PART 14 - This Is I Am Now

Začať od začiatku
                                    

 

“Lo yang sabar ya Nes. Besok gue ke rumah lo ya? Lebih enak kalo ngomong langsung Nes.”

 

Keesokan harinya, Adams datang ke rumahku dan aku menceritakan semuanya pada Adams. Aku tidak bisa menahan semua perasaan sedihku lagi. Aku tenggelam dalam pelukan Adams saat aku sedang menceritakan semuanya padanya. Adams langsung memelukku saat aku mulai menitihkan air mata. Aku membenci saat dimana aku lemah seperti ini. Aku malu pada Adams kalau aku harus menangis di sepannya.

 

“Nangis aja Nes. Gak usah ditahan lagi. Keluarin aja semuanya. Gue di sini kok.” Adams terus memelukku erat. Mengusap punggung dan rambutku sesekali seolah membiarkanku larut dalam suasana ini agar aku mudah melupakannya kalau aku sudah mengeluarkan semuanya.

 

“Thanks ya udah mau dengerin gue.”

 

“Everytime you need me. I’ll be there Nessa.” Selalu Adams, selalu dia yang ada untukku setiap aku membutuhkan seseorang untuk bercerita.

 

Adams selalu mencoba untuk menghiburku setiap saat. Dari mulai mengajakku makan, jalan-jalan, hingga melakukan persiapan untuk wisuda.

 

Adams Mahesa :

Nes, bisa temenin gue nyari jas buat graduation gak? Gue jemput jam 11 ya?

 

Hari ini, pertama kalinya aku keluar rumah. Entah bagaimana keadaanku sekarang. Lusuh dan tidak terawat karena terlalu banyak menangis. Aku merasa malu kalau harus keluar rumah. Tapi Adams bilang, aku butuh untuk melakukan itu. Aku butuh berinteraksi dengan dunia luar.

 

Aku tidak mengerti ada berapa macam jas di dunia ini. Aku pikir hanya warna dan motifnya saja yang berbeda. Sudah sekitar 3 setel jas yang dicoba Adams, dan entah kenapa aku selalu menggeleng setiap dia keluar dengan jas yang berbeda.

 

“Yah Nessa! Dari tadi jelek mulu. Lo udah dapet bajunya?” aku hanya menggeleng pelan menanggapi pertanyaan Adams. Aku memang belum sempat mempersiapkan apapun untuk graduation yang tinggal 3 hari lagi.

 

“Ya udah lo pilih aja bajunya nanti gue juga milih. Ini udah mepet, takut gak ada waktu lagi.” Hah? Milih bajunya? Yang bener aja Dams?

 

“Tapi Dams --.”

 

“Gak ada tapi Nessa. Udah cepetan pilih. Mba, tolong bantuin dia ya!” seorang pelayan langsung menghampiriku dan menunjukkan beberapa baju terbaik di toko ini. Jadi aku tetap harus memilih? Baiklah.

 

Aku memilih sebuah gaun indah berwarna navy blue, Lustrous Lace Column Gown by La Femme adalah gaun yang aku pilih. Adams menungguku di depan ruang ganti dan memastikan bahwa aku benar-benar memilih sebuah gaun untuk graduation nanti.

 

“Kita masuk bareng ya. Nanti keluarnya juga mesti bareng. Gue pengen lo liat baju ini cocok apa enggak sama gue. Gue juga penasaran kalo lo pake baju itu gimana.” Kami masuk ke ruang ganti yang bersebelahan dan Adams harus menunggu aba-abaku sebelum kami keluar.

Chicken Porridge LoveWhere stories live. Discover now