Tragedi

52 11 1
                                    

Oh My God

Aku tidak percaya. Kalung itu seperti memberikan aku kekuatan alami. Seketika. Aku dapat melakukan sesuatu yang berbeda dari biasanya. Benda itu terangkat begitu saja mengikuti gerakan tangan ku. Dan turun begitu saja ketika aku mengepalkan tangan. Empat kata yang terdapat di kepala ku

AKU BISA MENGENDALIKAN AIR

Dan kejadian itu masih terpikirkan olehku sampai di rumah Risa.

"Elodi Merida! Lo kenapa bengong? Kerjain tuh soal!" teriak Eko dan menyadarkanku dari lamunan. "Oh. Enggak. Aku... Eng... Oy Ibby! Balikin pulpen gue! Aduh! Banyak bener buku lo Gen" seruku sambil berlari mengejar Ibby yang maling pulpen orang.

Tak terduga. Kami berdua bertubrukan dan... Byur! Kami berdua nyemplung ke kolam renang yang berada di samping rumah Risa. Semua temanku kaget dan berteriak histeris. Berbeda denganku. Aku merasa berbeda. Aku seperti menghirup udara! Tapi ini tidak mungkin. Aku berada di air dan... Tiba-tiba gelap seketika.

******************************
Mataku mulai terbuka. Ku lihat Risa dan Steven di dekatku.

"Ah akhirnya lo bangun juga. Gimana mendingan? Nih minum dulu biar enakan. Badan lo pucet banget. Gak dingin kah?" ceracau Steven seperti biasa. Sepertinya dia sangat khawatir denganku. "Gue gak papa. Makasih. Eh ngemeng-ngemeng gue di mana?" tanyaku pada mereka. "Lo di kamar gue. Gara-gara lo nyebur bareng Ibby gue harus ngabisin semua persediaan handuk di rumah gue buat ngeringin lo" Ujar Risa.

Eh tunggu sepertinya ada yang hilang dari leherku.

"Risa lo kemanain kalung gue?!" seruku. "Oh kalung lo. Ada kok nih. Tapi rantainya putus jadi gue taruh di kotak ini" kata Risa sambil menyodorkan kotak berwarna ungu.

"Trus Ibby di mana udah pulang ya?" tanyaku mengalihkan topik. "Ibby masih di tangani dokter keluarga Risa di kamar tamu" aku nyaris tersedak teh hangat. "Dan belum sadarkan diri" dan sekarang benar-benar tersedak. "Uhuk Uhuk.."

Aku tidak percaya Ibby masih belum bangun dari pingsannya. Cowok yang ganteng dan jadi idamanku masih tidur dengan muka pucat. Aduh... Bisa-bisa pas bangun aku di marahin sama dia. Akhh... Rasanya mau teriak histeris kayak Risa, Nia, Najla dan Ratu pas aku tenggelam. Tapi rasanya tercekat di tenggorokan.

"Yang lain di mana?" tanyaku lagi. "Pada makan siang semua di sana kayak gak ada kejadian apa-apa. Padahal tadi histeris banget liat lo pingsan pas diangkat Steven naik dari kolam" Ujar Risa mencibir mereka yang ada di ruang makan. "Trus prihatinnya sama Ibby. Bilang gini, uh Ibby kenapa begini begitu, ya ampun rumah gue udah kayak pasar aja" ujar Risa panjang×lebar×tinggi.

"O ya gue juga lapar turun yuk. Udah ngeband nih perut" koorku dan Steven yang di sambut gelak tawa kami berdua. "Ya udah yuk turun. Hati-hati nanti kepeleset baru di pel lantai rumah gue" cerocos Risa lagi. "Iya iya. Gampang la. Lo kira gue bayi mesti di bimbing dulu" ujarku sambil terkekeh. Dan kami pun makan siang di lantai dasar.

The Mirror BlueTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang