2

27.1K 1K 8
                                    

Author pov

Matahari telah terbit, cahayanya memaksa masuk melalui celah - celah tirai yang ada di kamar Lea. Membuat Lea sedikit merasa tidak nyaman karena cahayanya mulai mengenai tepat di wajahnya.

Lea membuka matanya dengan perlahan, sambil mengerjabkan kelopak matanya berulang kali untuk menyesuaikan dirinya terhadap cahaya yang mulai menerangi kamarnya yang masih gelap.

Lea pun mulai meregangkan otot - ototnya dan segera bangun, untuk berjalan menuju kamar mandi untuk membersihkan dirinya. Hari ini dia harus berangkat pagi menuju sekolahnya, dia piket hari ini.

Setelah 20 menit membersihkan diri, Lea pun segera memakai seragam dan mengikat tinggi rambutnya, sambil memasukkan buku pelajaran ke dalam tasnya.

Saat menuruni tangga, dia melihat Kak Oza sedang menyiapkan sarapan untuk mereka bersama. Bagi Lea, kyak Oza adalah kakak laki - lakinya yang paling hebat di dunia. Dan tidak ada satu orang pun yang bisa menandinginya.

Bahkan Oza sama sekali merasa tidak segan - segan untuk memasak sendiri makanan untuk mereka berdua. Malah Oza tahu adiknya sudah bisa masak sendiri, tapi ada rasa yang sangat mengganjal di hati untuk Oza mengijinkan adiknya memasak.

"Pagi kak!" sapa Lea sambil membuat jus jeruk.

"Pagi dek. Sini biar kakak aja yang bikinin." ucap Kak Oza sambil ingin mengambil alih blender dari tangan Lea.

"Gak usah, kakak nyiapin makanan aja. Biar aku yang buat jusnya." jawab Lea sambil mulai menyalakan blender.

Oza pun kembali fokus terhadap makanan yang sedang dia siapkan sejak tadi. Setelah jusnya jadi, Lea pun segera membawa dua gelas jus jeruk dan meletakkannya di atas meja makan.

Mereka pun makan bersama - sama. Walau hanya ada mereka berdua saja, mereka tidak pernah mengeluh sedikit pun.

"Kakak antar ya dek?" tanya kak Oza setelah selesai makan.

"Iya deh, aku piket soalnya hari ini." jawab Lea sambil membersihkan sisa makanan di bibirnya.

"Ya sudah, kalau begitu ayo! Nanti kamu telat lagi!" ucap kak Oza sambil menggandeng tangan Lea keluar dari rumah dan mengendarai mobil hitam milik Oza.

Mobil yang di dapat oleh Oza dari hasil jerih payahnya bekerja di sebuah perusahaan kecil. Mobil satu - satunya yang bisa membuat Oza maupun Lea merasa nyaman.

Setelah setengah jam menembus jalanan kota yang padat, akhirnya Lea pun sampai di sekolahnya. Lea pun mencium pipi kiri kakaknya dengan sayang dan segera keluar dari mobil.

Lea berjalan santai sambil sesekali menoleh ke belakang menatap kakaknya yang masih saja melihatnya dari dalam mobil. Lea pun melambaikan tangannya dan berlari memasuki kelas.

Lea's pov

Huaaah!!!!
Hari ini aku piket sendiri!!!!
Bagaimana mungkin, dimana teman - teman yang lain???

Hfftttt....
Kenapa harus aku yang selalu membersihkan kelas setiap piket?
Pokoknya nanti kalau Dinta datang aku akan langsung memarahinya.

Dinta adalah salah satu sahabat dekatku. Kami bersahabat sejak umur 15 tahun. Walaupun kami sangat sering sekali bertengkar, tapi itu tidak bertahan lama.

Ya!! Terima nasib aja deh!
Kalau nasib mengatakan hari ini aki harus piket sendiri lagi ya gak apa - apalah. Hitung - hitung ini untuk olahraga otot, persiapan besok aku mulai bekerja.

Aku sudah tidak sabar untuk bercerita kepada Dinta kalau aku sudah mendapatkan pekerjaan.

Dia pasti akan sangat heboh, terlebih mengingat bagaimana dulu aku mati - matian mencari pekerjaan. Dan sekarang akhirnya bisa ku dapatkan.

Baiklah!! Sekarang harus mulai menyapu lantai kelas lagi! Semangat!!!!

Oza's pov

Hari ini adikku terlihat sangat bahagia dan juga bersemangat. Tapi, rasanya aku masih belum sama sekali membuatnya merasa bahagia.

Maksudku merasa sangat - sangat bahagia. Aku takut adikku akan merasakan kekecewaan yang sangat mendalam. Terlebih jika tahu orang itu sudah di ikat oleh mama dan papa dengan Lea.

Walaupun begitu aku pastikan ikatan yang terjalin diantara orang itu dan juga Lea akan putus. Dan tidak akan pernah bisa tersambung lagi.

Sebuah ikatan yang dihubungkan diatas kertas saja. Tentu itu bisa hilang bukan?! Maka dari itu, aku akan tetap berjuang untuk bisa memutuskan ikatan itu, aku tidak peduli jika diriku hancur.

Yang terpenting adikku, Lea bisa terjauh dari orang itu. Orang itu sangatlah berbahaya! Bahkan sangat berbahaya!!

Sekarang aku harus segera kembali bekerja, jika tidak bos ku akan sangat marah melihatku terlambat di hari Senin ini.

Author pov

Tidak lama setelah itu Dinta pun memasuki ruang kelas dan menghampiri Lea yang duduk dibangkunya.

"Lea!" panggil Dinta sambil duduk disamping Lea.

"Hai! Aku menunggumu sejak tadi, Din!" jawab Lea.

"Heheh.... Biasalah aku kan lagi kebo - kebonya! Susah dibangunin." ucap Dinta sambil nyengir tak jelas.

"Sini dong Din, aku mau cerita!" ucap Lea melambai - lambaikan telapak tangannya, untuk duduk di bangku sampingnya.

"Cerita apa?" tanya Dinta sambil mendudukkan dirinya di bangku samping Lea.

"Aku... Udah dapat kerja!! Aku kerja di cafe' sekarang." jawab Lea sambil tersenyum lebar.

"Benarkah?! Wah, traktiran dong Le." Dinta menaik - turunkan kedua alisnya.

Lea merengut merasa sebal. "Enak aja, masuk kerja aja belom! Malah minta traktiran!"

"Hehehe."

Bel masuk pun berbunyi, semua siswa pun segera memasuki kelas mereka.

###

"Kak, besok aku harus masuk kerja, jadi besok gak usah jemput pas pulang dari kerja ya." ucap Lea saat berada di dalam mobil.

"Lho, tapi kamu kan kerjanya shift malam. Mending kakak jemput aja pas pulang!" jawab Oza dengan nada yang penuh dengan ke khawatiran.

"Gak apa - apa kok kak, lagi pula besok aku akan kerja lembur, dan kakak pasti juga akan sangat sibuk di pekerjaan kakak. Jadi nanti kalau ada apa - apa Lea janji bakal hubungin kakak secepatnya. Ok? Boleh ya?" ucap Lea dengan menampilkan puppy eyes andalannya.

"Baiklah - baiklah, tapi janji kalau ada apa - apa langsung hubungin kakak. Mengerti?!" ucap Oza memperingatkan, meski tak ayal, hatinya merasa resah.

"Ok." Lea mengacungkan kedua ibu jarinya dengan senyuman lebar ke arah Oza, membuat Oza ikut tersenyum karenanya.

You're Mine ✔️ {TERBIT}Où les histoires vivent. Découvrez maintenant