LIMA

5.3K 396 6
                                    

Tapi tunggu apa ini?

-----:;----

Aku berteriak didalam hati begitu mendapati apartemen yang telah berubah menjadi kapal pecah.
Aku segera berjalan keruang tengah bergegas membersihkannya tidak menghiraukan seragam yang kukenakan masih basah.

Aku ingin cepat-cepat membersihkan ruang tengah ini khususnya sofa tempat aku beristirahat yang sekarang sudah tidak layak di sebut sofa.

Lihat saja bungkus camilan yang berserakan diatas sofa dan karpet lantai dan juga jangan lupakan remahan-remahan roti menyelimuti sofa kesayanganku.
'Aku harus cepat sebelum makin larut' ucapku membatin.

Aku menghela napas panjang merasa senang melihat hasil karyaku.
Ruang tengah yang sudah kuanggap kamarku ini sudah kembali ke wujud aslinya.

Aku duduk diatas singgasanaku untuk mengistirahatkan badanku sepuluh menit saja untuk nenghilangkan rasa lelah yang menjalari tubuhku lalu setelah itu aku akan mengganti seragamku dengan baju yang biasa kukenakan tidur lalu masuk kealam bawah sadarku.

Yah kira-kira itulah rancangan yang ada di otakku.

Aku menggeliat saat matahari mengusik tidurku. Aku membuka kelopak mataku baru saja aku menggerakkan badanku bermaksud untuk bangun tetapi rasa pusing langsung menjalari kepalaku.
Aku kembali merebahkan tubuhku walau tidak menutup mataku kembali.
Penggalan kejadian semalam berputar-putar diotakku.

"Hei yeoja pabo mana sarapannya?"
Aku mendengar Sehun berteriak kalau menurut perkiraanku suaranya berasal dari arah dapur.

Tap.. tap..tap..

Aku tahu sekarang dia berjalan kearahku.
Aku langsung menutup mataku kembali dengan ide gilaku sekarang yah pura-pura tidur.

"Hei pabo aku tau kau sudah bangun" namja itu sekarang mendumel di depanku tapi aku tetap tidak bergeming sungguh bukan karena aku malas untuk membuatkannya sarapan tapi karena rasa sakit yang merambat dikepalaku dan dibeberapa bagian tubuhku lainnya.

"Hei..hei..hei.."
Namja ini, aku berteriak dalam hati ketika dia menunjang sofa tempat aku tidur tentu saja aku tidak langsung membuka mataku kalau hal itu terjadi maka rencanaku akan langsung hancur berantakan.

"Bagaimana nona sudah bangun?"
Aku membuka kedua kelopak mataku secara paksa dan memandangnya dengan tatapan marah. Bagaimana mungkin dia menuangkan air diwajahku.

"Buatkan aku sarapan sekarang" ucapnya dengan nada memerintah.
Aku tidak beranjak dari tidurku masih tetap memandang manik matanya.

Tidak mau, aku terus menjeritkan kalimat itu di dalam hatiku berulang kali tanpa berani mengatakannya secara langsung.

"Cepat aku tidak mau mendengar penolakan"
Ucap namja ini seakan-akan bisa membaca pikiranku.


Sehun pov

"Cepat aku tidak mendengar penolakan" ucapku dengan nada tegas tidak terbantahkan.

Aku memandangi yeoja ini.
Ya ampun dia tidak beranjak juga dari duduknya.
Aku langsung mencengkram pergelangan tangannya dan menyeretnya kedapur.

Baru beberapa langkah yeoja itu langsung menghempaskan tanganku yang mencekal pergelangan tangannya.

"Lepas" dia memandangku dengan galak.

Aku tidak perduli oleh ucapanya lagian mana mungkin aku takut pada perkata yeoja seperti dirinya.
Aku kembali mencengkram tangannya walaupun yeoja ini terus memberontak aku tetap tidak perduli.

Aku langsung menghempaskan cekalan tangannya setelah kami telah sampai didapur. So hyun berjalan berlalu dari hadapanku berniat meninggalkanku tapi gagal karena aku telah membaca gerakannya dan mencekal pergelangan tangannya kembali.
"Lepas"
"Shireo"
Aku tetap mempertahankan cekalanku di pergelangan tangannya.

OH MY HUSBANDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang