Jilid 42 (Tamat)

4.1K 68 6
                                    

"KIT PUT SHIA sendiri yang mengungkap persoalan itu kepada kami, aku rasa tak bakal keliru lagi."

"Beng tua, apa sebabnya Kit Put Shia menyinggung kembali peristiwa berdarah yang dilakukannya secara bersih dan rapi itu kepada orang luar? Apakah dia tidak kuatir rahasia tersebut sampai bocor dan diketahui oleh golongan putih? Lagipula menurut pengetahuan boanpwe, Kim-teng-sin-oh yang terbunuh tak lain adalah istri Kit Put-shia sendiri.................."

"Lote hanya tahu satu tak tahu yang lain, tak heran bila kau tak percaya. Perlu diketahui tindakanku memberitahukan persoalan ini kepada kalian sesungguhnya merupakan tindakan menyerempet bahaya..........."

"Oooh......." Oh Put Kui sangat terkejut.

Sebaliknya Kakek latah awet muda berseri pula tanpa terasa:

"Siapa yang mampu merenggut selembar nyawamu?"

"Kecuali tuan putri ke dua Cu Yu-hun, siapa lagi yang sanggup berbuat begitu?"

Oh Put Kui tertegun dan untuk beberapa saat lamanya tak mampu bersuara.

Sebaliknya Kakek latah awet muda berseru pula dengan perasaan tercengang:

"Jadi sipenyelenggara pertemuan ini bukan Kit Put-shia?"

"Bukan, Kit Put-shia cuma anak buahnya yang paling diandalkan..........."

Tiba-tiba Oh Put Kui berseru:

"Beng tua, tahukah kau bahwa Cu Yu-hun selalu mencatut nama Thian-hian Huicu selama ini?"

"Yaa aku tahu, dia sendiri tak pernah menyangkal akan perbuatannya itu."

"Betulkah demikian? Tapi........... bagaimana caranya untuk menguasai kalian sehingga kalian mau menuruti perintahnya? Disamping itu, kalau ku dengar dari pembicaraanmu barusan, tampaknya Cu Yu-hun seperti mempunyai kemampuan untuk membinasakan kalian. Peristiwa ini sangat mengherankan, sebetulnya tindakan apakah yang telah dipergunakan olehnya? Kalau dibilang mengandalkan ilmu silat, rasanya hal ini susah untuk dipercaya."

"Haaaaaaaaaaaaahhhh........... haaaaaaaaahhhhhh.......... haaaaaaaahhhhhh...... dugaan lote memang tepat sekali, dia memang tidak mengandalkan ilmu silat untuk menguasai kaum iblis tersebut."

"Cebol Beng," tiba-tiba Kakek latah awet muda menyela pula, "kalau memang bukan ilmu silat yang diandalkan, lantas apa yang dia andalkan? Aku tidak percaya kalau dia sanggup berbuat sesuatu didalam tubuh kalian semua."

Walaupun Beng Pek-tim berada dalam keadaan begitu, dia tertawa tergelak juga setelah mendengar perkataan itu, ujarnya:

"Semestinya Cu Yu-hun memang tak akan mampu berbuat sesuatu didalam tubuh siaute, tapi didalam kenyataannya aku memang sudah termakan oleh serangan bokongan dari budak tersebut sehingga mau tak mau harus menuruti perintahnya."

"Betulkah demikian? Tapi........... bagaimana caranya untuk menguasai kalian sehingga kalian mau menuruti perintahnya? Disamping itu, kalau ku dengar dari pembicaraanmu barusan, tampaknya Cu Yu-hun seperti mempunyai kemampuan untuk membinasakan kalian. Peristiwa ini sangat mengherankan, sebetulnya tindakan apakah yang telah dipergunakan olehnya? Kalau dibilang mengandalkan ilmu silat, rasanya hal ini susah untuk dipercaya."

"Haaaaaaaaaaaaahhhh........... haaaaaaaaahhhhhh.......... haaaaaaaahhhhhh...... dugaan lote memang tepat sekali, dia memang tidak mengandalkan ilmu silat untuk menguasai kaum iblis tersebut."

"Cebol Beng," tiba-tiba Kakek latah awet muda menyela pula, "kalau memang bukan ilmu silat yang diandalkan, lantas apa yang dia andalkan? Aku tidak percaya kalau dia sanggup berbuat sesuatu didalam tubuh kalian semua."

Misteri Pulau Neraka (Ta Xia Hu Pu Qui) - Gu LongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang