Chapter 36

5.9K 312 9
                                    

BEGITU cepat rotasi Bumi berputar, tak terasa hari dimana Hafidz akan menikahi seorang Zacquine Raveesha. Pernikahan akan berlangsung di kediaman mempelai wanita, dan sekarang Zacquine tengah di rias oleh Annisa.

"Sudah selesai," ucap Annisa tatkala melihat pantulan Zacquine di cermin, sementara yang di rias takjub karena kemampuan merias wajah yang dimiliki Annisa.

"Kak, i.. ini beneran aku?" tanya Zacquine takjub.

Annisa mengangguk lalu tersenyum tulus, sangat tulus.

"Kamu cantik banget sih, saudariku. Sebentar lagi kita jadi saudara," ujar Annisa sambil membungkuk lalu menyubit kecil pipi Zacquine.

Zacquine tersenyum kikuk. Pernyataan yang dilontarkan Annisa membuatnya tak enak hati.

"Kak, kenapa kakak bisa setulus ini memberikan aku mas Hafidz? Padahal yang aku tahu, mas Hafidz benar-benar mencintai kakak, kenapa, kak?" tanya Zacquine sungguh-sungguh.

Annisa menghela nafas, pelan. Lalu, ia menyunggingkan senyuman. Lagi-lagi senyuman itu, senyum penuh ketulusan.

"Kamu sama Hafidz, sama, ya? Sama - sama keukeuh. Hmm, padahal aku udah bilang sama kamu, Queen. Karena aku pernah memiliki kakak yang juga melakukan hal yang jauh lebih berharga daripada aku. Waktu kakak aku memutuskannya, ia terlihat sangat bahagia. Ia rela melakukan apapun untuk menyenangkan suaminya, ia juga bersikap amat sangat baik dengan istri kedua suaminya Dan aku sangat menyayangi dia," jelas Annisa menyeka kasar pelupuk matanya.

Zacquine menatap Annisa teduh. Kemudian ia langsung memeluk dan mengusap punggung Annisa.

"Kak, maaf jika aku mengingatkan kakak kepada mendiang saudarimu. Katakan padaku, kak. Apa yang harus aku lakukan untuk membalas kebaikan kakak?" ucap Zacquine memeluk erat Annisa lalu menahan dagunya di bahu Annisa.

"Tak apa, Queen. Kamu tak perlu membalasnya, hanya saja—" ucap Annisa tertahan.

"Hanya saja?"

"Jadilah yang terbaik untuknya," ujar Annisa membuat Zacquine tertegun.

~~~

Sementara di ruang keluarga, hadir Allen, Zeisha, Mixel, Yousef , juga Aqeyla. Penghulu sudah datang semenjak 5 menit yang lalu. Pernikahan itu dihadiri oleh beberapa sanak keluarga Annisa dan Zacquine. Akad nikah diadakan sederhana, sesuai permintaan kedua belah pihak juga Annisa.

"Sudah bisa dimulai?" tanya Pak Ryadi, penghulu pernikahan mereka.

Yousef dan Hafidz mengangguk, sementara Pak Ryadi memulai doa.

"Bismillahirrahmanirrahiim... Saya nikahkan Zacquine Raveesha binti Ahmed Yousef dengan Hafidz Al - Keenan bin Idris Al - Keenan dengan seperangkat alat shalat dan berlian 24 karat dibayar tunai," ucap Yousef lancar.

"Saya terima nikahnya Zacquine Raveesha binti Ahmed Yousef dengan Hafidz Al - Keenan bin Idris Al - Keenan dengan seperangkat alat shalat dan berlian 24 karat dibayar tunai," ucap Hafidz lancar.

"Bagaimana, sah?" tanya penghulu.

"Sah... " ucap para saksi.

"Alhamdulillah... "

Lalu, mempelai wanita pun keluar. Zacquine mengenakan balutan baju pengantin berwarna putih dibalut dengan khimar yang sangat menawan, ia ditemani oleh Annisa.

Hafidz yang sedang menunduk pun terperangah mendapati istri keduanya berjalan. Ia terdiam memandangi wajah istrinya yang menunduk malu itu.

" Cantik," batin Hafidz kemudian ia tersenyum kecil.

The beauty from heart (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang