Chapter 20

6.2K 404 3
                                    

Seminggu kemudian, setelah kepindahan Zacquine dari apartemen ke rumahnya.
Wanita tersebut memutuskan untuk menimba ilmu agama lebih dalam, ia berniat untuk bersekolah di Kairo, Mesir.

"Ayah, bolehkah aku meminta sesuatu padamu?" tanya wanita itu ragu.

Yousef menegakkan kepala dan menatap serius anak semata wayangnya.

"Of course, honey. What do you want?" tanya Yousef sambil meletakkan koran yang dibaca.

Zacquine menghela nafas. Ia mengerucutkan bibirnya lalu berkata,

"Aku ingin bersekolah di luar negeri, Ayah" ucap Zacquine.

"Kamu mau sekolah dimana? Oxford, Harvard? Dimana?" tanya Yousef sembari menawarkan beberapa universitas terkemuka di dunia tersebut.

"Bukan, bukan disana," tolak Zacquine dan kembali menggantungkan kalimatnya.

"Lalu?" tanya Yousef sambil mengerutkan alis.

Zacquine menundukkan kepala, ia takut jika tak mendapat izin dari ayahnya jika ia menginginkan sekolah disana.

"Maksudku, sekolah agama, Ayah. Seperti... Al-Azhar University? Aku ingin menuntut ilmu disana, aku ingin memperdalam ilmu agamaku... bolehkah?"
jelas Zacquine dengan menatap ayahnya dengan tatapan memohon.

Kerutan di dahi pria setengah baya tersebut beringsut, kemudian memancarkan senyuman mengembang.

"Really? Besok ayah akan mengurus pendaftarannya ya..." ucap Yousef dengan menampilkan senyum bahagia.

Mata hijau-biru gadis tersebut membulat, lalu sebuah senyuman indah mengembang.

"Benarkah, Ayah? Ayah mengizinkan aku?Thanks you very much, daddy!" pekik gadis itu kegirangan sambil menghampiri ayahnya yang sedang terduduk.

"Tentu saja, keinginan anak ayah satu-satunya harus ayah penuhi, atau... apakah ayah harus mengurus pendaftaran dan dokumennya sekarang?" ucap Yousef.

"Terserah ayah, tapi... aku pikir akankah lebih baik jika lebih cepat?" ujar Zacquine memberikan saran.

Zacquine melepas pelukannya, lalu Yousef berdiri, diikuti oleh Zacquine.

"Baiklah, ayah akan menyuruh Mr.Hussein untuk mengurus berkas-berkas yang dibutuhkan," jelas Yousef.

"Ayah izin sibuk lagi, ya?" ucap Yousef memohon.

Zacquine tersenyum bahagia, kemudian mengangguk tanda ia menyetujui permintaan ayahnya yang berjalan menuju ruang kerjanya.

Mr.Hussein adalah salah satu orang kepercayaan ayah Zacquine yang bekerja di Mesir.

Sementara Zacquine kembali menuju ruang keluarga dan duduk di sofa.

Ia meletakkan tangannya di dagu, seraya memikirkan sesuatu.

Panggilan Mommy nya membuyarkan lamunan gadis itu.

Kemudian ia tersenyum tatkala Mommy nya berjalan menuju dirinya lalu duduk di samping Zacquine.

"Apa yang sedang kamu pikirkan, Nona manis?" tanya Mixel.

"Nothing, hanya saja... barusan aku mengajukan permintaan pada ayah, lalu...ayah langsung menyetujui permintaanku itu," jelas Zacquine menceritakan hal tersebut.

"Tentu saja, ia itu sangat menyayangimu, kau tahu? Kalau boleh aku tahu, permintaan apa yang kamu ajukan padanya?" tanya Mixel kembali.

"Aku ingin kembali bersekolah," ujar gadis tersebut.

The beauty from heart (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang