Malam yang dingin mengungkap segalanya

8K 295 1
                                    

Hari pertama telah selesai, banyak ilmu dan pengamalan yang di dapatkan dari seminar ini. Teman-teman baru Elja pun semakin bertambah. Indahnya tali silaturahmi. Ternyata ini buktinya kenapa Rasulullah shallahu'alaihi wassalam senantiasa memerintahkan untuk selalu tetap menjaga tali silaturahmi. Islam itu memang indah. Agama Allah yang sangat menjunjung tinggi persatuan. Menghargai perbedaan yang ada. Rahmatan lil 'alamin.

Malam itu, di Gazebo hotel. Elja sedang duduk menghadap ke kolam renang. Menikmati dinginnya malam di puncak. Melihat cahaya bulan dan bintang. Maka nikmat Tuhan-mu mana lagi yang kau dustakan?

Sedang asik-asik menikmati malam, Rifqi duduk agak jauh disampingnya Elja. Elja yang belum menyadari bahwa Rifqi sedang duduk disampingnya masih terus menikmati cahaya bulan.

"Eheem.. eheem.."

Elja kaget. Dicarinya sumber suara itu. "Akh Rifqi? Masyaa Allah, sejak kapan beliau disini?"

"Apa kabar Elja?"

"Alhamdulillah, ana baik seperti yang antum lihat sekarang. Antum sendiri? Apa kabar?"

"Alhamdulillah baik juga"

Elja menanggapinya dengan anggukan. Seketika hening kembali.

"Perasaan tadi pas di diskusi dia aktif dan ga canggung gini. Kenapa sekarang jadi diam? Suasana yang canggung banget ini mah. Ane bingung mau ngomong apa lagi ya?"

"Bulannya bagus ya, Ukh"

Elja kembali menanggapi dengan anggukan. "Ya Allah.. kenapa nanya begitu? Basa-basi banget, Rif"

Elja memulai pembicaraan. "Antum gimana dengan mbak Amelia?"

Rifqi gelagapan mendapatkan pertanyaan seperti itu dari Elja. "A---Alhamdulillah baik"

"Syukurlah, jadi kapan akan walimahannya?"

"Hah? A----apa? Wa----walimah?"

"Iya walimah, antum sama mbak Amelia. Bukannya mau rujuk lagi?"

"Anti dapat kabar dari siapa, ukh?"

"Enggak, ana cuman menebak aja. Jadi benar antum mau rujuk lagi?"

Rifqi terdiam sejenak. "Mmm---iii---iya, ana rujuk kembali dengan beliau. Ummi yang menyuruh. Ana turuti saja apa kata Ummi. Semoga beliau memang benar-benar berhijrah semata karena Allah, ya"

"Aamiin.. Barakaallah, akh. Semoga Allah lancarkan sampai hari H. Ana permisi dulu mau ke kamar sudah malam"

"Aamiin.. Syukron. Tafadhol, ukh"

"Assalamu'alaykum" Elja meninggalkan Rifqi sendirian di Gazebo.

"Wa---wa'alaykumussalam warahmatullah wabarakaatuh" jawab Rifqi sambil memandang Elja sampai hilang dari pandangan.

Rifqi merebahkan tubuhnya di Gazebo. "Hafffttt.. El, semoga aku bisa mengikhlaskan-mu ya. Aku terpaksa menikah dengan Amelia karena baktiku pada Ummi. Di lubuk hati yang paling dalam aku masih dan masih mengharapkanmu. Semoga ada keajaiban ya."

Dikamar hotel, Kak gita sedang tiduran sambil menonton tv di kamar tidur. Elja duduk disampingnya.

"Habis darimana, El? Baru balik ke kamar jam segini."

"Memang sekarang jam berapa kak?"

"Jam setengah sebelas"

Masyaa Allah, berarti tadi aku lumayan lama di Gazebo ya. Berduaan? Astaghfirullah, ampuni hamba Ya Rabb..

"Mmmm, tadi aku habis nyari angin kak di Gazebo dekat kolam renang"

"Oh, angin dicari de? Jodohmu ga dicari? Hahaha"

DALAM PENANTIAN HALALKU (TAMAT)Where stories live. Discover now