Jilid 20

1.9K 37 0
                                    

"OH LOTE ADALAH SEORANG jago muda yang berbakat hebat, biarpun jumawa tidak berarti kurang sedap dipandang."

"Betul, hei anak muda, sudah kau dengar itu!? Leng Siau-thian mengatakan kejumawaanmu itu amat menawan hati ! Haaahhh ..... haaahhh..... haaahhh ..... anak muda, nampaknya aku memang tak salah memilih orang !"

Oh Put Kui segera tertawa hambar.

"kau orang tua jangan kelewat awal mengutarakan kata-kata semacam itu, ketahuilah tidak sedikit penyakit yang boanpwee miliki ......!"

Put-lo-huong-siu segera tertawa terkekeh-kekeh.

"Hanya manusia yang punya penyakit barulah memiliki watak, anak muda, aku tak bakal menyesal !"

Dari perkataan tersebut, seakan akan dia sudah menegaskan kalau Oh Put Kui sudah pasti akan menjadi penggantinya.

Oh Put Kui segera menggelengkan kepalanya berulang kali.

"Locianpwee, kau anggap boanpwee benar-benar akan menjadi penggatimu ?"

"Siapa sih yang sedang bergurau denganmu ?" Put lo-huang-siu menedlik besar.

"Tapi, tidaklah kau orang tua bertanya kepada boanpwee, bersedia, bersedia ataukah tidak."

"Haaahhh ..... haaahhh..... haaahhh ....., buat apa mesti ditanyakan lagi? Bagi kau si orang muda, apakah hal ini bukan berarti pucuk dicinta ulam tiba ?"

Mendadak Oh Put Kui mendongakan kepalanya dan tertawa terbahak-bahak.

"Haaahhh ..... haaahhh..... haaahhh ....., Ban tua anggapanmu itu keliru besar."

"Kenapa?" Put-lo-huang-siu tertegun, "Jadi kan benar-benar tidak bersedia?"

"Memang begitulah maksudku!"

Mendadak Put-lo-huang-siu melompat bangun dan melejit kehadapan Oh Put Kui, kemudian jeritnya.

"Kau berani ?"

"Mengapa boanpwee tidak berani ?"

"Kau tidak takut lohu akan memunahkan semua kepandaian silat yan kau miliki ?" Put lo-huang-siu mencoba untuk mengertak.

Oh Put Kui tertawa hambar.

"Boanpwee toh tidka menyusahi dirimu, mengapa kau orang tua hendak memusnahkan ilmu silat yang boanpwee miliki ?"

"Jika kau tidak menyanggupi permintaan lohu, ini berarti kalau telah menyalahi diriku, hei anak muda, kau jangan anggap setelah mempunyai dua orang tulang punggung maka bisa berbuat semaunya sendiri. Ketahuilah akupun sama saja tak sungkan-sungkan terhadp tay-gi maupun Thian-liong !"

Oh Put Kui tertawa.

"Boanpwee sudah tahu, guruku dan susiok memang seringkali menyinggung tentang dirimu." perkataan ini benar-benar menimbulkan perasaan gembira bagi Put-lo-Huang-siu.

Jelaslah sudah, biarpun diluarnya Put-lo Huang-siu Mengatakan akan bersikap begini begitu terhadap Tay-gi sangjin serta Tiang-liong sanjin, padahal dia merasa kagum dan hormat sekali terhadap ke dua orang tokoh persilatan tersebut.

Pelan-pelan paras muka kakek itu berubah menjadi lunak kembali, katanya kemudian sambil tertawa :

"Biarpun mereka sering menyinggung tentang diriku dihadapanmu ...."

"Suhu dan susiok bukan Cuma seringkali menyinggung tentang kau orangtua dihadapan boanpwee, bahkan berpesan kepada boanpwee agar didalam tindak-tandukku dimasa depan harus banyak belajar dari kau oarang tua."

"Sungguhkah itu ?" si kakek bertambah gembira "Wah anak muda, gurumu memang cukup memahami perasaanku."

Dalam hati kecilnya Oh Put Kui meras geli, tapi di luar dia berkata lagi :

Misteri Pulau Neraka (Ta Xia Hu Pu Qui) - Gu LongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang