CACAT FISIK apa yang membuatmu DIBENCI oleh semua orang?
.
-Bagaimana dengan cacat klamin.
Satu orang memiliki dua jenis klamin dalam satu tubuh. Karena cacatku ini, semua orang menganggapku menjijikan. Bahkan tidak berani membaca cerita ini.
.
Ter...
¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.
Nagisa berjalan menuju dapur dan mengambil benda perak dan tajam dari lemari atas. Mengenggam dengan mantap sebuah pisau tajam yang akan ia gunakan untuk menggores pergelangan tangannya. Dia telah membayangkan ini berkali-kali. Dirinya tidak memiliki siapapun dalam hidup. Mati sendiri dalam kamarnya saat ini, juga sudah pernah terbersit di pikiranya. 'Ini akan mudah' Pikirnya. Nagisa bersiap-siap melakukanya dengan sekali gores. Dia akan meakhiri semuanya di sini.
Hentikan pikiran konyol dan anehmu Nagisa!
Nagisa mendengar sebuah suara dari kepalanya. Suara laki-laki yang selalu ada untuknya.
Aku tidak akan lama Nagisa. Tunggulah aku. Jangan melakukan hal-hal konyol yang mencelakakan dirimu.
Lagi-lagi suara pria itu terdengar jelas di kepalanya. Sekarang ia teringat tatapan laki-laki itu, dan pelukkannya. Merasakan kehangatan, dan wangi yang menguar dari tubuhnya. Ia merinduk semua itu. Ia ingin bertemu dengannya. Dia tidak ingin mati, dan tak dapat melihatnya lagi.
Pegangan terhadap pisau yang tadi akan ia pakai untuk menyakiti dirinya telah mengendur, dan membuat pisau tersebut tejatuh ke lantai. Nagisa tidak dapat lagi membendung airmatanya. Membuatnya mengalair tanpa henti melalui pipi, terduduk dalam posisi, dan menangis tanpa suara.
Satoru merasakan perasaan itu lagi. Firasat itu mengancamnya lagi. Pastinya hal ini membuatnya frustasi. Ia sudah tidak dapat menahanya.
"Haruka, aku rasa aku harus segera kembali ke Jepang. Aku sudah terlalu lama di sini." Satoru menggengam tangan Haruka lembut.
"Aku tidak tau harus mengatakan apa lagi padamu Satoru. Kau adalah penyelamat kami." Haruka memeluk Satoru, merasa ingin menagis di sana. Satoru pun membalas pelukan itu dengan hangat.
"Itu sudah kewajibanku. Aku akan menggalkan Konan dan Sigemoto bersamamu. Mereka akan menjagamu. Kau juga harus melindunginya." Katanya sambil melihat pintu didepanya.
"Sampai jumpa di Tokyo." Kata Haruka.
Satoru mendekat dan mengecup dahi Haruka dengan lembut sebagai ucapan selamat tinggal.
"Sampaikan salamku untuknya. Berhati-hatilah, dan kabari aku kalau terjadi sesuatu," Satoru melepas pelukanya. Meinggalkan Haruka di depan ruang tunggu sebuah ruangan di rumah sakit.