0.6

516 49 9
                                    

Entah kenapa aku kembali mengingat hal itu.

Dan itu membuatku ngeri seketika, dugaan-dugaan aneh sudah muncul dikepalaku.

Entah kenapa aku takut kalau dia adalah...

Hantu.

It's the next twilight:
LUNA
0.6

Aku mengerjapkan mataku saat merasa ada ketukan di pintu kamarku, aku bangun dari posisi tidurku lalu melihat jam di meja dan melihat ini masih pukul tiga lewat lima belas sore.

Aku berjalan perlahan kearah pintu kamarku lalu membukanya dan tubuh kakekku berdiri kokoh didepan ku.

"Ya? Ada apa kek?" tanyaku.

"Kau baru bangun?" Tanyanya balik.

Aku mengangguk lemah, "aku baru tidur siang."

"Baiklah, tapi ada banyak temanmu menunggu di depan rumah, kalau tidak salah, satu dari mereka bernama Hazel."

Aku mengernyit bingung mendengar nama Hazel, lalu otakku me reka ulang kejadian kemarin di mana saat aku dalam perjalanan pulang dengan mereka, mereka mengajakku untuk ikut dengan mereka menonton film yang baru saja keluar, reflek aku langsung menepuk jidatku pelan.

"Aku baru ingat kalau aku akan pergi dengan mereka hari ini."

"Temui mereka dulu, ajak masuk ke ruang tamu lalu kau mandi baru kau boleh pergi."

Aku mengangguk lalu melewatinya dan pergi keluar rumah.

Saat mereka melihat ku masih dengan kaos tidurku mereka langsung memutar mata mereka sepertinya sudah tau apa yang terjadi.

••

Aku sekarang baru saja keluar dari bioskop.

Lori, Hazel, Mikah dan Louis masih belum bisa berhenti membicarakan tentang film tadi, Lori dan Hazel masih ber-fangirling tentang pria tampan yang muncul di film, sedangkan Mikah dan Louis masih belum terima dengan ending-nya yang menurut mereka tidak memuaskan.

"Astaga jalan mereka lama sekali, aku sudah sangat lapar," ucap Evan ngedumel sendiri.

Aku tertawa menanggapi ucapan Evan, "ayo kita kesana," ucapku menunjuk satu kedai makanan, Evan pun mengangguk cepat yang membuatku semakin tertawa melihat kelakuannya yang seperti bocah.

Setelah sampai di tempat makan yang tadi ku tunjuk, kami pun memilih tempat duduk di dekat jendela. Evan langsung memesan banyak makanan yang bahkan aku sendiri terkejut orang seatletis Evan makan sebanyak itu.

Kami berdua menoleh kearah pintu saat lonceng kecil didekat pintu berbunyi yang menandakan bahwa pintu itu dibuka, lalu kami dapat melihat Hazel dan yang lain menatap kearah kami kesal.

"Jangan pernah tinggalkan aku kalau soal makanan!"

Aku dan Evan tertawa mendengar dengusan kesal dari Mikah, "hey, siapa yang menyuruhmu sibuk sendiri mengomel-ngomel tentang ending film tadi, aku kan jadi enggan mengajakmu makan, takut aku yang malah menjadi santapanmu."

••

Setelah kami semua selesai makan, kami langsung keluar dari tempat makan ini, karna pintu kedai ini yang memang kecil jadi kami pun berbaris untuk keluar dan aku dibarisan terakhir karena Louis tidak mau mengalah, haha.

LUNA : It's the Next TwilightWhere stories live. Discover now