PART V (BAG.3)

1.6K 99 4
                                    

Agni langsung melewati Cakka begitu saja. Sepertinya dia tak tau jika Cakka berada disana. Cakka menegakkan tubuhnya dan mengalihkan pandangannya mengikuti langkah Agni. Lalu membalikkan kembali tubuhnya dan melihat Obiet yang ingin mengejar Agni. Dengan sigap Cakka langsung menghadang Obiet sebelum pria itu melewatinya.

"Lo mau kemana Bro?" tanya Cakka sambil memasukkan kedua tangannya didalam saku celananya begitu dia berhenti tepat didepan Obiet.

"Lo ngapain ngalangin jalan gue?" tanya Obiet yang geram dengan sikap Cakka yang telah mengganggunya. Obiet menatap Cakka dengan tatapan kejam seolah ingin memangsa Cakka. Cakka tersenyum miring sambil menatap remeh Obiet.

"Gue rasa lo bukan pria sejati jika lo memaksakan kehendak lo sama perempuan yang jelas-jelas nggak mau sama lo." Kata Cakka sambil tersenyum meremehkan. Obiet menggeram menahan amarahnya.

"Kenapa? Lo nggak terima dengan apa yang barusan gue ucapkan?" tantang Cakka.

"Sialan!" pekik Obiet lalu segera melayangkan tinjunya kewajah Cakka hingga Cakka tersungkur kelantai. Cakka mengusap ujung bibirnya yang mengeluarkan darah akibat pukulan Obiet. Dia mendongakkan kepalanya menatap Obiet dengan sinis dan segera berdiri kembali dan berdiri tepat didepan Obiet.

"Lo pikir lo akan bisa dapetin Agni dengan lo mukul gue?" tantang Cakka yang sengaja memancing kembali emosi Obiet. Jika benar penilaian Cakka, menurut Cakka Obiet ini tipe laki-laki yang sangat mudah terpancing emosinya. Cakka tersenyum sinis melihat tangan Obiet yang terkepal kuat disisi tubuh pria itu.

"Lo lupa siapa gue?" kata Cakka sambil melangkahkan kakinya satu langkah kedepan dan menatap Obiet dengan tatapan menantang.

"Gue pacarnya Agni. Dan nggak akan gue biarin satu orangpun berani gangguin dia. Apalagi cowok brengsek kayak lo!" ucap Cakka dengan tajam dan tegas. Obiet tersenyum sinis sambil menatap balik Cakka.

"Lo pikir gue akan mundur meskipun gue tau lo pacarnya Agni?" tantang Obiet. Rahang Cakka mengeras, namun dia segera bisa mengontrol emosinya. Dia kembali menunjukkan senyum miringnya untuk Obiet.

"Kalo gitu kita liat! Siapa yang akan benar-benar memenangkan hati Agni." Kata Cakka dengan tenang. Obiet mengepalkan kedua tangannya.

"Sialan lo!" pekik Obiet sambil melayangkan tinjunya kembali. Namun dengan sigap Cakka menahan tangan Obiet sebelum tinju itu kembali mengenai wajah tampannya.

_____

"Mbak Agni. Mbak Agni.." panik Bella sambil berlari kearah Agni yang sedang duduk disalah satu anak tangga didalam Restoran. Agni mendongakkan kepalanya menatap Bella yang menatapnya dengan panik.

"Ada apa?" tanya Agni.

"Itu Mbak. Si Bos berantem sama orang diluar." Kata Bella dengan nada penuh kepanikan.

"Siapa yang berantem?" tanya Adrian yang baru saja datang dan tak sengaja mendengar ucapan Bella.

"Bos Cakka." Agni langsung berdiri dan berlari kearah luar Restoran.

"Bella. Kamu nggak usah keluar! Suruh Putu dan Rendy untuk segera keluar!" kata Adrian lalu segera berlari mengejar Agni.

_____

Mereka masih dengan posisi mereka yang saling menatap tajam dan tangan Cakka yang masih menahan tangan Obiet agar tak bisa memukulnya.

