SEBELAS

4.6K 354 4
                                    

        So hyun pov

"Sung jae" panggilku ketika aku melihatnya nemasuki ruangan kelas. Pagi ini kelas masih sepi karena memang ini masih terlalu pagi.
Semalam aku memberi tahu kepada Sung jae untuk datang lebih pagi kesekolah karena ada hal yang ingin kutanyakan kepadanya.

Aku menggerakkan tangan kananku memberinya kode supaya menghampiri tempat dudukku.

"Jadi apa yang ingin kau tanyakan kepadaku wahai tuan putri?". Pertanyaan pertama yang di lontarkan Sung jae saat sudah berada di sebelahku.

Aku memukul lengannnya sambil tersenyum menanggapai gurauannya.

"Bisakah kita berbicara di kantin? Aku lapar karena belum sarapan demi menenuhi permintaan tuan putri".

Aku terkekeh mendengar candaannya lagi.
"Baiklah ayo kita berbicara dikantin". Ucapku menyetujui idenya.

Mendengar ucapanku Sung Jae langsung berdiri dan berjalan sementara aku hanya mengekorinya dari belakang. Sambil meremas ujung bajuku takuy dengan keputusan yang telah kupilih.

        Sehun pov

Aku bangun dari tidurku ketika kurasakan tangan  tidak lebih tepatnya jemari lentik nan halus mengelus permukaan pipiku.

Tanpa harus membuka mataku aku sudah tahu ini perbuatan siapa. Naeun.

"Ada apa heum?" Aku bertanya sambil mendongkak melihat wajah Naeun refleks langsung meraih tangannya dan menciumnya dengan sayang.

" Saranghae oppa."

Naeun langsung memalingkan wajahnya yang bersipu merah selesai berbicara aku terkekeh kecil menikmati guratan merah yang menghampiri permukaan pipinya.

"nado". Balasku sambil mencium punggung tangannya yang berada di genggamanku. Aku menatap matanya lalu tersenyum kulihat Naeun juga membalas senyumanku.


Entah sudah berapa lama sejak pernyataan isi hati kami berdua membuat Naeun bertingkah berlebihan membuatku jadi merasa muak sendiri dan berakhir dengan orang yang layaknya bermusuhan. Diam-diaman.

Pertama-tama dia nengatakan kalau dia sudah merasa lapar membuatku langsung berinisiatif untuk menyulanginya seperti yang kulakukan sebelum-belumnya. Dan ketika sendok berisi bubur itu kuperdekat kemulutnya dia langsung memalingkan wajahnya membuatku menyerngit bingung.

"Ada apa?". Tanyaku khawatir sambil menarik kembali uluran sendok tadi.

"Aku tidak menyukai bubur dan aromanya membuatku mual".

Jawabnya dengan ekspresi orang jijik sambil menutup hidungnya dengan tangan lainnya yang bebas dari jarum infus.

"Oh begitu." Aku meletakkan mangkuk berisi bubur itu ke tempatnya yang semula. Diatas meja nakas yang berada di samping ranjang Naeun.

"Tapi aku lapar oppa". Kali ini Naeun berbicara sambil merengek seperti anak kecil.

"Tadi menolak dan sekarang..". Belum selesai aku berbicara Naeun langsung memotong ucapanku.

"Aku mau makan bulgogi."

Aku menggeleng tanda tidak setuju dengan ucapannya.

"Itu akan memperburuk kondisimu". ucapku mencoba menjelaskan.
"Tapi aku mau itu oppa". Kali ini Naeun memohon sambil menggoyangkan sebelah tanganku.

"Ku harap kau mengerti Naeun ini semua untuk kebaikanmu". Ucapku kesal karena Naeun yang keras kepala.

Naeun langsung mrmbungkam mulutnya begitu mendengar jawabanku dia memalingkan wajahnya kearah jendela dan mengacuhkanku.

OH MY HUSBANDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang