0.8

384 38 13
                                    

It's the next twilight:
LUNA
0.8

Setelah aku merasa siap untuk berangkat ke sekolah aku pun keluar dari kamarku, lalu menuju ke ruang tamu.

Gerakanku terhenti saat melihat laki-laki yang sudah tidak asing lagi di mataku sedang duduk di ruang tamu dan sedang berbincang dengan kakek.

"Oh, kau sudah siap Luna? Kenapa lama sekali? Kau membuat Alpha menunggu," ucap kakek.

Aku mengernyit bingung, "kenapa Alpha disini?" Aku malah bertanya balik.

Alpha terkekeh, "maaf kalau membuatmu kaget, tapi hari ini aku ingin berangkat bersamamu, dan karena kebetulan searah jadi tidak ada salahnya kan?"

"Sudah-sudah, kalian harus cepat berangkat," ucap kakek mendorongku dan Alpha keluar dari rumah.

Astaga aku diusir oleh kakekku sendiri.

Aku melirik kearah Alpha yang entah kenapa ia terlihat senyam-senyum sendiri.

"Kenapa mendadak?" Tanyaku sambil mengikutinya masuk ke dalam mobil.

Lagi-lagi ia terkekeh, "entahlah, tadi pagi aku mendadak memikirkanmu, jadi aku memutuskan untuk menjemputmu."

"Hanya karena itu? Wow. Lalu, kenapa kau setidaknya mengabariku dulu?" Tanyaku yang masih merasa tidak cukup dengan jawabannya yang menurutku tidak penting untuk dijadikan alasan agar bisa menjemputku.

"Asal kau tahu, selama perjalanan ke rumahmu aku sudah menghubungimu berkali-kali namun tidak ada satu panggilanpun yang kau jawab," jelasnya. Yang membuatku langsung buru-buru mengecek ponselku, dan benar saja ada tiga miss call dari Alpha.

"Oh iya, maaf ponselku dalam posisi silent."

Dan itulah akhir dari percakapan kami, dan kalimat terakhirku dibalas dengan senyuman manis dari Alpha.

Tumben sekali Alpha membawa mobilnya, karena setahuku dia juga menaiki bus sekolah, yang juga sama dengan yang biasanya kunaiki.

Kalau dia menggunakan alasan ingin berangkat bersamaku, secara teknis dan logika setiap hari kita berangkat bersama karena berada di dalam satu bus yang sama, bukan?

Perjalanan cukup terasa lama karena diantara kami berdua tidak ada yang memulai percakapan, sebenarnya aku ingin bertanya sesuatu, namun melihat bibirnya yang sedari tadi tersenyum aku enggan menanyakannya karena takut senyum itu hilang untuk sekedar membalas pertanyaanku.

"Yak sudah sampai!"

Aku berdecak pelan, padahal aku masih ingin menatap senyumnya lebih lama.

"Terima kasih!" Ucapku tersenyum sembari melepaskan sabuk pengaman.

"Tentu, sama-sama. Omong-omong apa mata pelajaranmu yang pertama?" Tanya Alpha dan ia mulai turun dari mobil, aku pun ikut turun.

"Kalau tidak salah sih pelajaran kimia adalah yang pertama hari ini," jawabku mengingat-mengingat urutan jadwal pelajaranku hari ini.

Aku menoleh menatap Alpha saat mendengar dia mendengus pelan, "ah! Sayang sekali jadwal kita beda di hari ini.

Aku hanya terkekeh mendengar jawabannya yang terdengar frustasi.

LUNA : It's the Next TwilightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang