15.David Pov (2)

5.6K 254 4
                                    

Mata ku mengerjap berulang kali, sinar matahari memasuki korden yang tipis, aku masih berada di apartermen sabrina, apartemen yang lumayan besar itu

Aku menyimbakkan rambutnya yang menutupi muka cantiknya itu, bibir ranum yang sangat natural di pagi hari, aku mengecup nya sekilas, dan kembali menatapnya lekat

'Masalah tentang nafsuku, tolong kalian hapus dari buku catatan kalian, nafsu ku lebih kuat dari ku, piss..'

Aku menompangkan satu kepala ku di tangan kananku menatap wajah wanitaku yang sangat natural.,aku menyukainya sangat menyukainya,bibirku ini benar benar tak bisa diam aku menyiumi seluruh inci wajahnya
Wanita ku benar benar beruang kutub yang sedang hibernasi ,dia hanya merubah posisinya menjadi terlentang ,bahkan aku sekarang membenamkan mukaku di cerukan leher miliknya .aroma ini yang ku suka ,membuat aku lebih semangat .

"Engghh..dave"lagi lagi aku benar benar nakal bibirku menciumi ceruk lehernya sampai ia terbangun,maafkan aku honey!

"Morning sweet ,maaf menganggumu tidurlah lagi"ujarku ,mengapa aku mengatakan begitu ,karna mata sabrina benar benar tak bisa diajak kompromi,akhirnya dia tidur lagi

Aku tertawa geli ,gadisku benar benar suka tidur kali ini ,aku mencium puncak kepalanya dan segera turun dari tempat tidur .

Aku akan bekerja,kali ini aku ada rapat dengan klien filiphina ,mau tidak mau aku harus meninggalkan gadisku sendiri,tapi aku tak tega ,pasti dia akan kesulitan menyiapkan semuanya.

Aku menelpon penthouse ku untuk menyuruh bi aya kemari membawa setelan jas nya .

"Halo bi ,saya membutuhkan bantuan bibi"

"..."

"Bibik tolong bawakan saya setelan jas hitam stripe saya dan dasi. Bercorak batik "

"..."

"Iya bik di apartemen jewel suit bi terimakasih"

Bi aya memang bibi yang selalu ada untukku, bahkan yang merwatku sejak aku merintis karirku di usia 18 th, wanita paruh baya yang aku anggap sebagai ibuku sendiri, aku tak pernah membentaknya bahkan mencacinya.

Setelah selesai urusanku, aku segera ke kamar mandi milik sabrina yang aku pinjam sebentar untuk mandi.

Beberapa menit aku selesai mandi dengan masih memakai boxer dan celana 3/4 ku kemarin, aku membuka pintu kamar dan segera turun karna mendengar ketukan pintu.

"Masuk bi"sahutku.

"Ini tuan setelan yang anda minta "ujar bi aya, aku tersenyum dan mengambil jasnya.

"Bi, bolehkah bibi menjaga sabrina disini? Dia sedang tak enak badan, setelah saya selesai urusan saya akan segera pulang"ujarku, bi aya mengangguk paham, dia sudah tau perasaan ku dengan sabrina, bahkan dia pertama kali yang memergokiku saat makan malam

Aku berjalan menjauh dan kembali menaiki tangga, menganti pakaian ku dengan setelan jas yang dibawa bi aya untukk ku ,setelah merasa sempurna dengan semua yang menempel di tubuhku, seperti jam, sepatu hitam yang mengkilat

Aku mendatangi sabrina yang hanya merubah posisinya ,aku menyimbakkan rambut rambut kecil yang menutupi matanya dan mencium kening dan pipi kirinya

"Jaga dirimu sweet, aku akan bekerja"ujarku.

Aku meninggalkan nya sendiri di kamar dengan bekal leptop dan telepon genggam sudah cukup untukku. Mungkin akan terasa sepi dikantor tanpa keberadaanya.

Aku bukanlah tipe CEO yang arogant,songong dengan yang lebih tua , setiap aku akan berangkat aku mencium punggung tangan bi aya

"Bi, titip sabrina ya, semoga ia tak bandel, agak keras kepala sih bik tapi sabar ya bik"ujarku.

[#1] sᴇᴄʀᴇᴛ ᴏғ ᴍʏ ғᴀᴋᴇ ɴᴇʀᴅʏ sᴇᴄᴇʀᴛᴀʀʏWhere stories live. Discover now