8

18.8K 930 1
                                    

Author pov

Pagi ini, Hanzel sudah siap untuk membangunkan Lea. Yap! Dengan pakaian biasa miliknya, dia akan membangunkan Lea untuk makan bersama dengannya. Serta membuat rencana baru untuk kakak Lea, tentu saja dia tidak ingin kakak Lea datang dan menghancurkan kehidupannya bersama Lea nantinya.

Hanzel berjalan menuju kamar Lea yang bertepatan di samping kamarnya. Dia mengeluarkan kunci dan membuka pintu kamar yang sejak semalam dia kunci. Hanzel tidak akan pernah membiarkan Lea keluar dari sani, meninggalkan dirinya sendiri lagi.

Dilihatnya Lea yang sedang tertidur pulas tanpa mengenakan selimut. Tapi satu hal yang membuat Hanzel merasa tertarik, Lea tidur dalam posisi memegang sesuatu. Dia berjalan mendekati Lea dan ternyata Lea memegang sebuah kalung.

"Lea.. Ayo bangun lalu kita sarapan bersama." ucap Hanzel sambil mengguncangkan tubuh Lea.

Lea sama sekali tidak bergeming mendengar panggilan Hanzel. Karena gemas melihat Lea, Hanzel pun mendekatkan wajahnya kepada Lea. Hanzel menyentuh bibir Lea dengan bibirnya, sedikit melumat agar Lea segera bangun.

Dan benar saja, secara perlahan Lea yang merasa ada sesuatu yang mengganggu tidurnya, membuka matanya dan seketika membelalakkan kedua bola matanya. Sedangkan Hanzel masih dalam kegiatannya, dengan segera Lea mendorong tubuh Hanzel membuat ciuman itu terlepas.

Dengan nafas tersengal - sengal Lea bangun dan duduk di atas ranjang itu. Menatap Hanzel dengan tatapan marahnya, dengan kasar Lea menghapus bekas ciuman Hanzel. Hal itu sedikit membuat Hanzel merasa sakit hati, tapi dia juga gemas.

"APA YANG KAU LAKUKAN?!!!" teriak Lea begitu marah.

"Apa yang aku lakukan? Tentu saja membangunkanmu sayang." jawab Hanzel dengan senyuman menggoda.

"Membangunkanku?? Dengan men... Men... Men..." ucap Lea terbata - bata tidak sanggup melanjutkan kata - katanya.

"Mencium mu?" lanjut Hanzel yang membuat wajah Lea bertemu merah, membuat Hanzel terkekeh.

"Baiklah, kau sudah bangun. Jadi ayo kita sarapan." ucap Hanzel melanjutkan.

"Tidak, aku tidak mau." jawab Lea yang membuat Hanzel merubah ekspresinya.

"Aku tidak mau makan, sebelum kau membebaskanku tuan." lanjut Lea dengan tatapan menantangnya, membuat Hanzel merasa kesal.

"APA KAU TIDAK MENGERTI BAHWA KAU AKAN TINGGAL DISINI??!!" teriak Hanzel sambil berjalan mendekati Lea.

"Kau itu... Ck, kau terlalu memikirkan kakakmu yang bodoh itu. Kau milikku Lea, hanya milikku." lanjut Hanzel sambil mendorong tubuh Lea hingga terlentang di atas tempat tidur.

Membuat Lea yang awalnya menunjukkan tatapan menantangnya kini berubah menjadi tatapan takut. Dia sangat takut kepada Hanzel sekarang. Terlebih saat melihat tatapan tajam penuh amarah di mata Hanzel.

"Kau sudah membuatku sangat marah pagi ini Lea." gumam Hanzel yang sekarang sudah berada tepat dia atas tubuh Lea dengan menahan tubuhnya menggunakan kedua lengan kokohnya.

"Ma.. Maaf..." gumam Lea sambil mencoba mendorong tubuh kekar Hanzel.

"Sebaiknya, kau ikut aku segera sarapan. Ayo!" ucap Hanzel sambil menarik tangan Lea dan membawanya ke meja makan dan makan bersama.

Lea merasa takut - takut saat memakan makanannya. Dia tidak tenang, apa lagi makan tepat di hadapan penculiknya, Hanzel. Lea sangat ingin segera pulang, bertemu dengan kakaknya.

You're Mine ✔️ {TERBIT}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang