Surat Cinta Terakhir

227 39 17
                                    

Sesudah keluar dari Angel's Steak, aku meminta Pricilla mengantarkan ku pulang ke rumah mengingat jarak rumah kami tidak terlalu jauh.

"Kau mengapa begitu panik? bagaimana kalau nantinya Harry meresponmu?" tanya Pricilla yang sedang menyetir.

"Aku hanya takut karena sekarang Harry sudah tau siapa yang mengirim surat itu"

"Memang itu tujuannya, kan? Kau mengapa jadi terlihat pesimis begini?" tanya Pricilla lalu memberhentikan mobilnya didepan rumahku.

"Ah, sudahlah, aku bingung. Terima kasih sudah mengantarkanku pulang. Sampai jumpa besok" ucapku lalu turun dari mobil

Sedangkan Pricilla hanya menyunggingkan senyum dam melambaikan tangan ke arahku.

Aku masuk kerumah dengan wajah yang kusut. Michael yang melihat wajahku langsung menatapku heran.

"Kau kenapa?" tanya Michael

"I'm okay" jawabku lalu masuk ke kamar. Lalu aku merebahkan tubuhku ditempat tidur, sungguh, aku heran dengan diriku sendiri. Ini kali pertama aku  jatuh cinta pada seseorang sampai seperti ini. Padahal aku mengenalnya baru beberapa hari yang lalu, dan belum tentu ia mengenalku.

Tidak lama kemudian, Michael masuk ke kamarku.

"Vanessa?" panggil Michael

"Hmm?"

"Kau sedang jatuh cinta ya?" tanya Michael sambil menggodaku

"Mungkin" jawabku malas

"Well, seperti apa orangnya? Coba beri tahu aku"

"Berambut keriting, punya lesung pipi, anak basket, kelas 11-3, namanya Harry"

Michael hanya mengangguk paham.

"Lalu kau mengapa terlihat kusut seperti ini?" tanya Michael lagi

"Jadi, aku menyukainya sejak pertama bertemu, lalu aku mendapat saran dari temanku untuk mengirim surat cinta pada Harry, jadi setiap hari aku mengirim surat cinta padanya."

"Lalu tadi, aku dan temanku ke Angel's Steak, tidak lama kemudian datang Harry dengan temannya juga, saat itu Harry tidak sadar kalau aku ada disana juga, lalu saat Harry sedang ditoilet aku langsung meletakkan surat cinta itu dimejanya."

"Dan saat Harry kembali dia membaca surat itu dan langsung menatapku. Tentu saja aku malu, aku tidak tau apa yang harus aku lakukan" jawabku panjang lebar seperti sedang membaca pidato.

"Mungkin, dia tidak suka dengan wanita agresif?" kata Michael

Perkataan Michael sukses membuat wajahku seperti ditambar berulang kali, benarkah aku wanita agresif?

"Ah, kau ini membuatku hopeless saja" kataku sambil meninju lengan Michael sekuat tenaga, tentu saja Michael tidak akan kesakitan melainkan hanya tertawa terbahak-bahak

"Hmm, aku punya saran untukmu" kata Michael

"Apa?"

"Kau beri satu surat lagi, setelah itu kau tunggu keajaiban tuhan" kata Michael

"Keajaiban tuhan? kau fikir orang sekarat?"

"Sudah, tidak usah banyak komentar. Ikuti saja saran dariku" ucap Michael

Akupun hanya mengangguk malas, sedangkan Michael tertawa sambil mengacak rambutku.

Lalu, tidak lama kemudian Michael keluar dari kamarku. Aku segera menelepon Pricilla

"Halo?" kata Pricilla dari seberang sana.

"Pricilla!"

GAMES [h.s]Where stories live. Discover now