A Troublemaker

1K 104 13
                                    

"Kau?!" teriak dua siswa bersamaan kala sosok siswa baru memasuki kelas. Sosok siswa tinggi yang tak asing bagi keduanya. Park Chanyeol.

Chanyeol terus melambaikan tangan pada dua siswa yang menatapnya tak percaya. Mata mereka tampak membelalak lebar—seolah baru saja melihat hantu.

Ya, sesungguhnya, lambaian tangan itu memang ditujukan pada dua siswa saja—Kris dan Baekhyun. Namun, jelas siswa lain melihatnya sebagai lambaian ramah untuk seluruh kelas. Mereka sibuk membalas Chanyeol dengan antusias, bahkan teriakan histeris terdengar di setiap sudut.

Dan, saat Chanyeol memamerkan senyum lebar nan cerianya, sorak-sorai semakin tak terkendali. Para siswa di kelas itu benar-benar terpukau dan terkesima pada ketampanan Chanyeol. Sementara, Kris dan Baekhyun memilih mengalihkan perhatian dengan batin mendongkol.

Teriakan histeris dan aksi heboh penghuni kelas mungkin akan semakin menggila, jika Mr. Kim tak menghentikannya. Dengan keras, dipukulkannya penggaris kayu pada meja guru. Suaranya begitu keras dan menggema—memenuhi ruang kelas.

Buk—Buk—Buk—

"Ya! Berhenti! Diam! Diam! Hei, diam kalian semua! Kalau kalian masih berisik, sekarang juga, kalian akan mendapatkan 100 soal dari saya! Diam sekarang juga!" ancam Mr. Kim. Mukanya memerah menahan emosi. Ia tak suka kondisi kelas yang tak bisa ia kendalikan.

Sstt—

Begitu senjata Mr. Kim keluar, tak ada lagi suara terdengar. Mendadak saja hening. Tak ada yang membuka mulut, bernapas pun tak berani. Kesunyian benar-benar menyergap. Jika ada suara benda jatuh pun, akan terdengar sangat jelas.

Ya, ancaman 100 soal matematika Mr. Kim memang sangat ampuh mengendalikan para siswa. Tak ada seorang pun yang mau mengerjakan soal sebanyak itu. Belum lagi, tingkat kesukaran soal Mr. Kim dikenal sangat tinggi. Jadi, apa pun akan mereka lakukan daripada mendapat hukuman dari Mr. Kim. Mereka jelas tunduk pada guru matematika killer itu.

Mata Mr. Kim menangkap ekspresi berbeda dari dua siswa yang tadi membelalakkan mata. Dikerutkan keningnya lalu bertanya, "Kris Wu! Byun Baekhyun! Apa kalian mengenal siswa baru ini?"

Dengan cepat, Kris dan Baekhyun menggelengkan kepala mendengar pertanyaan Mr. Kim. Kontan, gelengan kepala dua siswanya membuat pria 50 tahun itu memicingkan mata. Tak percaya ia dengan jawaban Kris dan Baekhyun itu. Bagaimana pun juga, jawaban mereka sekarang jelas sangat berlawanan dengan ekspresi yang ia tangkap tadi. Mm—aneh sekali.

Mr. Kim beralih pada Chanyeol. "Kau—Siswa baru! Apa kau mengenal Kris Wu atau Byun Baekhyun?" Guru pemarah dan suka memberi hukuman itu memberikan tatapan tajam menyelidik.

Chanyeol membalas tatapan Mr. Kim dengan santainya. Kepalanya terangguk berulang-ulang bak burung pelatuk yang tengah mematukkan paruhnya pada pepohonan. "Tentu saja!" jawab Chanyeol ceria. Senyumannya semakin terkembang.

Jawaban gila dari Chanyeol sontak membuat Kris dan Baekhyun mengeluarkan death-glare-nya. Perhatian seluruh kelas pun langsung beralih pada ketiga orang itu bergantian. Mr. Kim yang merasa dibohongi menatap Kris dan Baekhyun tajam—seolah siap menyantap mereka hidup-hidup.

Mr. Kim baru saja akan memberikan vonis bersalah pada dua siswa yang kini mulai berkeringat dingin karena ketahuan berbohong, saat Chanyeol melanjutkan perkataannya. "Tentu saja saya harus mengenal mereka. Bukankah mereka akan jadi teman sekelas saya?"

Chanyeol mengerlingkan mata kirinya pada Kris dan Baekhyun. Dua siswa itu menggigit bibir meskipun sejujurnya merasa lega. Rasanya, nyawa mereka bak berkurang 10 tahun saja. Sialan sekali Chanyeol.

Mendengar itu, Mr. Kim mendengus pelan. Padahal ia nyaris saja mendapatkan korban. Sungguh, ia begitu obsesif mendapatkan korban—paling tidak, sehari ia harus mendapatkan satu korban untuk dihukumnya. Namun, sekarang, ia sepertinya gagal. Seratus soal yang sudah disiapkannya hari ini—ah, tak akan ada seorang pun yang mencicipinya. Sial.

God who Falls in Love [END]Where stories live. Discover now