"Gue nggak deh, ada urusan yang lain."

"Kalau lo nggak jadi pergi karena nggak punya tebengan mending gue juga nggak, deh," ujar Via.

Shilla menoleh. "Bukan gitu, Vi. Gue emang ada urusan lain. Kalian pergi aja dan Via tetap pergi, kasihan Alvin nggak ada temannya."

Alvin mendengkus memasukkan ke dua tanggan ke dalam saku celana. Via yang melihat reaksi Alvin, mendesah pelan.

"Kayaknya gue pulang aja deh, capek."

"Loh, kok pada pulang ,sih? Pokoknya nggak ada pulang-pulang, kita udah janji."

"Iya, tapi Cak-"

"Udah. Kalian pergi aja, Via bareng Alvin, Ify-Iel dan Acha sama Cakka. Sorry gue nggak bisa. Bener-bener ada sesuatu yang harus gue urus." Shilla melirik Alvin sekilas. "Have Fun ya, guys!" ujar Shilla berlalu pergi.

"Yah, Shilla ikutan pergi," lirih Acha.

"Jadi atau nggak?" tanya Alvin menaiki motornya.

"Jadi dong," jawab Cakka semangat sembari menaiki motornya.

¶Yoshil¶

Motor ninja itu berhenti di parkiran rumah sakit Citra Buana. Rio membuka helm dan segera turun dari motor, melangkah masuk ke dalam rumah sakit. Melewati berbagai ruang rawat untuk sampai di tempat tujuannya. Rio tersenyum hangat melihat seorang gadis tengah memunggungi-nya. Rio mendekati Aya dan memeluknya dari belakang.

"Uncle," ujar gadis itu.

"Hai, Sayang. Uncel kangen banget sama kamu." Rio mencium pipi gadis itu, Aya tertawa.

"Aya juga kangen uncle, kanget banget." Aya memeluk erat Rio.

"Sudah makan?"

"Sudah uncle. Tadi Aya makan banyak soalnya ada kakak cantik yang nyuapin Aya."

Rio mengernyit. "Kakak cantik?" Aya mengangguk.

'Apa orang yang sama dengan membawakan Aya balon?'

"Uncle." Aya menangkup wajah Rio dengan ke dua tangannya.

"Ya, Sayang. Ah, Uncle masih ada urusan. Kamu istirahat ya, jangan bandel," ujar Rio menggendong Aya ke tempat tidurnya.

"Aya nggak pernah bandel, Uncle."

"Bagus. Berarti Aya anak pintar." Rio mencium lembut puncak kepala gadis kecil itu.

"Nanti Uncle ke sini lagi." Aya mengangguk.

Rio menutup pintu kamar rawat itu, seketika matanya menangkap seorang suster yang biasa merawat Aya, berjalan mendekat.

"Permisi Sus." Rio menghalang jalan suster itu.

"Iya, ada apa Mas Mario?"

"Apa Anda tahu siapa orang yang sering mengunjungi Aya selain saya?"

Suster itu mengangguk. "Ya, sudah hampir seminggu ini ada seorang wanita yang seumuran dengan Mas Rio datang mengunjungi Aya."

Pangeran Es [End]Where stories live. Discover now