SEPULUH

4.5K 366 22
                                    

So Hyun pov

Aku membulatkan kedua bola mataku saat melihat Naeun dan Sehun berpelukan.

Aku menatap Sehun dan Naeun bergantian dan tanpa kusadari kedua tungkai kaki yang kumiliki telah berjalan mendekati mereka.

"A..apa.. kalian ....?" Aku menunjuk Naeun dan Sehun bergantian.

"ya. Kami adalah sepasang kekasih". Potong Naeun cepat.

Aku menatap Sehun meminta penjelasan yang lebih dari perkataan Naeun barusan.

"Itu memang benar kami adalah sepasang kekasih".

Aku menatap Sehun dengan tatapan tidak percaya.
Jadi apa selama ini mereka berdua selingkuh di belakangku?

Sahabatku sendiri dengan suamiku?
"Oh tidak" ucapku membantah ucapan mereka sambil menggelengkan kepalaku kekanan dan ke kiri dengan cepat.

Sungguh rasanya sakit saat mengetahui kebenaran ini.
Mataku memanas rasanya butiran bening ini akan segera jatuh tapi aku harus menahannya . Jangan sampai aku terlihat seperti seorang wanita lemah.

"Jika kau percaya atau tidak percaya itu urusanmu. Yang penting kau sudah tahu kebenarannya".

Aku menatap Naeun yang berbicara dengan begitu entengnya seperti hal ini bukan masalah yang besar baginya.

"Jadi selama ini kau sudah tahu hubunganku dengan Sehun kalau aku dan dia adalah suami-istri?"

Aku bertanya lagi kepada Naeun dengan kedua bola mataku menatap bola matanya sedangkan jari telunjukku kuarahkan untuk menunjuk ke arah namja yang tadi kupanggil sebagai Sehun.

Masa bodoh dengan memanggil namanya secara langsung tanpa menggunakan embel-embel apapun dibelakangnya mungkin inilah yang pertama dan terakhir aku memanggil namanya dengan mengesampingkan nada sopan seperti yang kulakukan sebelumnya.

"Yah begitulah". Jawab Naeun sambil mengeluarkan seringaiannya dan menaikkan sebelah alisnya.

"Mian aku telah menganggu kalian. Aku permisi".

Ucapku menghentikan pembicaraan ini karena aku yakin aku akan semakin tersakiti jika masih tetap berada disini.

Aku menunduk sambil berbalik dan berjalan keluar dari ruangan yang menyesakkan ini.

Baru saja tanganku meraih handle pintu. Namun terhenti ketika suara Naeun mengintruksiku.

"Aku harap kau mau berkorban melepaskan suamimu untuk sahabatmu ini karena kita saling mencintai".

Aku meremas handle pintu saat mendengar perkataan Naeun. Tanpa bisa kucegah air mata yang sejak tadi kutahan akhirnya jatuh.

Aku menghela nafasku kasar tanpa berniat menghapus air mataku kubuka pintu dalam sekali hentakan dan aku langsung keluar dari ruangan ini.

Saat aku telah keluar dari dalam kamar inap Naeun aku langsung memejamkan mataku untuk menetralisir sakit hatiku.

Aku berjalan dengan cepat meninggalkan gedung ini berharap dapat mengurangi rasa sakit dihatiku.

Sehun pov

Sejak kepergian So Hyun beberapa menit yang lalu hanya keheningan yang menyelimuti diantara aku dan Naeun.

Entah kenapa ada rasa bersalah menyelimuti benakku ketika melihat keadaan So Hyun yang terluka seperti tadi.

"Eum oppa".

Aku langsung menoleh ketika mendengar suara Naeun. Aku hanya menaikkan sebelah alisku seakan bertanya untuk mendengar kelanjutan perkataan Naeun.

"Apa kau baik-baik saja?"
Ada nada kekhawatiran dipertanyaan yang dilontarkan Naeun kepadaku.

"Ani, naega Gwaenchanayo".
" Jinjjayo?"

"Ne".

Aku menggangguk sambil tersenyum untuk menjawab pertanyaan Naeun yang kini tengah mengkhawatirkanku.

Naeun pov

" Jinjjayo?" Ucapku kembali bertanya untuk lebih memastikan keadaan namjachinguku Oh Sehun.

"Ne".

Jawab Sehun
menggangguk sambil tersenyum menjawab pertanyaanku membuat rasa khawatir yang menghinggapiku menghilang.

Aku tersenyum kembali untuk membalas senyuman Sehun.

"Oppa aku lapar".

Aku merengek sambil mengelus perut datarku.

"Baiklah ". Seakan mengerti apa yang kuinginkan Sehun langsung meraih nampan di meja nakas di samping ranjangku.

Tapi banyak bicara Sehun langsung menyendok bubur itu dan menyodorkannya tepat didepan mulutku.

Aku tersenyum melihat perlakuan manis Sehun. Aku langsung membuka mulutku dan menerima suapan bubur itu.


So Hyun pov

Aku menghela nafasku kasar saat aku telah tiba di suatu tempat. Dan disinilah aku duduk di sebuah tempat tersembunyi di balik pohon besar dipinggiran sungai Han.

Aku kembali menghela nafasku dengan kasar beberapa kali saat kejadian di rumah sakit tadi terus terlintas di fikiranku.

Sungguh aku bodoh.

Bagaimana mungkin aku bisa dibohongi oleh Naeun yang notabenya adalah sahabatku selama tiga tahun belakangan ini. Percuma selama ini aku menutupi kebenaran kalau Sehun itu adalah suamiku karena dia juga sudah tahu sejak awal.

Dan Sehun namja yang telah menjadi suamiku berarti juga tahu kalau aku dan Naeun bersahabat.

Dan tolong kalian beritahu aku siapa disini yang bersalah?

Aku juga tidak bisa menyalahkan Sehun ataupun
menyalahkan Naeun.
Karena mereka memang sudah lama menjalin hubungan. Jadi apakah aku yang patut disalahkan di sini? Yang datang sebagai perusak hubungan orang lain. Tapi aku juga korban disini kalau bukan karena perjodohan mungkin hidupku tidak akan senenyakitkan saat ini.

Arghhhhhh......

Aku mengerang frustasi sambil menutup mataku.
Tapi hal itu tidak lama karena kedua bola mataku kembali kubuka selebar-lebarnya saat aku mengingat sebuah kebenaran baru.
Yook Sung Jae namja itu adalah kekasih Naeun jugakan?

☆☆☆☆
*TBC*

Ini kelanjutannya maaf kalau telat update.
Ditunggu Vote &Comment~yak.

#;*kecup basah



OH MY HUSBANDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang