9. Alfie yang Naif

32 2 0
                                    

"Halo, Alfie? Kau dimana?" tanya Gabby panik.

"Hey, kau kenapa? Aku sedang di toilet pria. Apa kau mencariku?Sebentar, aku sedang menuju ke tempat kita tadi." Kata Alfie di telepon dengansantai.

Gabby mendengus lalu menepuk dahinya.

"Apa kau masih ada di cafe?" tanya Gabby.

"Tentu saja, aku tak mungkin meninggalkanmu yang sedang mencari Laurasendiri dan aku pulang duluan,'kan?"

"Tidak, Al, dengarkan aku." Alfie terdiam diseberang sana. "Aku sudahada dirumah. Aku tak tahu apa yang terjadi tapi kurasa kita sudah ditipu oleh Dan.Jika kau masih disana, tunggulah. Harry sedang dalam perjalanan menjemputmuuntuk pulang."

Alfie yang mendengarnya menjadi kebingungan.

"Hey, ada apa ini sebenarnya? Dan bagaimana bisa kau sudah pulangtanpa aku?" tanya Alfie kebingungan.

"Ceritanya sangat panjang, Al, kumohon kau tunggulah Harry untukmenjemputmu di cafe." Pinta Gabby.

"Baiklah." Kata Alfie menyerah. Meskipun ia sangat penasaran denganapa yang sedang terjadi sekarang, tapi sangat tidak mudah jika ini harusdibicarakan lewat telepon dan Alfie mengerti itu.

***

Harry dan Alfie membuka pintu rumah kediaman Aplin. Disana sudah ada Gabbydan Mrs. Aplin yang sedang menunggu mereka berdua dengan wajah cemas.

"Oke, jadi, apakah ada yang bisa memberitahuku apa yang terjadisebenarnya?" Alfie membuka percakapan diantara semua orang.

"Baiknya kalian ganti pakaian dan menghangatkan tubuh terlebih dahulu,setelah itu kita akan membicarakan semuanya." Kata Mrs. Aplin yang diwajahnyasudah tak terlihat kecemasan.

"Ya, ayo kita ke kamar dulu." Ajak Harry, lalu Alfie pun menurutinya.

Diruang keluarga kediaman Aplin, perapian menyala untuk membuat suhutetap hangat. Namun, sepertinya suasana begitu panas bukan karena perapian yangmenyala, melainkan karena amarah Alfie yang tak terbendung.

Gabby dan Harry telah menceritakan semuanya pada Alfie tentangbagaimana alibi Dan Smith yang berpura-pura mencari adiknya dan memaksa untukmengantar Gabby lalu berbohong soal Alfie yang sudah pulang tanpanya. Namuntetap saja Alfie tak percaya dengan semua itu.

"Tak mungkin Dan Smith berbuat begitu." Tegas Alfie. Ia tak terimajika idolanya disebut-sebut seperti apa yang ada dalam pembicaraan mereka saatini.

"Jangan kekanakan, Fie! Kau tahu bahwa itu bisa saja ia lakukan."Bentak Harry. Ia kesal karena saudaranya begitu bodoh sehingga tak bisa membacasituasi.

"Harry benar, Al, siapa tahu memang orang itu ingin berniat jahat padakau dan Gabby. Aku tak mau kalian terluka." Kata Mrs. Aplin.

"Tapi, Aunt, jika memang benar dia mempunyai niat seperti itu, apatujuannya?" tanya Alfie menggebu-gebu.

Mrs. Aplin menggeleng. "Aku tak tahu, Al. Kalian yang lebih tahumasalah ini, aku hanya ingin mengingatkan agar kalian berhati-hati."

***

Pagi itu, Laura berjalan sambil menghentak-hentakkan kakinya menujukamar Dan. Ia baru saja membaca pesan dari Harry perihal kejadian semalam yangdibuat oleh kakaknya itu kepada Alfie dan Gabby.

"Dan! Buka pintunya! Dan!" teriak Laura sambil menggedor-gedor pintukamar kakaknya yang terkunci. Karena tak ada respon dari dalam kamar tersebut, Lauraterus saja berteriak sambil menggedor-gedor pintu kamar itu dengan keras.

Akhirnya setelah beberapa lama ia berteriak terdengar suara kunci yangdiputar dari dalam. Saat pintu mulai terbuka, Laura masuk menerobos kamarkakaknya itu.

Dan yang masih menggucek matanya terhempas karena terkena dorongan Laurayang menerobos pintu sangat keras.

"What's wrong, Sis? Ini masih pagi tapi kau sudah membuatku terbangun.Aku butuh istirahat karena nanti malam aku harus manggung." Kata Dan yangterduduk lesu dipinggir tempat tidurnya.

Laura memutar bola matanya. "Persetan dengan rasa kantukmu itu, Dan Smith.Apa yang kau lakukan pada teman-temanku semalam?" tanya Laura beremosi.

Dan berpikir sejenak. Memikirkan apa yang dia lakukan semalam. Lalu iatersenyum. "Ah, aku hanya mengantar temanmu yang bernama Gabby itu pulang."

"Itu karena kau memaksanya, bodoh!" kata Laura kesal.

Dan tertawa terbahak. "Tapi, toh, aku tetap mengantarnya pulang,'kan?"katanya.

"Cih, lalu kenapa kau berbohong pada Gabby kalau Alfie sudah pulangduluan semalam?"

"Ya, tentu saja agar rencanaku mengantar gadis itu pulang berjalandengan lancar." Dan mengedikkan bahunya sambil tersenyum sok keren.

"Ku peringatkan kau, jika kau bermain-main dengan teman-temanku lagi,ku pastikan kau akan pergi ke neraka secepatnya!" kata Laura dengan kesal lalukeluar dari kamar Dan.

Dan yang melihat tingkah adiknya hanya bisa tersenyum sambilmengedikkan bahu lagi, lalu kembali menarik selimutnya dan tidur.

Laura memarkirkan mobilnya dihalaman rumah Gabby. Rencananya diadatang kesana untuk meminta maaf pada Alfie dan Gabby atas kejadian semalam.

Laura mengetuk pintu yang sudah terpasang rangkaian bunga nataltersebut.

Tok tok tok

Mrs. Aplin datang membukakan pintu.

"Permisi, apakah Gabby dan Alfie ada?" tanya Laura. "Aku Laura Smith,teman Gabby."

"Oh, silahkan masuk." Mrs. Aplin mempersilahkan Laura masuk. "Jadi kauyang bernama Laura? Harry, Alfie dan Gabby pernah bercerita tentangmu."

"Oh, benarkah? Suatu kebanggaan bisa diceritakan padamu, Mrs. Aplin."Kata Laura.

Mereka sampai diruang tamu kediaman Aplin yang bernuansa putih dancoklat. Mrs. Aplin lalu mempersilahkan Laura duduk disalah satu sofa berwarnacoklat susu yang ada disana dan pergi meninggalkan Laura untuk pergi mengambilminuman.

Lama Laura menunggu, terdengar suara langkah kaki mendekati ruangtamu.

Harry dan Gabby datang menghampiri Laura dengan pakaian rumahan yangsangat santai dan hangat.

Laura berdiri untuk menyambut mereka berdua. "Oh maafkan aku ataskejadian semalam." Kata Laura menyesal. Harry lalu memeluknya dan mengajak Lauraduduk kembali.

"Tak apa." Kata Gabby yang duduk diseberang sofa yang diduduki Lauradan Harry.

"Dimana Alfie? Aku juga harus minta maaf padanya karena kejadiansemalam." Kata Laura dengan nada sangat merasa bersalah.

"Hey, kau tak seharusnya yang meminta maaf, semua ini kan bukan kauyang melakukannya, Sayang." Kata Harry sambil mengelus-elus kecil rambutdisekitar dahi Laura.

Laura menggeleng. "Tidak, ini semua perbuatan Dan. Dia kakakku, dandia sudah mengerjai teman-temanku. Aku tak bisa diam saja. Apa lagi, Gabby yangbaru saja bisa percaya pada kita dan mulai bisa membuka diri pada kita, aku...Aku tak ingin membuat Gabby.." Laura menahan tangis.

Jauh dilubuk hatinya, Laura sangat bahagia bahwa ia bisa bertemandekat lagi dengan Gabby seperti saat dulu. Ia tak ingin kehilangan kontakdengan Gabby lagi seperti setelah kematian Mr. Aplin beberapa tahun lalu. Iamasih ingin terus berteman dengan Gabby.

Laura terus terisak. Harry mengelus-elus punggung Laura untukmembuatnya lebih tenang.

Lalu Mrs. Aplin datang keruang tamu dengan membawa 5 cangkir teh hangatyang masih mengepul.

"Bu, kenapa membuat 5 cangkir teh? Disini kita kan hanyaberempat." Tanya Gabby.

"Oh, baru saja ada yang datang dan dia bilang, dia teman kalian jadikusuruh masuk. Dia mungkin sedang melepas mantelnya. Sebentar ku panggilkan."Mrs. Aplin pergi dengan membawa baki yang tadi digunakannya membawacangkir-cangkir teh.

Saat Harry dan Gabby sedang sibuk menenangkan Laura yang masih sajamenangis, Mrs. Aplin kembali kesana dengan seseorang dibelakangnya.

Gabby, Harry dan Laura melihat orang yang bersama Mrs. Aplin itudengan tatapan kaget. "Sedang apa kau disini?" tanya mereka bertiga hampirbersamaan.

TBC

O~z

Gabrielle Aplin: English RainWhere stories live. Discover now