[4] Cintai Aku, Bad Day.

23K 1.8K 156
                                    


Rumahku Istanaku.

Kita sering mendengar ungkapan tersebut, yang artinya adalah Tidak ada tempat yang paling nyaman selain rumahku.

Tapi bagi gue, semua itu tidak berlaku.

*

Renée masih nangis, tapi dia udah nggak peluk gue, dia udah pindah kepelukan Reno sekarang. Awalnya gue terharu, tapi lama-lama geli juga, Renée itu terkadang berlebihan. Padahal gue aja udah biasa lagi, eh tapi dia masih mewek aja.

"Udah kali, Yang. Itu yang kamu tangisin juga udah cengengesan lagi aja." Reno melirik ku sinis, whatever sama si Oner, abaikan aja.

Renée menyusut ingusnya kasar ke ujung seragam Reno yang tidak di masukan. Reno melotot horor, jijik luar biasa, tapi tak berani berkomentar apa-apa. Dia cukup pintar untuk tak cari gara-gara saat ini.

Mendongak, Renée melotot galak, "Gue tuh sedih. Jadi lo diem aja." Reno mengangguk kaku. Menelan ludah kering efek ngeri. "Jangan komentar apa-apa daripada nanti gue hajar."

Itu bukan ancaman, Renée yang sedang dalam mode induk ayam yang sedang marah karena anaknya terluka itu menakutkan. Reno mengangguk cepat-cepat. Dia itu calon SSTI (Suami Suami Takut Istri) jadi jangan heran dia nurut banget kalau nanti dia takut banget sama sang istri. Hahaha.

"Dan Lo!" Renée Mengacungkan telunjuk-nya di depan muka gue. Eh, buset. Kenapa gue kena juga! "Kapan sih Lo bisa move on dari si ontolohod? Cakepan juga Zayn malik kemana-mana!"

Bola mata Gue bergulir malas. Yakaleeee. Bener-bener pinter keblinger nih Mak Gue. Ya iya kali cakepan Zayn Malik kemana-mana daripada dia, orang idiot juga tau. Yah kan dia bukan artis, tapi tetep aja dia ganteng dengan pesona nya sendiri. Mereka ganteng, cuma beda kategori. Yang satu idola Gue, yang satu pujaan hati sepanjang masa Gue.

"Namanya Keenandra, Re. Dan jangan bawa-bawa future husband's gue. Nanti gue di sangka selingkuh." Protes gue sebal, dia memutar bola matanya

"Gelo maneh. Whatever-lah. Kumaha aing wae."

Reno melotot galak, tanpa aba-aba dia mencium ---lebih tepatnya menggigit ujung bibir Renée gemas, "Renée, mulutnya." Renée merengut,

"Njirrr, bokep aja lu berdua. Mata polos gue ya tuhan!!!" Ujar gue histeris.

Mereka berdua memutar bola matanya malas, "Tai ya La. Apa kabar sama hobi nonton yaoi hentai Lo itu?"

Gue cengengesan. Kan itu lain cerita. "Paan, itu kan cuman gambar."

"Sama aja, Tai!" Mereka sewot sendiri.

*

Tanpa terasa bel pulang sekolah sudah berdentang, tepat pukul 17.00.

"Kita ada acara keluarga, La."

Gue memandang mereka lesu. Gagal deh rencana kebebasan gue buat hari ini. Ya udahlah, pasrah.

"Yaudah, deh. Bye, bye. Sampai hari senin ya."

Renée membalas lambaian tangan gue, sementara Reno hanya bergumam sampai jumpa dan tersenyum sok kece. Hah, dasar Oner sok kecakepan. Untung cakep beneran.

Dengan lesu gue melangkah menuju halte bus di depan sekolah. Hari mulai beranjak petang, dan ngomong-ngomong bus yang lewat sini masih ada nggak ya? Apa gue naik go-jek aja? Ah, liat entar deh.

Jangan pada mikir gue idup kayak princess meskipun nyokap gue sayang gue. Karena tetep aja bokap yang berkuasa. Selamat Gue tinggal bareng mereka aja berkat nyokap yang mohon - mohon ke bokap.

Cintai Aku [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang