4 - Sampai

39 4 0
                                    

'  Dunia ini memang aneh.

Dan, ku beri tahu, di alam semesta yang tidak terbatas ini, sangat mengerikan.

Antara ada kehidupan lain diluar sana, di planet lain, atau tidak.

Pikir saja, jika memang ada kehidupan lain diluar sana, itu mengerikan. Mereka bisa datang dan pergi, jika U.F.O benar, dan sebagainya.

Jika tidak, lebih menyeramkan. Bayangkan saja, di dunia seluas ini, hanya disini yang memiliki kehidupan. Bayangkan jika kiamat datang, manusia punah. Alam semesta ini hanya akan menjadi objek objek luar angkasa yang beterbangan.  '

Atau, paling tidak, itulah yang Luthfi baca dari internet.

(Dimensi keempat... bla bla bla... ruang dan waktu...)

Gumam Luthfi dalam hati sambil membaca artikel tentang dimensi keempat.

(Ah, aku naif. sok sok- an ngerti tentang dimensi, lebih pinter dalam sains, dan lain lain. Memang, aku mengerti. Tapi aku yakin, yang aku pelajari hanyalah 1/20 dari yang sebenarnya. Karena jika memang semudah ini pasti sudah banyak yang mengerti. Jangan membesar-besarkan diri, Luth).

Luthfi mengingatkan diri.

(Jujur, habis ngalamin perputaran balik waktu bikin semua ini jadi aneh. Jadi kerasa, cuma aku dan hantu itu yang benar benar menghidupi dunia ini. Sementara semua reaksi mereka bisa diubah, diulang dan lainnya. Seperti... elektronik).

(Setiap saatnya, makin terasa mudah untuk mencoba mengeksplorasi lewat 'kereta' itu)

(Ya, aku harus mencobanya).

---------------------------------------------------------

Hari selanjutnya, di terminal 'Kereta Hitam'

---------------------------------------------------------

(Baiklah)

Luthfi membuat langkah yang yakin, namun tidak tahu apa yang dia sebenarnya lakukan.

Biasa, anak remaja, ketidakstabilan emosi.


Luthfi pun masuk.


(Terlihat seperti... kereta ekonomi biasa. Tidak, bahkan zaman 90an? 80an? sekitar lah)

(Tidak ada siapa siapa. Padahal keretanya panjang)

(Ketidak-higienisan kereta ini, dengan karat-karatnya, membuat semuanya mengerikan. Lampu putih, nyala mati, dengan lorong yang panjang)

(Aku ingin keluar)

(Tapi aku tidak ingin)


Perdebatan di kepala Luthfi berjalan terus, sampai masinis yakin kalau tidak ada penumpang lagi yang masuk dan menjalankan kereta.

Melaju cepat.

Sangat, sangat cepat.

Saat mencapai kecepatan tertentu, Luthfi tidak bisa melihat dengan jelas, dan merasa kulit akan terkelupas, satu per satu sampai hilang. Tapi tidak.

Kereta berhenti di tujuan.

Luthfi bisa merasakan itu.

Anehnya tidak ada perasaan untuk muntah, atau apapun yang menandakan bahwa tubuhnya telah dirusak dengan kecepatan seperti itu. Yang seharusnya, sangat parah.

Luthfi membuka pintu kereta.


(Ini...)

Luthfi bingung, melihat dunia ini.

(Terasa beda, tapi...)

(Bukan dimensi lain?)

Kereta HitamWhere stories live. Discover now