Kenapa terasa sulit?

7.2K 303 2
                                    

"Jika Allah menghendaki semuanya akan terasa mudah. Namun, jika sekali saja Allah tidak meridhoi mau dipaksakan dengan cara apapun pasti akan terasa sulit"

Semenjak kejadian Mabit di Masjid Al-Barkah  Bekasi, Elja semakin mantap untuk menghapus segala rasa yang pernah ada kepada Sofyan. Sakit. Kecewa. Sedih. Namun, itulah jawaban dari Allah. Apa yang menurut kita baik, belum tentu baik menurut Allah. Allah-lah yang Maha Mengetahui segala sesuatunya.

Hari demi hari Elja lewati seperti biasanya. Semakin hari perasaan Elja semakin biasa saja. Mungkin rasa itu sudah benar-benar hilang. Elja mencoba membuka hati tuk Rifqi. Kemarin mereka sudah bertukar biodata. Fokus Elja sekarang satu, minta keyakinan hati pada Allah. Ummi dan Abi selalu meridhoi langkah anaknya. Ummi yang selalu memberikan nasehat tentang pernikahan kepada Elja.

Berkali-kali istikharah, entah mengapa masih ada secuil keraguan. Entah ini karena nafsu atau jawaban dari do'anya. Elja kembali memohon tuk ditunjukkan maksud semua ini.

Sabtu, 10 Oktober 2015

Entah mengapa, weekend kali ini Elja merasa malas sekali untuk bangun dari tempat tidur. Sehabis tilawah ba'da subuh, tidak seperti biasanya Elja terlelap kembali. Tiba-tiba hp Elja berdering. Kak Zahra-Kajian terpampang dilayar hpnya. "Kak Zahra? Ada apa ya?

Elja mengangkat teleponnya. "Assalamu'alaykum.."

"Wa'alaykumussalam, El.. El, aku harus bertemu dengamu. Sekarang, bisa ya?"

"Ada apa memangnya? Insyaa Allah kak.."

"Ada hal penting yang harus ku tunjukkan padamu, El. Oke, aku tunggu di Bellanova Country Mall ya"

"I..iya kak Zahra.. oke"

"Yuk, Assalamu'alaykum.."

"Wa..wa'alaykumussalam.."

Telepon pun dimatikan. Elja bergegas tuk siap-siap. Karena jam menunjukkan sudah pukul 09:30.

Di Bellanova Country Mall.

Zahra yang dari tadi sudah menunggu Elja di lobby mall, langsung mengajak Elja ke salah satu resturant di Bellanova Country Mall. Mencari tempat duduk yang berdekatan dengan target. Zahra memesan makanan untuk berdua. Sambil menunggu pesanan datang, mulailah terjadi percakapan serius antara mereka.

"El..kamu lihat kesamping meja deh. Itu mas Rifqi kan?" Zahra membuka pembicaraan. Elja menengok kesebelah kanan meja. Benar, yang dilihatnya itu adalah mas Rifqi, tapi dengan siapa? Perempuan, berjilbab syar'i, cantik pula. Astaghfirullah. Siapa itu mas? Siapa perempuan yang sedang bersamamu itu? Apakah ini jawaban atas keraguanku selama ini? Illahi Rabbi.. kuatkan hati ini, Ya Allah..

Elja menunduk lesu. Zahra mengusap punggung tangan Elja. "Aku dari tadi pagi mengikuti beliau, El. Sepulang kajian aku melihat beliau dijalan menjemput seorang wanita itu. Aku ikuti beliau. Aku kasih tau ini karena aku sayang kamu, El. Aku ga mau kamu terluka lagi, El. Sebaiknya kamu pertimbangkan dulu, El. Kamu mohon kembali pada Allah dan minta ditunjukkan maksud dari semua ini. Sekarang, kamu positive thingking dulu ya, sayang"

Elja mengangguk lemas. Tak lama kemudian, pesanan mereka datang. Mau makan pun rasanya tak sedap. Apalah daya, mubazir nantinya. Usai makan, Zahra mengajak Elja berkeliling mall untuk menghibur Elja. Saat berkeliling tak sengaja mereka berpapasan dengan Rifqi dan akhwat tersebut. Rifqi kaget, mengapa Elja bisa ada disini? Apa nanti yang akan difikirkan Elja melihat ia bersama mantan istrinya?

"Elja.." tegur Rifqi.

Elja menundukkan pandangannya. Menggenggam erat pegangan tangannya pada Zahra. Tak mau menjawab.

DALAM PENANTIAN HALALKU (TAMAT)Where stories live. Discover now