7 - H Kh C Kh Vp Eua Tts Eua Eyn

22 2 0
                                    

"Aku tahu, kau kesal, bingung..... terjebak" Kata Marin.

"Ya, memang" Jawab Luthfi agak kesal.

"Tapi itu tidak membantu dengan situasi. Tenang".

"*Membuang nafas* Baiklah".

Marin menepuk bahu Luthfi lalu meninggalkan ruangan.

"Tunggu, Rin!" Kata Luthfi.

"Ya?".

"Zerg mana?".

"Di dapur".

(Dapur?!).

Luthfi langsung lari mendului Marin.

"Zerg?" Panggil Luthfi.

Zerg menengok, mengangguk.

Yang Luthfi lihat sekarang adalah sesosok hantu yang sedang makan. Lewat perutnya.

"Apa yang kau lakukan?!".

Zerg menulis.

'Makan?'.

"Baiklah, aku tahu kalau kau ini dulunya manusia, kau tahu 'kan kalau makan itu lewat mulut?".

Zerg menulis lagi.

'Tentu! Mulut! Kau punya sisa mulut untukku?'.

Luthfi cemberut.

"Maksudku, kenapa ke perut? Ini... Pemandangan ini... Adalah sumber mimpi buruk".

Zerg menulis.

'Oke! Baiklah! Aku tidak bisa makan! Kau saja yang makan!'.

Zerg memberi makanannya ke Luthfi.

"Ide yang jauh lebih baik" Kata Luthfi sambil mengambil makanan yang disodorkan Zerg.

--

"Kau tahu, aku yang seharusnya kesal kepadamu, untung aku sabar" Kata Luthfi sambil makan.

Zerg menulis.

'Cepat makannya, kita harus pergi mencari anakku. Aku baru terpikir sesuatu'.

"Hey, jangan mengalihkan pembicaraan".

Zerg menulis lagi.

'Mau pulang gak? Kita harus menemukan anakku dulu'.

"Iya, iya".

Luthfi menghabiskan makanannya lalu membersihkan tangannya.

"Kemana kita?".

Zerg menulis lagi.

'Rumahku waktu aku masih hidup. Tidak ada penghuni baru disana, kita bisa langsung masuk'.

"Tak ada detail tentang alamat?".

Zerg menulis.

'Percuma, kau kan tidak tahu jalanan disini'.

"Oh, ya".


Mereka pun pergi.

Mereka berdua sedang berjalan.

"Hey, kita kesana jalan kaki? Memangnya sedekat itu?" Tanya Luthfi sambil jalan.

Zerg menulis.

'Tidak, kita naik kereta'.

"Kereta?".

Zerg menulis lagi.

'Ya, Kereta Gelap'.

"Kereta gelap? Maksudmu, kereta yang aku naikki untuk sampai ke dunia ini?".

Zerg mengangguk.

"Tapi, apakah kereta itu tidak terlalu cepat? Maksudku, kereta itu cukup cepat untuk pergi antar dimensi, sementara kita hanya memakai keretanya untuk pergi ke suatu tempat di satu dimensi? Bahkan, satu kota?".

Zerg menulis.

'Hanya karena kereta itu cepat, tidak berarti tidak bisa melambat'.

"Hmm, benar. Tapi, kereta itu kan bukan milik kita, bagaimana kita bisa melambatkannya?".

Zerg menulis lagi.

'Memangnya kau melihat penumpang lain saat kita pergi antar dimensi? Tidak kan? Malah, kalau ada penumpang lain yang tidak pergi bersamamu itu yang bahaya. Kereta gelap tidak hanya satu, kereta gelap mengantar penumpang secara pribadi'.

"Oh, baiklah".

Zerg memberi tiket kereta gelap ke Luthfi.

Luthfi membacanya sambil berjalan.

--

Zerg menulis.

'Sampai'.

Luthfi terkagum-kagum melihat semua ini.

(Kereta Gelap... Benar-benar... Luar biasa!)

Zerg menoel Luthfi, mengajaknya untuk jalan lagi.


"Hkhmneuaeyneua?" Tanya penjaga tiket.

"Hah?" Muka Luthfi bingung sambil menengok ke Zerg.

Zerg menulis.

Seperti biasa, Luthfi mengambil tulisannya Zerg.

Saat Luthfi melihatnya, Zerg menulis tulisan yang tidak Luthfi kenal.

Wajah Luthfi makin bingung.

Zerg menulis.

'Kertas itu bukan untukmu, tapi untuk penjaga tiket! Kasih kertasnya lalu kasih juga tiket yang aku beri kepadamu!'.

Luthfi mengangguk saja dan melakukannya.

Mereka pun masuk.

"Apaan tadi?" Tanya Luthfi berbisik.

Zerg menulis.

'Itu bahasa Syvinian, bukan bahasa makhluk bumi manapun. Hanya yang bisa berbahasa Syvinian yang bisa menaikki Kereta Gelap. Makannya tidak ada siapa siapa disini'.

"Lalu kau tahu dari mana bahasa itu?".

Zerg menulis lagi.

'Tidak penting. Lebih cepat jalannya, masinis menunggu'.

"Baiklah".

Mereka pun menaikki kereta mereka.

--

(Menakjubkan.

Semua ini, hal hal yang tidak aku kenal, sangat menakjubkan!

Aku hampir lupa bagaimana rasanya di dalam kereta ini. Semua ini, sangat membuatku

kagum).

--

Sampai.

Luthfi keluar duluan, sementara Zerg hormat terlebih dahulu kepada masinis dan penjaga keretanya, tapi Luthfi mengabaikannya.

Mereka sampai di rumah Zerg dulu.

Kotor, gelap, tak terururs. Seperti... Angker.

"Baiklah, kita sampai-"

Saat Luthfi mengatakannya, Zerg terlihat kesakitan, dia berteriak dan memegang kepalanya.

"Zerg! Ada apa?!".

Zerg diam.


Zerg tertawa, menakuti Luthfi.

Zerg terbang mengelilinginya, menghitamkan pandangan Luthfi dan senyum dengan mulutnya yang kembali dengan gigi yang sangat tajam.

(Sial! Sial! Apa yang terjadi?!).

"Zerg! Apa-apaan?!".

Zerg langsung berhenti dan kepalanya bergerak seperti dipukul.

Zerg menulis.

'Ya, ya maaf. Aku... Tidak tahu apa yang terjadi tadi. Pandanganku kabur, dan tubuhku diluar jangkauan otakku, pokoknya... Aneh. Maaf, tidak akan terjadi lagi'.

"Ya, aku juga berharap seperti itu, tadi itu... Mengerikan. Sekali".



Mereka berdua pun masuk ke rumah tua itu.

Kereta HitamWhere stories live. Discover now