Chapter 9

5K 127 1
                                    

Author POV

Semakin lama mata Tasya menjadi berat dan rasa kantuk pun tak dapat ia lawan begitu saja.

Akhirnya Tasya pun terlelap dan menuju alam mimpi. Berbeda dengan Kevin, ia tetap terjaga dan terus menonton bola hingga pertandingan itu selesai.

Setelah puas menonton bola, ia pun pergi ketoilet untuk membuang air kecil yang ia tahan sedari tadi.

"Akhirnya lega juga" pikirnya setelah membuang habis air seni yang tertampung dalam tubuhnya.

Setelah keluar dari toilet, sebuah pemandangan indah langsung menyapa matanya.

Seorang malaikat cantik itu sedang tidur dengan damai di atas ranjang rumah sakit.

Walaupun hampir semua bagian tubuhnya dililit kain perban. Namun itu tak mengurangi kecantikan malaikat yang sedang terbaring lemah disana.

Kevin pun perlahan mendekat ke arah ranjang Tasya dan membelai lembut pipinya. Setelah itu Kevin mendekatkan wajahnya pada telinga Tasya seraya berkata.

"Good night my Angel" ucapnya lembut kemudian mencium pucuk kepala Tasya.

Setelah itu Kevin menuju kaca besar di ujung ruangan sambil melihat jalanan ibu kota yang ramai padahal sudah larut malam.

Namun, pikirannya terganggu saat ia teringat sesuatu. Kevin pun segera mencari ponsel yang ia taruh di dalam saku celana.

Selelah ketemu, ia pun segera mendial sebuah nomer lalu menempelkan ponsel ke telinganya.

"Ayolah angkat" ucapnya berkali kali.

"Ada apa Kevin? Kau menghubungiku disaat yang tidak tepat" ucap suara diseberang sana.

"Jangan bilang kau sedang bersama wanita one night stand mu Will" Ucap Kevin.

"Ti...tidak kok" Jawab William terbata bata.

"Ayo kita bermain dua ronde lagi sayang" ucap suara wanita di seberang sana.

"Aldrick William Jackson" Ucap Kevin menggeram.

"Oh, ayolah Kev. Semua orang butuh kesenangan bukan?" Ucap William.

"Aku minta kau segera pergi ke rumah sakit Harapan Indah lantai 5 ruang VVIP nomer 284 dalam waktu 30 menit SEKARANG!" Ucap Kevin tak bisa dibantah.

"Jika dalam 30 menit kau belum sampai, Kau akan tau akibatnya" Sambung Kevin sambil mengakhiri pembicaraannya dengan William.

William pun kalang kabut memakai pakaian dengan terburu buru. Dan segera membayar wanita sewaannya serta mengambil kunci mobil di atas nakas.

Kemudian ia pun turun menuju basement apartemen tempat ia memarkirkan mobilnya.

William pun segera mencari mobil kesayangannya dan melaju secepat mungkin menuju Rumah Sakit Harapan Indah dengan waktu yang tersisa.

William tahu kalau Kevin tidak pernah bermain main dengan ucapannya. Maka dari itu jika terlambat 1 menit saja ia tak tahu nasibnya harus seperti apa.

William pun menginjak pedal gas lebih dalam lagi. Kecepatan mobil pun bertambah cepat di setiap menitnya.

"Damn it, Minggir keparat" maki William pada mobil yang ada di depannya sambil membunyikan klakson terus menerus.

Ini bukan kali pertamanya William menjadi gila dalam semalam. Yeah William sering dibuat seperti ini oleh Kevin. Apapun yang diucapkan Kevin maka hal itu harus terwujud.

William pun sudah sampai di tempat parkir mobil Rumah Sakit Harapan Indah dan memarkirkan mobil kesayangannya. Di depan mobilnya ia melihat sebuah mobil sport mewah berwarna merah.

"Pasti punya Kevin" Pikirnya. Tentu saja mobil itu punya Kevin. Karena mobil sport itu hanya ada 2 di dunia.

Wiiliam pun belum bisa bernapas lega sebab ia harus mencari ruangan yang sudah di jelaskan Kevin.

Ia pun berlari masuk ke dalam Rumah Sakit dan bergegas menuju ruang VVIP nomer 284 di lantai 5.

"Oh, Ayolah kenapa lama sekali" ucapnya sambil menunggu lift dan melihat angka 15 di atas pintu lift.

"Aku tak bisa menunggu lama" ucapnya sambil berlari menuju tangga darurat dan menaiki 2 anak tangga sekaligus.

Setelah William sampai di depan ruangan tersebut. Ia pun mengetuk pintu. Tak lama ada seseorang yang membukakannya. Siapa lagi kalau bukan Kevin.

Hai Para Readers...
Maaf ya Updatenya lama...
Author lagi banyak urusan soalnya...
Semoga suka ya sama Part ini ♡♡♡

Married With Mr. ColdWhere stories live. Discover now