Dan ada pula yang promosi.

"Aku adalah satu-satunya pewaris dari keluarga Hanezou yang sudah bekerjasama dalam dunia bisnis dengan keluarga Hasegawa. Aku tidak menerima pernyataan Hasegawa-san yang mempretahankan Yamamoto-san. Hasegawa-san terlalu baik untuk Yamamoto-san. Aku akan meminta Ayahku untuk memperkenalkanku pada keluarga Hasegawa Satoru," Kata seorang gadis kecil imut berusia 16-17 tahun yang berkomentar setelah menyaksikan wawancara.

Ya... dilihat dari segi ketampanan, aku 50:50 kalau dibandingkan dengan Nobi-can. Jadi lihat saja nanti Nobi-can berengsek. Saat aku kaya nanti. Aku bakalan punya fangrils lebih banyak daripada fangrilsmu.

~End Nagisa PoV~

Beberapa menit kemudian, dari arah pintu masuk bandara terlihat sebuah iring-iringan yang baru saja tamil di televisi muncul di depan mereka. Satoru dan para pengawalnya berjalan mendekati Nagisa, kemudian menggeret Nagisa untuk menjauhi kerumunan. Kejadian itu berlangsung terlalu cepat hingga tidak di sadari oleh orang-orang yang kini masih membicarakanya.

Dilarang copy fic ini

"Kurasa disini cukup." Satoru melihat sekelilingnya. Memastikan keadaan aman untuk mereka bicara. Para pengawalnya pun mengawasi mereka dari jarak aman untuk mencegah orang-orang mendekat dan tau keberadaan mereka.

"Aku berharap kau berhati-hati mulai sekarang. Aku tidak sengaja mengeksposmu dalam konferensi." Kata Satoru pada Nagisa.

"Kau bahkan tidak menyebut namaku selama konferensi. Tidak ada yang perlu kau cemaskan," Nagisa menatap sahabatnya lekat-lekat. Sejenak mereka terdiam tanpa mampu berlata apapun. Nagisa tahu ini akan menjadi perpisahan singkat antara dirinya dan Satoru. Dia merasa akan terjadi sesuatu yang besar ketika Satoru meninggalkanya. Tapi ia tidak ingin membebani Satoru dengan pikiran konyolnya.

Nagisa mengambil tangan Satoru, dan mengatakan kalimat perpisahan.

"Aku akan menunggumu pulang. Aku yakin Haruka juga tengah menunggumu. Sekarang kau bisa menjemputnya. Jemput pengantinmu Satoru. Bawa dia pulang." Nagisa memandang Satoru dengan tatapan yang dalam. Meskipun ia tersakiti oleh kata-katanya sendiri. Ia berusaha menampiknya.

Satoru hanya terdiam. Memandang dengan tatapan yang belum pernah terlihat oleh Nagisa sebelumnya. Sebuah tatapan yang syarat akan perlindungan dan kehangatan.

"Aku tidak akan lama Nagisa. Aku akan segera pulang. Jangan melakukan hal-hal konyol yang mencelakakan dirimu. Kalau kau sakit, langsung minum obat atau ke rumah sakit. Aku tidak ingin menemukanmu dalam kondisi lebih parah dari minggu lalu. Makanlah yang baik, jangan menunda-nundanya. Aku akan membuat celenganmu puasa kalau sampai kau tidak-" Satoru menghentikan bicaranya saat Nagisa memeluknya dengan erat.

"Iya-iya....Aku akan baik-baik saja," Nagisa menepuk-nepuk punggung satoru sambil menghirup dalam-dalam untuk yang terakhir kali, wangi yang selama ini menjadi favoritnya. "akan lebih bahagia bila kau membawa pulang Haruka dengan gaun putihnya." Nagisa melepaskan pelukanya. Ia berusaha tidak memikirkan bahwa kini dirinya tengah membohongi perasaannya sediri.

Mereka saling pandang sebentar. Sebelum peringatan Tori mengenai keberangkatan Satoru sampai pada telinga sang majikan.

Tampa berkata satu katapun, Satoru membalikan badanya dan berjalan menuju pintu masuk tanpa berbalik sekalipn. Dan membuat hati Nagisa semakin sedih melihatnya.

Kemudian pandanga Nagisa beralih pada sebuah jendela besar. Ia mengwasi sebuah pesawat Jet pribadi yang bertuliskan Hasegawa Air lepas landas mengudara membawa Satoru bersamanya.

Dilarang copy fic ini

Satoru duduk didalam pesawat Jet pribadi miliknya. Memikirkan segala problemanya kini.

Ini adalah keputusan yang paling tepat. Begitulah seharusnya yang ia pikirkan. Menjemput sang kekasih yang telah lama pergi untuk segera meminangnya. Tapi bagi Satoru sendiri, ini merupakan keputusan yang sangat berat karena harus meningglakan Tokyo. Apa alasanya?

Karena firasat.

Ya, Satoru yang lebih sering menggunakan otak ketimbang perasaan, kini harus takluk dengan perasaan jengah untuk pergi dengan alasan firasatnya mengatakan akan terjadi sesuatu yang tidak baik pada Nagisa.

Sikap aneh dan konyol yang akhir-akhir ini Nagisa tunjukan, membuat Satoru harus turun tangan untuk menempatkanya pada posisi sekertaris. Bahkan rasa ingin melindungi Nagisa yang semakin membesar, membuat Satoru kehilangan jati dirinya.

Akhirnya tampa membuang-buang waktu, Satoru bertekat untuk segera menyelesaikan permasalahan ini. Membawa pulang Haruka dan menikahinya akan membereskan semua masalah, hingga dia dapat menjalani kehidupan normal seperti sebelumnya. Itulah yang Satoru pikirkan. Tapi rupanya rencana Tuhan lebih rumit dari pikiran simpel miliknya.

Karena sekenario kecil nan rumit itu. Saat ini tengah berada di dalam diri Nagisa, dan menunggu untuk diketahui.

.

Bersambung.......

Vote n Follow please...

Next Chapter adalah pengumuman.... Harap Di baca....

Sayang di buang:

Yuki (Artis) : "Gak sombong ya... Yamamoto-san masih kalah cantik lah sama aku. Lebih baik, Yamamoto-san putusin aja. Aku siap menjadi penggantinya. Tapi menjadi yang kedua, juga boleh!" Sambil kedip-kedip.

.

Erin (pelukis) : "Padahal aku terlanjur melukis dirimu dalam hatiku Hasegawa-san. Kenapa kau tak melihatnya?" (ya emang gak kelihatan)

.

Kira (Tukang gali kubur) : "Aku sudah mengubur cintaku padamu dalam-dalam dan merelakanmu dengan Haruka."

Sekali lagi next Chapter adalah pengumuman.... Harap Di baca....

Apapun Dirimu (TAMAT)Where stories live. Discover now