CACAT FISIK apa yang membuatmu DIBENCI oleh semua orang?
.
-Bagaimana dengan cacat klamin.
Satu orang memiliki dua jenis klamin dalam satu tubuh. Karena cacatku ini, semua orang menganggapku menjijikan. Bahkan tidak berani membaca cerita ini.
.
Ter...
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
A. Artikel
"Nobi-chan!" panggil salah seseorang bersuara lembut saat keduanya tengah bersantai di ruang keluarga. Tiga sofa besar tengah mengelilingi meja yang diatasnya tersapat susu ibu hamil dan kopi hitam pait yang sama-sama masih mengepul hangat.
"Hm..." Jawab Satoru yang sedari tadi tengah asik membaca Koran. Nagisa yang merasa bosan dengan acara televisi yang ia tonton, memutuskan untuk mendatangi Satoru, dan duduk di sampingnya.
"Apa yang sedang kau baca?" Nagisa melirik Koran Satoru.
"Artikel mengenai ibu hamil," jawab Satoru singkat. Membaca segala sesuatu mengenai Ibu dan kehamilanya adalah hobi baru Satoru setelah mengetahui kehamilan Nagisa.
"Hm? Apa isinya?"
"Kau bisa membacanya sendiri kan?" Satoru menyampingkan posisi koran hingga dapat terbaca oleh Nagisa.
"Aku sedang malas membaca Nobi-chan. Katakan saja intinya!" Nagisa menepis Koran di depanya dengan ketus. Satoru hanya dapat menghela nafas panjang oleh ulah Nagisa yang manja.
"Baikalah," Satoru memperbaiki pegangan pada Koran yang sempat merosot oleh tepisan Nagisa. Kemudian membacakan keras-keras isi dari artikel tersebut, "seorang anak dalam kandungan dapat merasakan apa yang dirasakan ibunya. Saat ibunya sedih, dia akan lebih sedih, dan saat ibunya senang ia akan merasa jauh lebih senang."
Nagisa terlihat berfikir oleh informasi yang baru saja diterima, sebelum menyatakan jawaban.
"Jadi intinya kau harus mengajaku jalan-jalan sekarang," kesimpulan Nagisa.
"Hah?"
"Yaaaa, aku bosan! Berarti dia akan jauh lebih bosan dariku bukan? Jadi ayo jalan-jalan. Aku bosan di rumah," Nagisa merengek meminta perhatian Satoru. Seperti seekor kucing yang minta dielus majikanya.
Satoru terkekeh oleh ulah Nagisanya sekali lagi. Tidak ada yang lebih menghibur dari pada tingkah kekanakan Nagisa yang tiba-tiba manja.
"Kenapa kau tertawa!" Nagisa tidak terima, jengkel oleh tawa mengejek Satoru.
"Ada lagi." Satoru menyela tanpa menjawab pertanyaan. Kemudian mulai membacakan isi artikel pada baris yang lain. "Seorang anak membutuhkan kasih sayang orang tuanya bahkan saat masih dalam kandungan," langsung memandang Nagisa ketika selesai membaca. Seolah menantang Nagisa untuk segera menjawbnya.
"Hm.... Aku menyayanginya. Apa itu cukup?" Jawab Nagisa sedikit ragu, tapi tidak ingin kalah argumen dengan Satoru.
"Tentu tidak, dia juga membutuhkan ayahnya," Jawab Satoru, saat melipat Koran dan meletakanya di atas meja. Satoru merasa menemukan kesenangan baru dibanding kegiatan membaca, yaitu mengerjai Si Nagisa.