The Separation

564 61 28
                                    

Baekhyun memijit pelipisnya pelan. Sungguh, ia lelah. Kepalanya terus berdenyut dan terasa sangat sakit. Beberapa hari ini, tak tampak ekspresi ceria atau senyum penuh artinya. Hanya ada sosok Byun Baekhyun yang pendiam dan tak banyak berekspresi. Belakangan, benar-benar hari yang berat untuk pengawal dewa berkekuatan sempurna.

Pemuda berwajah manis itu tak bisa lagi bertahan. Lelah ia mengingatkan Chanyeol untuk berhenti berhubungan dengan Kris. Kata-kata lembut tak digubris. Apalagi kata-kata penuh emosi, Chanyeol hanya mengabaikannya. Bocah itu tetap saja bersikeras dengan sikapnya semula. Ia ingin bersama Kris. Katanya, ia serius mencintai manusia berwajah tampan itu. Cih, Chanyeol pasti bercanda!

Dilema dirasakan Baekhyun. Dilema yang sangat dalam. Kerisauan terus memenuhi benaknya. Terus berkecamuk—menghantuinya setiap hari. Baekhyun tahu, tugasnya adalah mengingatkan Chanyeol untuk selalu mematuhi aturan—untuk menjalankan tugas sebagai dewa dengan baik. Bagaimanapun caranya, sang pengawal harus tetap membuat sang Dewa berjalan di jalur yang benar.

Namun, sekarang apa? Chanyeol malah memilih melanggar aturan dengan mencintai dan memilih satu manusia saja. Dewa itu telah melanggar salah satu aturan paling dilarang! Karena kewajiban, Baekhyun dan yang lain harus melakukan sesuatu atas pelanggaran Chanyeol. Toh, sejujurnya, mereka diberi kewenangan untuk meluruskan kembali jalan sang Dewa dengan cara apa pun. Chanyeol memang harus dihentikan sebelum sesuatu yang buruk terjadi padanya—atau pada dunia—.

Di sisi lain, di luar konteks tugas, Baekhyun iri dengan kedekatan Kris dan Chanyeol. Ia masih dan selalu menyukai sang Dewa. Rasanya sakit melihat Chanyeol lebih banyak menghabiskan waktu dengan Kris. Biasanya, dewa itu akan ada di samping Baekhyun. Sekarang? Mereka berdua bahkan tak pernah berbincang lama—hanya sekedar menyapa. Sejujurnya, Baekhyun merasa kesepian, meskipun ia tak pernah menunjukkannya. Dan, dalam lubuk hati terdalam, ingin rasanya ia segera memisahkan Kris dan Chanyeol. Ia ingin sosok sang Dewa hanya menjadi sahabatnya, tetap di sampingnya. Ia ingin Chanyeol kembali seperti dulu.

Egois? Mungkin saja. Namun, apa Baekhyun salah punya perasaan seperti itu?

Meskipun merasa cukup egois, Baekhyun selalu berusaha mengesampingkan perasaan itu. Tak ingin ia melibatkan emosi dalam tugasnya. Sebagai pengawal, ia harus bersikap profesional. Tugas menjaga Chanyeol adalah prioritas utamanya. Perasaannya menempati posisi sekian. Baekhyun harus bisa mengendalikan diri dan perasaannya. Tak peduli betapa cemburu atau sakit perasaannya kala melihat Kris dan Chanyeol bersama. Tak peduli betapa inginnya ia memisahkan sang Dewa dari si manusia. Tidak. Ia tak boleh melakukannya jika didasarkan emosi pribadinya. Ia harus melakukannya karena tugas yang diemban. Tak lebih.

Namun, sekarang, satu emosi menguat dalam benak Baekhyun. Ia harus segera menghentikan Chanyeol. Bukan, bukan karena ia cemburu. Baekhyun hanya tak ingin melihat Chanyeol sampai menanggung konsekuensi atas pelanggaran yang dibuatnya. Chanyeol tak boleh sampai terluka atau dihukum berat. Dewa itu tak boleh semakin dalam mencintai manusia. Jika tidak, Chanyeol akan berakhir dengan patah hati. Tidak. Baekhyun tak bisa melihat Chanyeol terluka. Ia tak akan membiarkannya. Emosi inilah yang ingin ia libatkan dalam melaksanakan tugas. Hanya emosi ini saja yang masuk akal dan lebih kuat dari rasa cemburu dan keegoisannya.

Di sisi lain, Baekhyun terpaksa harus melihat dan mengakui beberapa hal. Ia bahagia melihat betapa cerianya sang sahabat sekarang. Meskipun sang Dewa pada dasarnya memang sosok yang ceria, sekarang Chanyeol jauh lebih terlihat bahagia dan bersemangat. Dan, Baekhyun tak memungkiri bahwa itu karena Kris. Pemuda bertubuh mungil itu jelas bisa melihat senyuman selalu terkembang di bibir sang Dewa. Tiada yang lebih indah daripada melihat Chanyeol tersenyum.

Lagi pula, apa yang dikatakan sang Dewa ada benarnya. Pemuda jangkung itu sudah tak terlalu mengantuk sehingga ia bisa menjalankan tugas dengan baik. Ya, meskipun sejujurnya, sang Dewa masih sering mengabaikan tugasnya sih.

God who Falls in Love [END]Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz