"aku akan membawamu pulang" Tuan muda itu membawa Tatiana kedalam limosin.

"ketempat biasa, Diego"

"Tapi tuan muda, nyonya besar menyuruh saya membawa Anda kembali"

"Jangan membantahku Diego" Laki laki besar yang berada didepan mereka berdiri diam, tampak bingung.

"A..aku tidak apa-apa." Tatiana mencoba menyakinkan tuan muda yang dengan semakin erat mendekatkan tubuh Tatiana yang digendongnya ke tubuhnya yang keras.

" Tidak. Aku yang akan merawat luka-lukamu."

Tatapannya membuat tubuh tatiana menjadi panas. tatiana tak bisa berhenti menatap wajahnya yang begitu terpahat sempurna.

"Jangan berdiri disitu Diego!"

Diego langsung membuka pintu belakang limosin setelah mendengar hardikan majikannya.

Tatiana berusaha keluar dari pelukan situan muda tapi tangannya menahan pinggang Tatiana dan membawa tatiana duduk di pangkuannya. Tatiana membuka mulut untuk protes tapi si tuan muda menyelanya

"Aku ingin kau duduk disini"

Tangannya yang tadi berada dibelakang lutut Tatiana kini menggenggam tangan Tatiana.

Jari jari mereka saling mengait. mata cokelat keemasan milik tuan muda menatap mata biru Tatiana.

Degup jantung Tatiana bertalu talu, ketika bibir tuan muda mencium bibirnya. ciuman manis itu melelehkan otak Tatiana. membuatnya tak bisa berpikir jernih.

"aku menyukai bibir ranum mu Miss..?"

Tuan muda melepaskan pagutan bibir mereka. Lidahnya menjilat bibir atas Tatiana.

"Tatiana. namaku Tatiana." Jawab Tatiana, matanya tampak sayu akibat gairah.

Pikirannya berkabut yang dia inginkan hanya sentuhan bibir tipis milik situan muda.

Tatiana benar benar bingung dengan reaksi tubuhnya, dia tak pernah begitu bergairah hanya karna sebuah ciuman.

"kau..?" Tatiana mencoba bertanya disela sela ciuman mereka.

"Taylor. Katakan A" Taylor memandang Tatiana yang bingung dengan perintahnya.

"Untuk apa?" Tatiana mengernyitkan dahinya, menjauhkan wajahnya dari wajah Taylor untuk menatapnya.

"Katakan saja" pinta Taylor.

"A, hmm!"

Taylor langsung memasukkan lidahnya kedalam mulut Tatiana yang terbuka. Membuat tubuh Tatiana jatuh kekursi akibat tubrukannya.

Mata Tatiana terbelalak melihat tingkah Taylor yang menyeringai, lidahnya merajalela merengguk dan merasai lidah Tatiana.

Tatiana menutup matanya, menikmati ciuman Taylor yang ahli dan menggebu gebu. Jari jari Mereka yang masih saling mengait berada disamping kepala Tatiana. Tangan Tatiana yang bebas membelai rambut Taylor.

Udara didalam mobil yang terasa panas akibat nafas mereka yang menjadi berat membuat ciuman mereka semakin panas.

Tangan Taylor yang lain mengelus naik turun paha Tatiana yang dibalut celana jeans. Jari jari Taylor tak sengaja menyentuh pangkal pahanya yang membuat tubuh Tatiana menggelinjang.

Taylor semakin menindihnya membiarkan Tatiana merasakan kejantanannya yang sudah mengeras. Tatiana merespon dengan mengangkat pinggulnya untuk menyentuh kejantanan Taylor. Taylor menggeram rendah.

Taylor menghentikan ciuman untuk mengisi udara ke paru parunya yang menipis. Desahan nafas mereka saling beradu.

Taylor tersenyum memandang Tatiana yang terengah engah. Taylor mengangkat tangannya yang masih menggenggam tangan Tatiana ke bibirnya.

"Aku menginginkan mu" gumam Taylor sambil mencium telapak tangan Tatiana.

Tatiana menatap sayu pemandangan didepannya, pria tampan mencium telapak tangannya dengan posesif mengirimkan sinyal sinyal elektrik keseluruh tubuhnya.

Tatiana merengkuh wajah Taylor mendekat kewajahnya. Menggigit bibir bawah Taylor.

"aku menginginkanmu" balas Tatiana, dia tidak peduli siapa Taylor dan siapa dirinya yang sekarang dia pedulikan hanya tubuhnya yang mendamba sentuhan Taylor di sekujur tubuhnya.

Taylor langsung menyambutnya. mencium Tatiana dengan intens dan Tatiana membalasnya. Lidah mereka menari nari, saling terkait saling menyentuh sampai suara kaca pintu mobil diketuk menghentikan ciuman mereka.

"Kita sudah sampai tuan."

Tatiana yakin Diego tahu akan apa yang mereka lakukan dilihat dari cara bicaranya yang hati hati saat memanggil majikannya.

Taylor menyandarkan kepalanya disamping kepala Tatiana. Menggeram kesal pada Diego yang menghentikan cumbuan mereka membuat Tatiana tersenyum dan mengelus punggung Taylor menenangkannya.

Taylor kembali duduk membawa Tatiana untuk duduk disampingnya

"This your last chance."

Taylor menaikkan sebelah alisnya memandang Tatiana. Tatiana mengerti yang dikatakan Taylor.

Ini adalah kesempatan terakhirnya untuk memilih melanjutkan apa yang telah mereka mulai dilimosinenya atau pergi dan tak akan pernah tahu rasanya bersama laki laki tampan didepannya.

Tatiana menelan ludahnya memandang mata cokelat keemasan didepannya. Tangannya menyentuh pipi Taylor kemudian menciumnya

" I know"

_________________________________

Oalah akhirnya selesai juga chapter 2...
Ni otak mesti di upgrade kayaknya ide sering ilang timbul bikin gregetan aja...
Semoga chapter yang ini ng ngecewain ya..

Bagi yang baca tolong komentar dan votenya ya...:)

Salam hangat

Diana - W

Sang Nouveau [Dawson Tales]Where stories live. Discover now