13. Pendekatan (1)

16 1 0
                                    

Halo, Sayang! Laura datang sambil mengecup pipi Harry.

Hai, Honey! balas Harry.

Bagaimana kabarmu hari ini, Sayang? Tahu tidak? Dan memintaku menyampaikan salam cintanya lagi pada Gabby. Oh aku sungguh penat mendengarkannya setiap bertemu dia. Cerita Laura.

Bilang saja padanya Gabby tidak akan pernah mau menerima salam cintanya itu. Ucap Harry.

Hey, ayolah, aku juga sudah mengatakan itu bahkan beribu-ribu kali lipat banyakknya dari salam yang dia sampaikan. Aku lelah, Harr.

Harry pun merangkul kepala Laura dan menyandarkannya ke bahu Harry. Tenanglah, kan ada aku disini. Kata Harry sambil tersenyum pada Laura.

I love you, Harr. Ucap Laura sambil tersenyum damai dan menutup matanya.

I always love you too, Sayangku. Harry pun mengecup kening Laura dengan mesra.

Kring.... kring.... kring....

Sebentar ya, aku jawab teleponku dulu. Harry pun meninggalkan Laura.

Halo?!

Sedang dimana kau?

Maaf siapa ini?

Terdengar suara dengusan kesal di ujung telepon. Ini aku Gabby. Aku sedang di restoran fastfood sekarang, Dan Smith tadi memaksaku untuk menemaninya sarapan karena kau dan Alfie meninggalkanku sendiri dirumah.

Sarapan dengan fastfood? Bilang padanya kadar kolesteol ditubuhnya akan meningkat lebih cepat dari yang bisa dia duga.

Oh, ayolah, aku sedang kesal padanya bukan untuk menceramahinya. Bisa kau jemput aku?

Aku sedang bersama Laura, nanti akan ku suruh Alfie untuk menjemputmu, tunggulah. Harry pun menutup teleponnya dan kembali pada Laura.

***

Dan, maaf aku ada kelas sebentar lagi jadi kau makanlah makananmu sendiri. Kata Gabby sambil menyelempangkan tasnya.

Dan mencekal tangan Gabby.

Kau akan pergi meninggalkanku? tanya dan.

Aku harus pergi.

Ayolah, Gabb, tidak masuk kelas sekali tak akan membuatmu di ejek oleh yang lain.

Karena itulah aku harus masuk kelasku karena semua orang sudah cukup membicarakanku. Gabby pun pergi meninggalkan Dan.

Satu menit kemudian Alfie datang dan langsung menarik tangan Gabby keluar dari restoran tersebut.

Mereka memasuki mobil dan Alfie pun langsung menancap gas lalu pergi dari sana.

Terima kasih sudah mau menjemputku. Ucap Gabby.

Ya, sama-sama. Jawab Alfie singkat.

Hanya tersisa kesunyian diperjalanan mereka menuju kampus. Keduanya tak saling bicara satu sama lain. Entah apa yang sama-sama keduanya pikirkan.

Sampai di area parkir kampus, Gabby langsung turun dari mobil dan bergegas memasuki bangunan kampus dan meninggalkan Alfie sendiri.

***

Siluet langit telah memperlihatkan kesoreannya saat Gabby sedang berjalan pulang sendirian.

Ditengah angin kencang yang berhembus tiba-tiba sebuah mobil mewah dengan warna hitam metal berhenti di badan jalan, tetapi Gabby acuh saja dan terus berjalan dengan santainya.

Kau bisa masuk angin jika berjalan sendirian di cuaca seperti ini, Sayang. Terdengar suara yang akhir-akhir ini jadi Gabby sangat kenal. Dan Smith.

Gabby berhenti sejenak tanpa menoleh kebelakang... Lalu mulai berjalan lagi tanpa menghiraukan Dan Smith yang ada dibelakangnya.

Dan yang merasa di acuhkan langsung menahan salah satu lengan Gabby agar ia berhenti sejenak dan menghiraukannya.

Hey, Gabb, ada apa? tanya Dan Smith

Gabby pun menoleh ke belakang dengan wajah yang begitu lesu dan pucat.

Dan Smith yang melihat raut wajah Gabby reflek langsung saja berubah khawatir, hei, kau tak apa? Wajahmu pucat sekali! Ayo, masuk ke mobil, biar ku antar kau pulang

Tidak, Dan, aku tak apa. Aku hanya ingin pulang sendiri. Sanggah Gabby.

Tidak, tidak, aku tak bisa membiarkanmu pulang sendiri dalam keadaan seperti ini... Dan menyetuhkan lengannya ke dahi Gabby, ..lihat, kau demam! Ayo, aku antar kau pulang dan kau tak bisa melarangku.

Dan pun akhirnya sukses membuat Gabby mengikuti permintaannya dan mulai melajukan mobilnya langsung menuju kediaman keluarga Aplin.

TbC

Gabrielle Aplin: English RainWhere stories live. Discover now