Part 2: Get Lost With You

Comincia dall'inizio
                                    

"Tapi aku bukan.."

"Oh, ini permintaan Taehyung, dia bilang manajer dan asisten pribadinya sebaiknya berada dalam satu kelas. Makanya kami mengubah tiketmu."

Dahiku berkerut 'Permintaan Taehyung? Kenapa dia melakukan ini?'

Staff itu melirik arlojinya, "Sudah ya, jangan lupa segera masuk ke gerbongmu nanti."

Aku mengangguk dan melambai ringan pada para staff yang berjalan seraya menyeret tumpukan barang-barang. Aku menghela napas pelan dan menunduk menatap koper bergambar Iron-Man milikku (iya, koperku bergambar Iron-Man, kenapa?) dan juga koper berwarna hitam kelam milik Taehyung. Koper berwarna beige milik Hoseok Hyung tadi sudah diambil olehnya sebelum dia pergi mencari sarapan. 

Aku melirik Taehyung yang masih terlihat tertidur pulas. Kemudian mataku melirik arlojiku dan karena masih ada lima menit tersisa, aku memutuskan untuk pergi ke toilet.

Aku menyelesaikan urusanku di salah satu bilik toilet yang tertutup kemudian saat aku selesai dan mencoba keluar, pintu toilet itu tidak mau terbuka.
Dahiku berkerut dan mencoba menarik-narik pintu itu namun dia tidak bergerak. Kelihatannya pintu itu macet.
Aku mulai panik dan menggedor pintu toilet dengan panik. Aku terus berseru-seru meminta pertolongan hingga akhirnya seorang petugas kebersihan membukakan pintu sial yang macet itu.

Aku menghembuskan napas lega, "Terima kasih banyak."

"Ya, maaf karena pintunya macet. Aku tidak menyadari itu saat membersihkannya."

Aku menggeleng pelan, "Tidak apa. Bukan salahmu." ujarku kemudian memberikan senyum lembut untuknya dan berjalan keluar dari toilet.

Aku berjalan ke tempat Taehyung berada sebelumnya dan ketika sampai di sana yang aku temukan adalah dia yang sedang berdiri seraya melipat dua tangannya di depan dada.

"A-ada apa?" tanyaku saat menyadari tatapan tajamnya.

"Darimana saja kau?" ujarnya dingin.

"Eh? Toilet. Pintunya rusak jadi tadi aku terjebak di sana."

"Dan apa kau tahu sekarang jam berapa?"

Dahiku berkerut, aku yakin Taehyung memakai arloji karena aku jelas-jelas melihat benda itu berkilau di bawah lengan mantelnya.

Aku mengangkat lengan kiriku dan mengintip arlojiku, "Sekarang jam 08.10 pagi." ujarku polos kemudian setelahnya mataku membulat, "HAH? JAM 08.10?!" pekikku keras dengan suara melengking.

Taehyung berdecak, "Baru sadar sekarang?"

Aku menatap Taehyung dengan wajah panik. Sementara Taehyung menatapku dengan pandangannya yang tajam dan membuatku mau tidak mau mengkerut takut.

"Kau sudah sadar sekarang?" ujar Taehyung lagi, kali ini dengan suara yang jauh lebih dingin dari sebelumnya.

Aku mengangguk pelan, menatapnya ragu dari balik sela poniku. "Maaf.." gumamku.
"Karena aku, kita terlambat naik kereta."

Taehyung mendengus, "Seharusnya aku tidak terlambat. Aku bangun tepat ketika pengumuman soal keberangkatan terdengar. Hanya saja," Taehyung berjalan mendekatiku yang masih berdiri dengan wajah menunduk takut. "Seseorang membawa tiketku. Aku menghubungi Hoseok Hyung dan katanya tiketku ada padamu. Aku menghubungimu, dan kau tidak menjawab. Dimana benda bodoh bernama ponsel milikmu, huh?"

Suara Taehyung terdengar begitu dingin dan menyeramkan hingga mau tidak mau aku semakin mengkerut takut. Sial, kenapa jadi begini?

"P-ponselku.." ujarku tergagap.

Idol in My PocketDove le storie prendono vita. Scoprilo ora