"Apa lo itu preman? Menyelesaikan segala sesuatu dengan tinju?" tanya Cakka sambil tersenyum meremahkan dan langsung menghempaskan tangan Obiet.

"Sorry. Gue nggak berminat untuk berantem sama lo! Gue bukan tipe orang kayak lo. Gue lebih suka menyelesaikan sesuatu dengan kepala dingin." Kata Cakka sambil memasukkan tangannya kedalam saku celana.

"Lo bisa pergi dari sini!" kata Cakka tak ingin memperpanjang masalah. Obiet tersenyum sinis.

"Lo pikir lo siapa berani ngusir gue dari sini?" tanya Obiet membuat Cakka langsung menyeringai.

"Gue? Gue pacarnya Agni." Jawab Cakka dengan bangga. Obiet kembali mengepalkan tangannya dan mengarahkannya pada Cakka yang masih menatapnya dengan tenang.

"Apa yang kalian lakukan?" tanya Agni dengan tegas menghentikan ayunan tangan Obiet. Cakka dan Obiet langsung mengalihkan pandangan mereka kearah Agni yang berdiri tak jauh dari mereka. Cakka tersenyum menyambut Agni yang berjalan perlahan kearah mereka.

"Berhenti tersenyum!" kata Agni dingin saat melihat Cakka yang justru tersenyum manis padanya. Cakka menganggukkan kepalanya dengan santai sambil menggeser tubuhnya agar Agni bisa berdiri didepan Obiet.

Obiet menatap Agni dengan tatapan yang sulit diartikan. Cakka mengalihkan pandangannya kearah pintu masuk dan melihat Adrian yang sedang menatap kearah mereka sekarang. Cakka tersenyum pada Adrian.

"Aku tunggu diatas setelah kamu selesai dengannya." Kata Cakka lalu melangkah meninggalkan Agni dan langsung menyeret Adrian untuk kembali masuk kedalam Restoran. Agni memutar kepalanya menatap Cakka yang kini menghilang dibalik pintu itu. Agni menghembuskan napasnya lalu memutar kepalanya kembali dan mendongak menatap Obiet.

"Apa yang Kak Obiet lakukan?" tanya Agni dengan tajam. Dia menatap Obiet dengan tajam.

"Ag. Aku...."

"Kak Obiet pergilah! Dan berhenti temuin gue lagi!" kata Agni lalu memutar tubuhnya ingin meninggalkan Obiet. Namun dengan sigap Obiet menahan lengan Agni sebelum Agni melangkahkan kakinya.

"Tunggu dulu Agni! Aku belum selesai." Agni membalikkan tubuhnya.

"Apa lagi? Kak Obiet nggak liat? Gue udah punya kehidupan gue sendiri Kak! Gue bahagia dengan apa yang gue miliki sekarang. Jadi gue mohon dengan sangat berhenti gangguin gue Kak! Jangan pernah muncul lagi didepan gue!" kata Agni dengan tegas namun tersirat nada memohon disana. Obiet menatap Agni dengan lembut.

"Ag. Tidak bisakah kamu kasih aku kesempatan sekali lagi? Aku janji aku akan memperbaiki semuanya. Aku janji aku akan mencintai kamu sepenuhnya. Dan aku nggak akan pernah nyakitin kamu lagi. Kumohon Agni. Kembalilah bersamaku!" kata Obiet memohon. Agni tersenyum miris.

"Bisakah Kakak kembalikan Tiara kedalam hidup gue?" tanya Agni dengan lirih sambil menatap Obiet sedih. Obiet terdiam. Dia tak tau dia harus menjawab apa.

"Gue mohon biarin gue bahagia Kak! Gue nggak mau selamanya terpaku pada masa lalu. Melihat Kak Obiet. Mengingatkan gue pada Tiara." Kata Agni sedih. Agni menggelengkan kepalanya lemah.

"Maaf Kak. Agni nggak bisa."

_____

_____

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
LOVE GREET Seri 4 : Bring Me Your Love #B.M.Y.LWhere stories live. Discover now