Princess (11)

4.3K 229 26
                                    

Aku mendesah berulang kali, setiap memakan potongan Pizza ditanganku. Ketika aku ingin mengambil potongan Pizza lagi dikotak, tanganku dipegang oleh Harry, aku langsung menatap Harry dengan tatapan aneh dan yang ku dapatkan adalah mata hijaunya lebih gelap daripada sebelumnya. Sebelum aku ingin protes, Harry mendekatkan wajahnya ke wajahku lalu membisikkan sesuatu telingaku, "Jika kau mendesah seperti itu, aku bisa membuat dirimu lebih mendesah dan berteriak merengek, ketika tanganku ini menyentuh tubuh polosmu itu."

Seakan-akan rahangku ingin jatuh, ketika mendengar perkataan Harry.

*

Tangan Harry menyusup ke bawah punggungku untuk mengangkatku ke pangkuannya. Jemarinya naik ke bahuku dan menyelinap ke dalam kausku. Aku memejamkan mata, menyelusupkan jariku ke rambutnya yang halus. Aku bisa merasakan napas Harry mengenai bahuku sebelum bibirnya menyentuh permukaan kulit leherku. Bibirnya hanya menggesek leherku sekilas, sudah cukup membuat diriku menginginkannya.

"Aku ingin kaus ini terlepas dari tubuh cantikmu in," ucap Harry.

Mataku masih terpejam dan aku tidak bisa memastikan apakah Harry sekedar memberitahu atau meminta izin untuk melepas kausku, jadi aku hanya bisa mengangguk saja. Harry menaikkan kausku ke atas, melepasnya melalui kepala--- sial, kulitku berkeringat karena sentuhan Harry. Dengan lembut Harry menurunkanku dari pangkuannya, merebahkanku di sofa, aku membuka mata, dan menemui mata yang paling indah yang pernah ku lihat. Setelah menatapku, Harry memandangi tangannya yang memegangi pinggangku.

Perlahan-lahan tatapan Harry menggerayangi tubuhku. "Sial, kau sangat panas, Sydney." tangan besar Harry membelai tubuhku, lalu ia sedikit mencondongkan tubuhnya untuk mengecup lembut bibirku. "Kau sangat cantik."

Aku tidak pernah membiarkan seseorang menyentuh tubuhku seperti Harry lakukan saat ini, tapi aku tidak bisa mengelak ketika tangan Harry menyentuh tubuhku atau bibir Harry menyentuh lembur bibirku. Tangan Harry menjalar ke bra-ku dan tanpa ku duga tangannya itu menyusup ke baliknya, menbuat bibirku terbuka dan mataku terpejam.

Sial, aku menginginkan Harry.

Aku mengalungkan tanganku di leher Harry, agar aku bisa menciumnya. Kakiku secara sempurna melingkar di pinggulnya. Harry mengerang, tangannya menanggalkan dadaku dan turun ke pinggangku. Ia menurunkan celanaku, sehingga aku terpaksa melepaskan kaitan kakiku supaya Harry bisa melepaskan celanaku dengan cepat.

"Sydney?"

"Sydney?!" seseorang menepuk pipiku, membuatku tersadar dari lamunanku. Wow, aku tidak menyangka aku memiliki pemikiran seliar itu. Sialan, MV Closer yang ku tonton.

"Kau kenapa?" tanya Harry kebingungan.

"Ada apa dengan diriku? Aku baik-baik saja." jawabku pura-pura tak mengerti, Harry memutar kedua bola matanya.

"Tentang tadi," membuatku menatap Harry.

"Tadi?"

Harry menggigit bibir bawahnya lalu berkata, "Tentang menyentuh tubuhmu," aku terkejut mendengar perkataan Harry, Harry melanjutkan ucapannya, "Aku hanya bercanda." dan Harry pun tertawa terbahak-bahak.

Fuck, fuck, fuck, Harry sialan!

Aku pun langsung bangun danmenghatam kepala Harry dengan bantal sofa berulang-ulang kali, Harry mengaduh kesakitan dan meminta menghentikan aksiku.

"Aduh, aduh, sakit! Sakit, Sydney!" ucap Harry dengan nada kesakitan.

"Harry, menyebalkan, menyebalkan, menyebalkan!" ucapku dengan nada gemas kesal, Harry sialan!

"Hey, hey, aku salah apa?!" ucap Harry sambil menghindari pukulanku.

Dengan tanpa dosa aku memukuli Harry, sampai Harry menarik tanganku sehingga aku jatuh ke pelukannya. Harry memelukku dengan erat, dan aku pun meronta-ronta agar dilepaskan.

"Lepaskan aku, bodoh! Ugh!" aku meronta-ronta, tetap saja kekuatan Harry lebih besar daripada aku. "Tidak akan ku lepaskan, sampai kau memberitahukan apa kesalahanku sampai kau tega memukuli laki-laki tampan seperti aku ini." tanya Harry dengan napas terengah-engah sama seperti diriku.

Aku terdiam, untuk menyusun kalimat yang pas untuk menjawab pertanyaan Harry. Jangan sampai aku menjawab dengan, 'Aku kecewa  kau hanya bercanda mengenai menyentuh tubuhku'.

"K-karena kau menyebalkan, bodoh!"

Harry tertawa dengan jawabanku, lalu ia memperbaiki posisi kami, dengan aku yang duduk dipangkuannya. Aku pun protes tapi Harry menghiraukannya.

"Kau itu sangat menggemaskan." ucap Harry semakin erat memeluk diriku.

"Hey! Lepaskan aku!"

"Tidak. Sampai aku dapat ciuman, disini." aku menongak dan mendapati Harry menunjuk ke arah bibirnya.

"Ew! Never in your wildest dream."

"Yah, terserah kau saja. Kalau kau ingin tetap duduk dipangkuanku." Harry tersenyum miring dan aku memberikan tatapan 'Are you kidding me?'.

"Ew, no!" aku pun kembali meronta-ronta dengan mengoyang-goyangkan tubuhku, berharap Harry melepaskan pelukannya.

"Shit, Sydney! Don't do that, you can make me turn on. Ughh."

Aku pun langsung berhenti bergerak. Dan aku merasakan sesuatu menonjol dibawahku. Shit.

"Harry, jangan bilang kau--" ucapanku terpotong karena seseorang berucap dari arah belakangku.

"Sydney! Harry! Fuck, what are you doing?!"

*

sorry for late update, because yesterday i arrived to my home and today i will go to my dormitory again. yuck, i will miss my gadget and wifi.

i choose Barbara Palvin as Sydney because i had asked who is character for Sydney and many people chosen her.

p.s no edited

Princess [Harry Styles] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang