[8] Cintai Aku, Mami Kyuubi.

19.2K 1.6K 58
                                    

-

Part sebelumnya...

Ketukan pintu membuyarkan lamunan gue.

"La, bisa keluar sebentar?" Suara Bi Rena terdengar memanggil dari balik pintu.

Tumben si Bibi kesini, ada apa ya?

Suara ketukan pintu kembali terdengar, buru-buru gue menaruh koper itu kebawah kolong kasur, "Ya, sebentar."

Saat pintu terbuka sempurna, bukan sosok Bi Rena yang gue lihat, melainkan Renée yang tengah berkaca pinggang dengan mata terpicing penuh aura kemarahan. Gila, baru lagi deh dia kayak gini. Terakhir kali dia begitu, pas gue kedapatan senang menyileti lengan untuk melepaskan beban diri ketika gue merasa depresi yang entah apa sebutannya, yang jelas itu termasuk dalam penyakit kejiwaan.

Yeah, gue dulu memang manta calon orang gila.

Oke, lupakan masa jahiliah gue itu.

"Naladhipa. Ikut Mami. Sekarang !"

Nah loh.

Renée dalam mode Mami kyuubi gini tuh nyeremin! Jangan tanya kenapa, karena hampir seumur kami tumbuh bersama.

Demi jaman jahiliah gue dulu yang kepengen cepet mati, gue masih mau idup sekarang mah!!!

-

Bagai terdakwa sidang sianida, Renée menatap ku tajam dengan mata kyuubi nya. Nggak ada senyum sama sekali. Datar.

Di tilik dari sederet list jadwal gue nemenin Mami prepare nikahan dia, cuma sesekali kali gue muncul, dan itu terlambat pula. Sudah berbagai macam alasan gue pakai demi mencegah Mami berubah versi menjadi Mami Kyuubi.

Dan, sepertinya gue melewatkan sesuatu lagi deh. Tapi apa?

Setengah jam hening melanda di tengah tatapan beracun nya, akhirnya dia angkat bicara setelah melemparkan setumpuk foto ke atas meja di hadapan mereka, "Coba jelasin, Apa maksudnya kamu kerja kayak gini sama Mami?"

Nada suaranya sih pelan, lebih ke datar dan dingin. Tapi yang bikin gue Kicep tuh tatapan nya gaesss. Tajem. Cem piso eyyy.... Ngeri gue!

Dengan menelan ludah susah payah, gue mengambil satu foto yang Renée lempar ke atas meja.

Ajagileeee

Itu foto gue pas kerja jadi penjaga toko dan kurir freelance. Mampus, Kelar dah idup gue. Kelar!!!

"Kenapa diem? Gagu mendadak, huh?"

Gue refleks menggelengkan kepala kelewat cepat sampai rasanya leher gue terasa nyeri mendadak.

Ya Allah, kok sekalinya punya Emak ya kok serem gini sih?! Engkau nggak salah ngasih kan ya Allah...?

"Jawab makanya!" Seru nya galak.

"Ermm... Mi, ini..." gue kehabisan  alesan, bener-bener mendadak amnesia soal huruf sama kosa kata. Blank.

"Simpen alesan nggak mutu kamu itu. Mami nggak bisa kamu tipu anak nakal!" Kejar nya saat gue tak kunjung menjawab pertanyaannya.

"Dasar emak-emak..." kata gue lirih.

"Ngomong apa kamu?"

Gue cengengesan, "Ini mah iseng Mi. Kan daripada nganggur men--"

"Jangan pake alesan basi anak nakal! Mami tau kamu bohong."

"Beneran deh Mi..." kata gue cepat berusaha meyakinkan.

Cintai Aku [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang