan telur dadar kuning cantik dengan tambahan keju saat memasaknya. Mereka nikmati dengan lahap dan khusyu.
"Setelah selesai, sebaiknya kita segera kembali ke kamar. Aku tidak mau kau kurang tidur." Satoru mengambil piring kosong Nagisa, dan membawanya menuju tempat pencuci piring. "Ayo!"
Sesampainya di kamar. Karena masih belum dapat tertidur, akhirnya mereka memilih melakukan adegan ranjangnya.
"Kau belum tidur?" tanya Satoru.
"Aku tidur mulai jam enam. Sekarang aku tidak terlalu mengantuk." Nagisa kini bersandar pada bantal tinggi yang ditumpuk berlapis-lapis. Perutnya yang membuncit, ia elus-elus dengan sayang. Membuat Satoru tertarik untuk mencobanya.
"Boleh aku menyentuhnya?" Tanya Satoru pada Nagisa yang masih asik dengan elusan kasih pada perutnya.
"Boleh. Kau ingin menjadi ayahnya bukan?" Kata Nagisa.
Mendapat persetujuan, Satoru segera merapatkan jarak tubuhnya dengan Nagisa. Ia menyentuh perut si ibu dengan lembut, dan memulai engelusannya dengan hati-hati.
"Aku memang ayahnya Nagisa!" Kata Satoru. Nagisa hanya memutar matanya sebagai balasan.
'Terserah kau saja.' Kata Nagisa dalam hati.
Tapi elusan itu berdampak seperti sengatan listrik untuk Nagisa. Ia merasa jantungnya sedang senam gembira mendapat sentuhan lembut Satoru. Rasa hangat menyebar keseluruuh tubuh bahkan wajahnya. Melihat Satoru sangat dekat dan berfokus pada perut bucit berisi sang bayi. Membuat Nagisa ingin mendekatkan wajah dan merasakan bibir seksi itu lagi. Apakah ciuman dalam dunia nyata akan sama rasanya seperti dalam mimpi? Akhirnya, untuk menghentikan si hayalan dewa, Nagisa lebih memilih memalingakan wajah, dan tidak memperhatikan apa yang dilakukan Satoru saat ini.
YOU ARE READING
Apapun Dirimu (TAMAT)
RomanceCACAT FISIK apa yang membuatmu DIBENCI oleh semua orang? . -Bagaimana dengan cacat klamin. Satu orang memiliki dua jenis klamin dalam satu tubuh. Karena cacatku ini, semua orang menganggapku menjijikan. Bahkan tidak berani membaca cerita ini. . Ter...
Apapun Dirimu 7
Start from the beginning
