16.Sabrina Pov(2)

5.5K 232 0
                                    

Aku mengerjapkan mataku berulang kali, ku melihat ada wanita paru baya yang berdiri di depanku dan tersenyum, saat aku tersadar aku terduduk ,wanita itu kembali tersenyum lebar .

"Selamat pagi ny sabrina ,saya bi aya ,saya disuruh tuan untuk melayani nona"ujar wanita paruh baya itu ,mataku yang semulanya masih mengeriyip ,lalu membuka lebar.

"Nona ,makan siang dulu ya "ujarnya ,tunggu apa?makan siang?

Pandangan ku berpindah ke hp yang tergeletak di nakas dan meraihnya ,oh astaga aku benar benar kebo ,ini sudah jam 1 siang dan aku benar benar baru bangun!

"Terimakasih bi "ujarku ramah ,aku mengambil piring yang disodorkan bi aya padaku.

"David sedang bekerja ya bik?mengapa tidak membangunkanku?"tanyaku ,bibik tersenyum melihatku

"Tuan mengatakan pada saya ,kalau menjaga nona sampai urusan kantor tuan selesai "ujarnya,aku tersenyum dan melahap makananku.

"Bi ,ini enak sekali "pujiku,ini benar benar sangat nikmat menurutku-bibi tersenyum melihat kelahapan ku makan,kalau bertemu makanan pasti semuanya akan lupa ,makan dengan siapa dan apa(?)

"Bi apa masih ada lagi ?"tanyaku,saat sendok terakhir masuk kemulutku .

"Masih ada non,di meja makan biar saya ambilkan"ujarnya ,aku mengeleng kepala ,aku merasa sangat merepotkan sekarang

"Tidak usah bik,saya akan turun lagi pula saya tidak papa ,david saja yang keras kepala "ujarku ,aku meraih ponselku dan mulai jalan perlahan lahan ,kalian tau serasa orang baru patah tulang tau ngak ,nyeri banget

"Non,sebaiknya non dikamar saja ,kelihatannya non masih sakit"ujar bi aya yang membukakan pintu untukk ku

"Tidak usah bi ,aku bukan orang yang sedang sakit parah sehingga perlu di suruh berdiam diri di kamar, aku bosan bi "ujarku terkekeh, bibik tersenyum dan membantuku menuruni satu persatu anak tangga.

"Terimakasih bik"ujarku saat sudah sampai di kursi meja makan, aku menyendokkan nasi goreng di piringku dan mulai melahap, aku merasa ada yang aneh. Aku menatap bibi sekilas ia mematung didepanku

"Bik, bibik tidak makan siang bersamaku? "Tanya ku.

"Tidak non, nanti saja"ujarnya.

"Ayo bik makan bersama ku"ujarku ,aku mengerucutkan bibirku dan menatapnya memelas

"Tidak usah non, non makan saja dulu"ujarnya, aku menatapnya sekilas dan memalingkan wajah.

"Yasudah aku tak jadi makan! Bibi tak mau makan bersama ku! Apa segitu jijiknya ya makan bersama ku"ujarku memelas.

"B-bukan begitu non, saya merasa tak enak dengan non sabrina"ujarnya, dengan muka tertunduk, aku melakukan tindakan penarikan tangan yang berjasa padaku dan menyuruhnya duduk

"Makan! Bibik harus makan! "Perintahku, aku menyendokkan nasi goreng di piring nya serta telur dadar untuknya. Dan kembali duduk
"Non, ini terlalu berlebihan"ujarnya mengelak, aku menggeleng keras dan menatapnya

"Tidak! Bibik harus makan bi! "Ujarku, bibi terkekeh geli menatap ku dengan muka yang mengemaskan.

"Nona mirip sekali dengan anak saya "raut wajahnya berubah menjadi sedih, aku menatapnya.

"Apa yang terjadi bik? Dimana anak bibik? "Tanyaku.

"Anak bibik dibawa ayahnya, karna kami bercerai, aku tak tau seberapa besarnya dia, aku merindukanya"ujarnya.

"Mengapa ibu bercerai? "Tanyaku

"Semua ini akibat wanita pengganggu yang mengganggu hubungan kami berdua non, ia merebut suami saya, meskipun ia lebih cantik dariku, dia tetap saja merebutnya dengan alasan aku miskin"pipi wanita paruh baya itu dibanjiri air mata kesedihan, aku berdiri dan menghapus air mata berharhanyaa.

[#1] sᴇᴄʀᴇᴛ ᴏғ ᴍʏ ғᴀᴋᴇ ɴᴇʀᴅʏ sᴇᴄᴇʀᴛᴀʀʏTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang