"Tidak! Untuk apa kamu ingin meminta motor segala?! Aku juga tidak akan pernah mengijinkan kamu untuk keluar rumah!" kata Papa Kresna. Satu hal yang aku bingung, mengapa orangtua Kresna tidak ingin membelikan motor? Padahal jika dilihat, keluarga Kresna adalah keluarga yang kaya raya. Bahkan mereka seharusnya lebih dari mampu untuk sekedar membelikan sebuah motor. Ya, paling tidak, motor yang paling mahal sekalipun menurutku mereka bisa membelikannya. Kakak nya Kresna saja baru sebulan lalu dibelikan mobil mahal. Mengapa Kresna yang hanya meminta motor saja tidak diberi? Mereka berdebat amat panjang. Baru kali ini aku melihat Kresna melawan orangtuanya. Lalu setelah beberapa menit, Kresna menuju ruang tamu dan menemuiku. Lalu berkata "Maaf Sa, kamu bisa pulang sekarang." Katanya sambil menunjuk pintu keluar rumahnya dan menundukkan kepala. Aku juga sebenarnya tidak enak hati berada disini dalam keadaan seperti ini. Aku tersenyum pada Kresna, lalu pamit pulang. Walau didalam benakku muncul pertanyaan-pertanyaan yang ingin ku lontarkan, tapi aku lebih mengerti perasaan sahabatku.
