Chapter 7

5.5K 145 1
                                    

Author POV

Tak lama kemudian, datanglah dua orang suster dengan membawa nampan yang berisi cairan bening dan jarum suntik.

Salah seorang suster pun mendekati Tasya dan memasukkan cairan lewat jarum suntik yang tadi ia bawa.


Setelah selesai menyuntikkan cairan bening itu, kedua suster itu pun segera menjauh dari Tasya dan melenggang pergi menuju pintu.

Namun, saat suster itu hampir keluar dari ruangan itu, ada sebuah suara yang memberhentikan langkahnya.

"Sus, kapan pasien akan sadar?" Tanya Kevin pada kedua suster tersebut.

"Kami tidak tau pak kapan pasien akan sadar" Jelas suster itu seraya pergi menjauh dari ruangan itu.

Kevin dan orang tua Tasya pun duduk di kursi yang sudah disediakan di kamar rawat inap Tasya.

Hening. Itulah yang sedang terjadi disana. mereka sangat sibuk dengan pikiran mereka sendiri. sampai sampai ada suara yang membuyarkan lamunan mereka masing masing.

"Mama... Papa..." ucap Tasnya dengan parau sehabis siuman.

Kevin, Leo dan Lena pun segera mendekati Tasya.

"Kamu udah sadar sayang?" Tanya Lena sambil mengelus puncak kepala Tasya dengan sayang.

Leo pun segera menyodorkan segelas air minum pada Tasya dan membantunya untuk meminum air itu hingga tandas.

"Maafin Tasya ya ma, pa. Tasya selalu bikin repot dan susah mama sama papa terus" ucap Tasya pada kedua orang tuanya.

"Engga sayang, kamu engga salah. Papa yang salah. Papa yang selalu menuntut kamu agar kamu selalu menjadi yang papa inginkan" Ucap Leo menyesal.

"Sekarang papa sama mama udah engga akan paksa kamu untuk nikah muda. papa tau pasti kamu masih mau ngabisin masa muda kamu dan belum siap untuk membangun keluarga" ucap Lena pada Tasya.

Kevin pun terlihat sedih ketika mengetahui bahwa ia tak dapat memiliki malaikat yang dapat memikat hatinya.

"Pa, ma aku akan pertimbangkan pernikahan ini nanti. Jadi please jangan bahas masalah ini lagi" pinta Tasya pada kedua orang tuanya.

"Setidaknya aku masih punya kesempatan untuk mendapatkan Tasya" Pikir Kevin.

Tasya POV

"Kapan aku boleh pulang ma?" Tanyaku pada mama.

"Jika kondisi kamu udah bener bener sehat sayang" jelas mama.

"Tapi sampe kapan ma? Kan mama tau sendiri kalau aku sedang menghadapi ujian semester terakhir aku di SMA ma" Jelas ku.

"Nanti kamu ikut ujian susulan aja, Atau engga mama bisa bicara sama guru kamu supaya bisa ujian di rumah sakit" papar mama.

"Yaudah deh ma, aku ujian disini aja" Putus ku.

"Kalau gitu mama hubungi guru kamu dulu ya, biar besok dia bisa kesini bawain soal ujian buat kamu" Ucap mama.

"Oke ma" ucap ku mengiyakan.

"Mama tinggal kamu sebentar ya sayang" Ucap mama seraya meninggalkan aku bersama papa dan Kevin.

Setelah mama pergi, ruangan ini menjadi hening. hanya ada papa yang sibuk memainkan ponselnya dan Kevin yang terus menerus mengganti saluran televisi. sampai aku sendiri pusing melihat televisi yang terus berganti ganti gambar.

"Papa tinggal kamu sebentar ya sayang. soalnya papa dapet telepon dari klien. dia bilang kalau proyek yang direncanakan di paris itu semuanya gagal total" Jelas papa padaku.

"Iya pa" jawabku sambil melihat papa keluar dari ruangan dan menyisakan aku dan Kevin.

Hai.. Readers Tersayang...
Please Vote and commentnya ya...

Married With Mr. ColdTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang